LPB Muhammadiyah Riau Gelar Pelatihan Psikososial Kebencanaan, Ini Tujuannya

Secara khusus hasil yang diharapkan adalah peserta dapat memahami dampak psikososial dari suatu bencana. Peserta juga diharap memiliki keterampilan untuk melakukan asesmen psikososial dan teknik pendampingan.

Jul 25, 2022 - 22:22
Jul 25, 2022 - 23:18
 0
LPB Muhammadiyah Riau Gelar Pelatihan Psikososial Kebencanaan, Ini Tujuannya
Peserta Pelatihan Psikososial Kebencanaan yang ditaja oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau.

SEJUMLAH anggota Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) atau MDMC se-Sumatera berkumpul di Riau pada tanggal 22 sampai 24 Juli kemarin. Kedatangan para relawan itu untuk mengikuti Pelatihan Psikososial Kebencanaan yang ditaja oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau.


"Secara khusus hasil yang diharapkan adalah peserta dapat memahami dampak psikososial dari suatu bencana. Peserta juga diharap memiliki keterampilan untuk melakukan asesmen psikososial dan teknik pendampingan," tutur Ketua Panitia, Razali S.Ikom dalam rilis tertulisnya, Senin (25/7/2022).


Dijelaskannya, berbagai bencana di sejumlah tempat tak jarang menimbulkan korban dalam jumlah yang besar. Bencana itu bisa dipicu perubahan iklim global yang mengakibatkan banjir maupun kekeringan, gerakan patahan bumi yang mengakibatkan gempa bumi dan tsunami, penebangan liar yang berakibat tanah longsor serta bencana  konflik dan terorisme. 


Setiap tahun, ribuan orang meninggal dunia. Ratusan ribu yang lain kehilangan kehidupan mereka akibat bencana. Sementara, banyak korban yang selamat menderita sakit dan cacat. Rumah, tempat kerja, ternak, dan peralatan menjadi rusak atau hancur. 


Korban-korban itu juga mengalami dampak psikologis akibat bencana. Misalnya, ketakutan, kecemasan akut, perasaan mati rasa secara emosional, dan kesedihan yang mendalam. "Bagi sebagian penyintas, dampak ini memudar dengan berjalannya waktu. Tapi untuk banyak orang lain, bencana memberikan dampak psikologis  jangka panjang," terang Razali. 


Dia mencontohkan, dampak psikologis jangka panjang yang bisa terjadi dan terlihat jelas adalah depresi dan psikosomatis atau keluhan fisik yang diakibatkan oleh masalah psikis. Ada juga dampak tidak langsung, berupa konflik, hingga perceraian. 

 
Dalam hal kebencanaan, kondisi psikologis dapat mengganggu seseorang karena mengancam keselamatan jiwa dan menyebabkan hilangnya mata pencaharian.


Ketidakseimbangan kondisi psikologis tersebut, tampak dari gejala-gejala seperti syok, mimpi buruk, sulit konsentrasi, cemas, waspada secara berlebihan, dan perasaan tidak aman. Selain itu, penyintas juga bisa mengalami kesedihan mendalam, merasa hampa serta tak berdaya, dan enggan bergaul. 


"Gejala psikis itu tak bisa dibiarkan berlarut-larut. Para penyintas harus dibantu supaya pulih kesehatan mentalnya," tambahnya. Untuk membantu para penyintas, maka pelatihan ini mendorong peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam psikososial bencana.  

Dalam Laporan Ketua LPB Muhammadiyah Riau oleh M. Anwar Siregar, SH., mengatakan bahwa peserta nantinya diharapkan mampu untuk mengelola informasi di masa tanggap darurat. “Melalui pelatihan ini, relawan atau personil Lembaga Kebencanaan dan Relawan Muhammadiyah se-Sumatera baik di tingkat wilayah, daerah dan AUM akan memiliki kemampuan dalam penanganan psikososial bencana secara tersistem dan teratur,” ujarnya. 

Dalam prosesnya nanti, pelatihan ini diharapkan juga mampu membangun sinergitas kebijakan, program dan aksi antar Lembaga Kebencanaan dan Relawan Muhammadiyah se-Sumatera. Khususnya dalam memberikan dukungan psikososial bagi penyintas bencana.

Instruktur atau pemateri dalam Pelatihan ini oleh Zakaria Ahmad serta Tim dari Maharesigana Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serta Agus Widianto dari LPB PP Muhammadiyah. Materi pelatihan menitik beratkan pada kesiapan dan respon relawan terhadap Dampak Psikososial Kebencanaan, Manajemen Penanggulangan Bencana serta Dasar-dasar Intervensi Psikososial. 

Lain dari itu, ada disampaikan pula materi tentang Asesmen Psikososial, Simulasi Asesmen Psikososial, Teknik Pendampingan dan Fasilitasi, Merancang dan Melakukan Intervensi Psikososial, Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut serta Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan OMOR. 
 

Dalam pengarahan Ketua LPB PP Muhammadiyah oleh H. Budi Setiawan, pada pembukaan pelatihan ditekankan kepada semua peserta dan relawan se-Indonesia untuk tetap membangun dan memberdayakan seluruh potensi kader atau relawan Muhammadiyah dalam hal kemanusiaan. 

“Saya meminta, agar seluruh potensi kader/relawan Muhammadiyah dimanapun agar senantiasa melakukan penguatan kelembagaan serta sumberdayanya. Hal ini penting melihat potensi kebencanaan di setiap kejadian menuntut kehadiran Muhammadiyah sebagai lini terdepan dalam hal kemanusiaan” jelasnya. 


Dalam sambutan Wakil Ketua PW Muhammadiyah Riau oleh H. Abunawas, berharap seluruh peserta pelatihan dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan serta mewujudkan seluruh ilmu yang telah dimiliki dalam membantu sesama guna mewujudkan Islam Rahmatan lil Alamin. Aksi dan peran LPB Muhammadiyah di Riau, telah dirasakan oleh lapisan masyarakat yang ditandai dengan kepercayaan beberapa komponen masyarakat,  dunia usaha, lembaga sosial dan pemerintah. 

“Kehadiran kita seluruh peserta di pelatihan ini merupakan kesempatan yang sangat berharga, maka amanah ini hendaknya dilaksanakan dengan sepenuh hati sehingga seluruh ilmu yang diterima nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari” tegasnya.

Sebagai instruktur/pemateri dalam pelatihan ini disampaikan oleh Bapak Zakaria, Indra Ferry serta Tim dari  Maharesigana Universitas Muhammadiyah Malang serta Agus Widiantodari MDMC/LPB PP Muhammadiyah. 

Hadir dalam kegiatan tersebut, unsur dari Dinas Sosial Provinsi Riau, Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Badan Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kota Pekanbaru, Rektor dan Wakil Rektor UMRI, Klinik Pratama UMRI dan Aisyiyah, Perwakilan Bank Riau Kepri, serta sejumlah Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah se-Kota Pekanbaru. 

Sementara, peserta berasal dari LPB PW Muhammadiyah Sumatera Utara 3 orang, LPB PW Muhammadiyah Sumatera Barat 6 orang, LPB PW Muhammadiyah Riau 6 orang, LPB PW Muhammadiyah Jambi  2 orang dan LPB PW Muhammadiyah Bengkulu  12 orang. 


"Lalu, LPB PW Muhammadiyah Sumatera Selatan 5 orang, LPB PW Muhammadiyah Lampung 4 orang, LPB PD Muhammadiyah se-Riau  4 orang serta 17 orang guru BK SLTA Muhammadiyah se-Riau," tutup Razali. (rls)
 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Hendra Moderator, penulis