Kemendikdasmen Percepat Pemulihan Pendidikan Pascabanjir di Aceh Singkil dan Subulussalam
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mempercepat pemulihan layanan pendidikan pascabanjir di Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil melalui penyaluran bantuan darurat serta pemetaan kebutuhan satuan pendidikan. Total bantuan yang disalurkan mencapai Rp450 juta guna memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan di tengah kondisi kedaruratan.
RINGKASAN BERITA :
- Bantuan darurat senilai Rp450 juta disalurkan untuk 52 satuan pendidikan terdampak banjir.
- Pembelajaran tetap berjalan melalui tenda darurat, school kit, dan opsi pembelajaran alternatif.
- Tahap pemulihan disiapkan melalui pendataan detail sebagai dasar rehabilitasi sarana pendidikan.
RIAUCERDAS.COM, ACEH - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus mengintensifkan upaya pemulihan layanan pendidikan pascabanjir di wilayah Sumatra, khususnya di Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil. Langkah ini dilakukan guna memastikan hak peserta didik tetap terpenuhi meskipun berada dalam situasi bencana.
Hingga saat ini, Kemendikdasmen telah menyalurkan berbagai bantuan darurat berupa tenda belajar, 1.005 school kit, serta bantuan dana pendidikan dengan total nilai Rp450 juta.
Bantuan tersebut disalurkan ke Kota Subulussalam sebesar Rp215 juta untuk 28 satuan pendidikan yang meliputi 11 PAUD, 14 SD, dan 3 SMP. Sementara itu, Kabupaten Aceh Singkil menerima bantuan Rp235 juta untuk 24 satuan pendidikan yang terdiri atas 5 PAUD, 13 SD, dan 6 SMP.
Kepala Sekolah SDN Jabi-Jabi, Sabariah, mengungkapkan rasa syukur atas perhatian pemerintah pusat terhadap sekolahnya yang terdampak banjir cukup parah. Ia berharap bantuan yang diberikan dapat berlanjut pada solusi jangka panjang.
“Sekolah kami sebelumnya terendam lumpur hingga 1,5 meter. Bantuan ini sangat membantu, dan kami berharap ke depan ada relokasi agar kegiatan belajar mengajar lebih aman,” ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Singkil, Amran Ramli. Menurutnya, kehadiran langsung perwakilan Kemendikdasmen memberikan motivasi bagi sekolah dan peserta didik.
Ia menyebut para siswa di SDN Ujung Bawang sangat antusias menerima school kit, sementara orang tua murid menyambut positif dukungan pemerintah.
Asisten II Bupati Aceh Singkil, Yusfitar, turut menyampaikan terima kasih atas perhatian Kemendikdasmen. Ia mendorong agar pembangunan sarana pendidikan ke depan memperhatikan aspek mitigasi bencana.
“Pembangunan sekolah yang lebih adaptif, seperti gedung bertingkat, sangat penting agar proses belajar tetap berjalan saat banjir terjadi,” katanya.
Staf Khusus Mendikdasmen Bidang Manajemen dan Kelembagaan, Didik Suhardi, menjelaskan bahwa penanganan dampak bencana dilakukan melalui dua tahapan, yakni tanggap darurat dan pemulihan.
Pada tahap awal, Kemendikdasmen memastikan layanan pendidikan tetap berlangsung melalui pembelajaran daring atau kelas sementara di tenda darurat.
“Anak-anak harus tetap belajar dan berinteraksi untuk mengurangi trauma pascabencana. Setelah itu, kami melakukan pendataan menyeluruh sebagai dasar rehabilitasi sarana pendidikan,” jelas Didik.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Diyah Puspitarini, turut mengapresiasi respons cepat Kemendikdasmen dalam menjamin hak pendidikan anak di situasi darurat. Menurutnya, langkah ini menunjukkan komitmen negara dalam melindungi anak-anak terdampak bencana.
Ke depan, Kemendikdasmen menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan guna memastikan keberlanjutan layanan pendidikan, sekaligus memperkuat kesiapsiagaan satuan pendidikan dalam menghadapi potensi bencana di masa mendatang.(*)