Pengajian dan Silaturahmi Hadirkan Wamen Perlindungan Pekerja Migran
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau menggelar Pengajian Ramadan 1446 H dan Silaturahmi Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Riau pada tanggal 7-9 Maret. Kegiatan yang dipusatkan di kampus Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) itu menghadirkan sejumlah tokoh.

RIAUCERDAS.COM, PEKANBARU - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau menggelar Pengajian Ramadan 1446 H dan Silaturahmi Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Riau pada tanggal 7-9 Maret. Kegiatan yang dipusatkan di kampus Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) itu menghadirkan sejumlah tokoh.
Di antara yang dijadwalkan hadir yaitu Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran RI, Dzulfikar Ahmad Tawalla selaku pembicara kunci. Lalu, Kapolda Riau, Irjen Pol Mohammad Iqbal serta Danrem 031/ Wira Bima Brigjen TNI Sugiyono. Sementara, Gubernur Riau diwakili oleh Zubir dari Dinas Pendidikan Riau.
Dr Baidarus selaku ketua panitia menyampaikan, materi-materi juga akan disampaikan dari Baznas dan PWM. Peserta yang hadir 155 dari target 218 orang. Kebanyakan pimpinan cabang tidak bisa hadir karena beberapa alasan. Di antaranya karena ada jadwal sebagai penceramah dan ada pula yang kebanjiran.
"Semua biaya pelaksanaan atas anggaran UMRI. Kami dari UMRI memang menganggarkan dana untuk pengajian ramadan. Tahun-tahun ke depan, anggaran ini akan terus diadakan. UMRI ingin meraih berkat dari punggawa persyarikatan," ujarnya.
Dia berharap, dengan langkah ini UMRI bisa maju dan persyarikatan pun maju. Termasuk amal usaha Muhammadiyah lainnya juga bisa terus berkembang. "Semoga Allah memberi kekuatan pada kita menggerakkan persyarikatan ini dimanapun berada," papar Baidarus.
Sementara, Ketua PWM Riau, Dr Hendri Sayuti, SAg menyampaikan, ada tiga poin yang ingin diperkuat lewat pengajian ini. Dimana, Muhammadiyah terus bergerak dan berkembang. Problematika pun semakin komplek. "Maka tidak ada kata lain yaitu meneguhkan ideologi Muhammadiyah," ujarnya.
Kalau mau dikonkritkan lagi, bagaimana posisi Muhammadiyah di tengah banyaknya pergerakan dakwah. Terutama di Riau. Sebab, setiap pengajian bahkan pertemuan acara nasional, isu ideologi dan posisi Muhammadiyah jadi sentral.
Ada pergerakan yang pelan tapi terus menerus untuk mengambil alih peran Muhammadiyah. Bahkan, masjid Muhammadiyah ada yang diambil alih. Tapi, untuk Riau, pihaknya mengakui belum ada gambaran yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap ideologi lain yang memakai aset Muhammadiyah untuk mensyiarkan gerakannya.
"Apakah ini karena faktor eksternal begitu kuat sehingga pertahanan kita dianggap tidak cukup. Atau memang kita sendiri yang tidak percaya atau ragu terhadap ideologi dan gerakan Muhammadiyah," ujarnya.
Dengan peneguhan ideologi secara terus menerus, Hendri yakin, gerakan eksternal itu bisa dieliminir. Bahkan bisa dikembalikan ke garis gerakan Muhammadiyah.
Kedua, yaitu meneguhkan cabang dan ranting Muhammadiyah. Untuk melihat perkembangan Muhammadiyah di suatu negeri, maka lihatlah kondisi amal usahanya. Tetapi, megahnya amal usaha jangan dilihat dari gedung atau fisik. Tapi bagaimana ideologi Muhammadiyah makin kuat di cabang dan ranting.
Ketiga, pengajian ini juga untuk penguatan ekonomi. Mudah-mudahan cabang mampu meneguhkan penguatan ekonomi di wilayahnya masing-masing. Melalui forum ini, PWM ingin mendapat informasi tentang potensi ekonomi yang dapat dikelola bersama.
Sementara Zubir yang hadir mewakili Gubernur Riau berterima kasih atas kontribusi Muhammadiyah sangat besar. Khususnya di bidang pendidikan. Dengan adanya Muhammadiyah, Riau sangat terbantu mengembangkan pendidikan di dasar, menengah, dan tinggi.
Organisasi Muhammadiyah yang banyak menyediakan fasilitas pendidikan sangat membantu mewujudkan generasi berilmu, berakhlak mulia dan mampu meningkatkan dirinya. (*)
What's Your Reaction?






