SPMB SMA Riau: Sekolah Favorit Masih Jadi Incaran, Kepala Bidang SMA Harapkan Kebijakan Lebih Fleksibel

Sebagai solusi, Nasrol menyarankan agar ke depannya penerimaan murid baru di beberapa sekolah bisa lebih awal dan disamakan polanya seperti SMAN Plus. Jika memungkinkan secara regulasi, kebijakan ini bisa diterapkan untuk meminimalisasi gejolak di masyarakat.

Jun 26, 2025 - 21:13
 0
SPMB SMA Riau: Sekolah Favorit Masih Jadi Incaran, Kepala Bidang SMA Harapkan Kebijakan Lebih Fleksibel
Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Riau, Nasrol Akmal.

RIAUCERDAS.COM, PEKANBARU – Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Riau, Nasrol Akmal, M.Ed, menyebutkan bahwa proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMA di Riau tahun ini berlangsung sama seperti sebelumnya. Sekolah-sekolah favorit seperti SMAN 8 Pekanbaru, SMAN 1 Pekanbaru, SMAN 5 Pekanbaru, dan SMAN 4 Pekanbaru tetap menjadi incaran utama para pendaftar.

“Animo masyarakat untuk bersekolah di sekolah-sekolah berprestasi memang sangat tinggi. Namun, ketersediaan kelas di sekolah-sekolah tersebut terbatas,” ungkap Nasrol Akmal. Ia menjelaskan bahwa dalam satu kelas hanya mampu menampung 36 siswa. Selain itu, pihaknya tidak bisa begitu saja menambah ruang kelas baru karena lahan di sekolah-sekolah tersebut sudah tidak memadai. "Ini kerap menjadi polemik setiap tahun,” ujarnya.

Sebagai solusi, Nasrol menyarankan agar ke depannya penerimaan murid baru di beberapa sekolah bisa lebih awal dan disamakan polanya seperti SMAN Plus. Jika memungkinkan secara regulasi, kebijakan ini bisa diterapkan untuk meminimalisasi gejolak di masyarakat.

Kepada para orang tua, ia mengingatkan agar memahami bahwa pendidikan di tingkat SMA adalah tahap untuk mempersiapkan anak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. “Jangan hanya terpaku di sekolah negeri. Swasta pun bisa menghantarkan anak menuju kampus impian. Semua sekolah sudah cukup berkualitas,” tegasnya.

Ia juga menekankan bahwa jarak domisili bukanlah faktor utama diterima atau tidaknya siswa. Nilai akademik tetap menjadi penentu utama, sehingga kedekatan jarak rumah ke sekolah tidak menjamin kelulusan.

Selain itu, persoalan sertifikat prestasi non-akademik seperti olahraga juga harus diperhatikan. Pengujian harus berjenjang dan sesuai ketentuan. Begitu juga jalur tahfiz, di mana sertifikat harus diterbitkan langsung oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ).

Nasrol Akmal berharap pemerintah pusat lebih jeli dan bijak dalam membuat regulasi pendidikan agar sesuai kondisi masing-masing daerah. Dengan begitu, kebijakan baru yang dibuat tidak menimbulkan masalah di tengah masyarakat. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow