Peringatan HDI 2025: Sekolah Inklusif Hadirkan Harapan bagi Anak Disabilitas

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menekankan pentingnya menjadikan sekolah sebagai lingkungan sosial yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua anak tanpa memandang kondisi fisik maupun kebutuhannya.

Peringatan HDI 2025: Sekolah Inklusif Hadirkan Harapan bagi Anak Disabilitas
Mendikdasmen Abdul Mu'ti foto bersama peraih Apresiasi Terima Kasih Gurukhu serta Penghargaan Satuan Pendidikan Ramah terhadap Penyandang Disabilitas. (Sumber: Kemendikdasmen)

RIAUCERDAS.COM, YOGYAKARTA - Pada peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2025, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menegaskan peran strategis guru dan sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang ramah dan inklusif, dengan memberikan apresiasi kepada para pendidik dan satuan pendidikan yang dinilai konsisten melayani anak-anak penyandang disabilitas secara bermutu.

Peringatan HDI 2025 digelar di Yogyakarta, Rabu (3/12/2025). Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menekankan pentingnya menjadikan sekolah sebagai lingkungan sosial yang aman, nyaman, dan inklusif bagi semua anak tanpa memandang kondisi fisik maupun kebutuhannya.

Menurut Abdul Mu’ti, budaya sekolah perlu terus dibangun agar semakin humanis dan memanusiakan seluruh insan pendidikan, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Ia juga menegaskan bahwa anak penyandang disabilitas memiliki potensi dan bakat yang sama berharganya dengan anak-anak lainnya dan perlu mendapat ruang untuk berkembang secara optimal.

Sejalan dengan itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus Kemendikdasmen, Tatang Muttaqin, menyatakan bahwa pendidikan inklusif merupakan ruh dan energi dalam ekosistem pendidikan nasional. Ia menegaskan kesetaraan layanan bagi seluruh murid tanpa kecuali sebagai nilai dasar yang harus diperjuangkan bersama.

Pada momen tersebut, Kemendikdasmen juga menganugerahkan Apresiasi Terima Kasih Gurukhu serta Penghargaan Satuan Pendidikan Ramah terhadap Penyandang Disabilitas Tahun 2025. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada guru dan sekolah yang secara konsisten menghadirkan layanan terbaik bagi murid disabilitas.

Salah satu penerima apresiasi, Novri Wahyuni, guru SLB Negeri 1 Padang, mengungkapkan rasa syukurnya. Ia menilai penghargaan tersebut sebagai dukungan bagi anak-anak didiknya yang istimewa dan memiliki kemampuan untuk berkompetisi serta berkembang sejajar dengan anak-anak lain.

Ungkapan serupa disampaikan Ariyani, guru SKH Negeri 01 Kabupaten Tangerang. Ia menegaskan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus memiliki potensi untuk mandiri, baik secara akademik maupun finansial, dan kehadiran mereka justru menjadi sumber motivasi bagi para guru.

Sementara itu, guru SLB Negeri Pembina Yogyakarta, Marlinda Alis Suyekti, menjelaskan bahwa layanan pendidikan ramah disabilitas di sekolahnya selalu diawali dengan asesmen kebutuhan murid. Melalui asesmen tersebut, guru dan tenaga kependidikan dapat memastikan layanan pendidikan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masing-masing murid.

Dari sisi murid, Muhamad Lazuardi, siswa kelas 11 SLB Negeri Pembina Yogyakarta, turut berbagi pengalamannya mengikuti berbagai kegiatan pembelajaran di sekolah, mulai dari senam hingga belajar membuat desain poster, undangan, dan surat resmi. Ia menyampaikan semangat kepada teman-temannya untuk terus giat belajar.

Apresiasi dalam peringatan HDI 2025 ini menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan inklusif tidak hanya bertumpu pada kebijakan, tetapi juga pada ketulusan, konsistensi, dan dedikasi guru serta satuan pendidikan dalam mendampingi murid penyandang disabilitas setiap hari. (rls)