Tetapkan Awal Ramadan di 11 Maret, Muhammadiyah Bakal Puasa Lebih Awal
Kalau mengacu pada Waktu Indonesia Barat atau WIB, ijtimak terjadi pada pukul 16:07:42. atau sama dengan 12:07-:42 Waktu Arab Saudi. Dimana, selisih waktu WIB dengan Arab Saudi adalah 4 jam.
RIAUCERDAS.COM - Muhammadiyah menetapkan awal ramadan 1445 hijriyah terjadi pada 11 Maret 2024. Tanggal awal ramadan 2024 ini diperkirakan bakal berbeda dengan yang pemerintah yang baru menggelar sidang isbath pada 10 Maret mendatang. Warga Muhammadiyah bakal menjalani ibadah puasa lebih awal.
Meski kemungkinan berbeda, kondisi ini dinilai tak akan menimbulkan permasalahan si masyarakat. Karena, perbedaan yang terjadi dalam penetapan awal ramadan sudah beberapa kali terjadi dan semua pihak bisa saling menghargai.
"Kami yakin, perbedaan penetapan awal ramadan ini tak menimbulkan masalah di masyarakat. Itu sudah biasa dan semua pihak akan saling menghargai. Muhammadiyah tetap akan meyakini penentuan awal ramadan dan syawal berdasarkan metode yang diterapkan selama ini," ujar Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau, Dr Hendri Sayuti, M.Ag, Jumat (8/3/2024).
Dijelaskan dia, pemerintah biasanya menetapkan awal ramadan dengan metode rukyat hilal. Ketentuannya, hilal harus di atas 3 derajat. Sementara, Muhammadiyah berpedoman pada hasil hisab hakiki wujudul hilal.
Hasil hisab hakiki wujudul hilal ini, tambah Hendri, dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah berlandaskan pada sains dan syariah.
Hendri menjelaskan, metode hisab hakiki berpatokan pada gerak matahari dan bulan pada kondisi faktual. Dalam metode ini, gerak dan posisi bulan dihitung cermat agar mendapatkan gerak dan posisi yang sebenarnya.
Sementara, wujudul-hilal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pada saat matahari terbenam, bulan belum terbenam. Dengan kata lain, terbenamnya matahari lebih cepat dibanding bulan, berapapun selisih waktunya.
Dalam konsep hisab hakiki wujudul hilal, penetapan bulan baru harus sudah memenuhi tiga kriteria sekaligus. Yaitu, sudah terjadi ijtimak atau konjungsi antara bulan dan matahari. Ijtimak tersebut terjadi sebelum matahari terbenam.
Kriteria ketiga matahari terbenam, namun bulan belum terbenam. Dengan kata lain, posisi bulan masih berada di atas ufuk. Jika ketiga kriteria terpenuhi, papar Hendri, maka bisa dikatakan hilal sudah wujud. Bulan baru kamariah sudah masuk sejak matahari terbenam.
Akademisi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim ini menegaskan bahwa PP Muhammadiyah telah menetapkan bahwa ketiga kriteria tersebut telah terpenuhi. Itulah yang menjadi alasan Muhammadiyah memulai awal ramadan pada 11 Maret 2024.
Dijelaskannya, Ijtimak jelang bulan Ramadan terjadi pada hari Minggu (10/3/2024) pukul 16:07:42 WIB. ljtimak ini terjadi pada momen yang sama untuk seluruh muka bumi. Hanya saja tetap tergantung pada jam di tempat bersangkutan.
Kalau mengacu pada Waktu Indonesia Barat atau WIB, ijtimak terjadi pada pukul 16:07:42. atau sama dengan 12:07-:42 Waktu Arab Saudi. Dimana, selisih waktu WIB dengan Arab Saudi adalah 4 jam.
Dengan ijtimak ini, kriteria pertama sudah terpenuhi. Kemudian, dilakukan pengujian pada kriteria kedua dan ketiga. Kriteria kedua dengan mudah diketahui, karena kalau ijtimak terjadi pada pukul 16:07:42 WIB, dapat dipastikan terjadi sebelum terbenam matahari pada hari dan tanggal tersebut. Terbenamnya matahari di Yogyakarta pada hari itu adalah pukul 17:55:25 WIB.
Sementara, kriteria ketiga juga sudah terpenuhi berdasarkan perhitungan tersebut. Dimana, saat matahari terbenam, di Yogyakarta tanggal 10 Maret 2024 itu posisi bulan masih di atas ufuk dengan ketinggian 00° 56' 28". Ini berarti pada saat matahari terbenam, bulan belum terbenam jadi hilal sudah wujud.
Melihat kondisi tersebut, ketiga kriteria yang diperlukan dalam penetapan awal ramadan sudah terpenuhi. Kemudian, ditetapkanlah tanggal 1Ramadan 1445 H dimulai pada saat terbenamnya matahari di tanggal 10 Maret 2024. Keesokan harinya, atau 11 Maret 2024 ditetapkan menjadi awal ramadan 1445 H.
Selain ramadan, PP Muhammadiyah juga sudah menetapkan bahwa 1 Syawal jatuh pada tanggal 10 April 2024 mendatang. Sayuti menyampaikan adanya kemungkinan penetapan 1 Syawal oleh Muhammadiyah akan sama dengan pemerintah.
Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Dr Saidul Amin MA yang turut hadir mendampingi Ketua PW Muhammadiyah menyampaikan bahwa putusan awal ramadan akan dipatuhi oleh seluruh amal usaha Muhammadiyah. Termasuk UMRI yang menjadi salah satu amal usaha. (*)
What's Your Reaction?