Memaknai Hari Mangrove Sedunia dengan Mengenalkan Ekosistem di Lingkungan Pendidikan dan Anak-anak
Kegiatan konservasi mangrove ini tidak berjalan mulus tentunya ada pro dan kontra dari masyarakat yang tinggal di sekitar ekosistem mangrove.
HARI mangrove sedunia yang di tetapkan UNESCO sejak tahun 2015 dan diperingati setiap tanggal 26 Juli setiap tahunnya bertujuan untuk pentingnya ekosistem mangrove bagi semua kehidupan. Dengan semangat itu, Yayasan Mitra Insani (YMI) dan Yayasan Pesisir Lestari (YPL) menjadikan kabupaten Indragiri Hilir melalui 6 desa dari 2 kecamatan menjadi fokus program intervensi pengelolaan mangrove berkelanjutan berbasis masyarakat.
Kegiatan konservasi mangrove ini tidak berjalan mulus tentunya ada pro dan kontra dari masyarakat yang tinggal di sekitar ekosistem mangrove. Menurut Siti Masfiroh sebagai fasilitator desa dalam program YMI dan YPL, di awal program tentu tidak mudah merubah pola yang sudah ada di lingkungan masyarakat yang selama berjalan. "Tentunya kami punya cara tersendiri dan pendekatan yang intensif baik di masyarakat dan di pemerintahan desa sebagai pengambil kebijakan dalam menerbitkan peraturan untuk melindungi ekosistem mangrove," kata dia Selasa (26/7/2022).
Siti juga melakukan program pendekatan di lingkungan pendidikan. Seperti di sekolah-sekolah yang berada di Desa Igal Kecamatan Mandah dengan memberikan transformasi pengetahuan mengenal mangrove berikut potensi dan juga ancaman dan bencana yang ditimbulkan jika dalam pengelolaannya tidak bijak.
Serta pengetahuan sumber penambahan ekonomi melalui Hasil Hutan Bukan kayu (HHBK) seperti pengolahan daun dan buah mangrove menjadi produk makanan dan minuman. Menurut Siti, anak-anak yang tinggal berada di kawasan ekosistem mangrove adalah generasi penerus yang akan mewarisinya. "Agar mangrove tetap terjaga kami berusaha memberikan pemahaman mengenai mangrove dengan belajar bersama dengan adik-adik di Desa Igal ini," kata Siti.
Kegiatan YMI dan YPL ini sudah dimulai sejak bulan Agustus tahun 2021 hingga saat ini. Kegiatan konservasi mangrove menjadikan kabupaten Indragiri hilir karena memiliki kawasan mangrove yang terluas di Riau. Kabupaten Inhil memiliki luas sekitar 127.000 hektar (BPDASHL Indragiri-Rokan 2021).
Menurut Herbet sebagai Direktur YMI, capaian program yang diinginkan adalah masyarakat di sekitar ekosistem mangrove di Inhil mampu menjaga hutan bakau yang ada dan memiliki pengetahuan bagaimana merestorasi (pembibitan, penamaan kembali) dan mampu memperbaiki sumber-sumber ekonomi secara berkelanjutan yang dihasilkan dari ekosistem mangrove. Seperti udang, kepiting, ikan pucuk, nipah dan hasil pertanian seperti perkebunan kelapa dan sagu. (mid)
What's Your Reaction?