Pakai Sistem Swakelola, Disdik Riau Tak Mau Gegabah Jalankan Program DAK Fisik

Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau mengaku tak mau gegabah menjalankan program-program yang dibiayai lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik tahun 2022. Pasalnya, ada perubahan pola pengerjaan program DAK fisik tahun ini dibandingkan 2021 lalu.

Apr 12, 2022 - 18:21
 0
Pakai Sistem Swakelola, Disdik Riau Tak Mau Gegabah Jalankan Program DAK Fisik
Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Riau, Aristo M.Pd

DINAS Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau mengaku tak mau gegabah menjalankan program-program yang dibiayai lewat Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik tahun 2022. Pasalnya, ada perubahan pola pengerjaan program DAK fisik tahun ini dibandingkan 2021 lalu.


"DAK mulai tahun ini dikerjakan dengan beberapa tipe yang sifatnya seperti swakelola. Tidak lagi bersifat kontraktual seperti tahun lalu," ujar Kepala Bidang SMA Disdik Riau, Aristo M.Pd, Senin (11/4/2022).


Ada empat tipe swakelola yang dapat dipilih oleh Disdik. Pertama yaitu tipe swakelola yang ditangani oleh Disdik langsung. Dimana Disdik membentuk tim perencana, tim pelaksana dan tim pengawas di internal sekolah dan di internal SKPD. Tapi tidak melalui mekanisme lelang.


Kemudian, swakelola tipe kedua yaitu melibatkan instansi pemerintah lainnya. "Kerja sama itu dengan badan khusus yang mempunyai keahlian tertentu yang dibutuhkan," tutur Aristo. Selanjutnya swakelola tipe ketiga melibatkan organisasi masyarakat (ormas). Terakhir, swakelola tipe keempat yaitu melibatkan kelompok masyarakat.


"Untuk tipe keempat ini, penafsirannya bukan harus dikerjakan oleh komite sekolah. Tapi bisa juga oleh masyarakat setempat yang telah punya legalitas," katanya.


Aristo menyebut, harus didudukkan dulu tipe mana yang akan mereka terapkan. Sehingga tidak menjadi masalah di kemudian hari. Apalagi, ada banyak perubahan regulasi dalam pelaksanaan DAK fisik tahun ini. Misalnya, konsultan yang kini diganti dengan fasilitator dan boleh direkrut perorangan. "Jadi tidak harus dilakukan oleh perusahaan konsultan seperti yang sudah biasa dilakukan," ungkapnya.


Biaya untuk fasilitator pun khusus. Artinya, tidak masuk dalam dana pembangunan yang diawasinya. Mereka nanti direkrut sesuai dengan keahliannya. Tentu dibuktikan dengan latar belakang personalnya masing-masing. Terkait fasilitator itu, Aristo menyebut bisa jadi satu orang menangani beberapa proyek yang jaraknya berdekatan dalam satu daerah. 


Ditambahkan dia, jelang menjalankan DAK ini, Disdik sudah melakukan survei lapangan untuk mengetahui kondisi sekolah calon penerima. Tim survei akan mencari tahu apakah sekolah tersebut memiliki lahan untuk pembangunan atau tidak. Kemudian, untuk mengetahui legalitas lahannya agar kelak tidak menimbulkan masalah.


Aristo tak menampik, ada masalah lain yang didapat di lapangan. Karena ternyata ada pihak sekolah yang menolak mengerjakan program DAK secara langsung. Penolakan itu datang terutama dari kepala sekolah yang baru menjabat atau yang jumlah bangunan di sekolahnya banyak.


"Dalam minggu ini diharapkan sudah ditetapkan tipe yang ajan dipakai. Atau bisa juga tiap sekolah, berbeda tipe-tipenya. Kemudian, akan dilakukan juga perekrutan fasilitator secara kolektif. "Target bulan April ini juga program DAK 2022 sudah mulai dikerjakan," kata Aristo. (*)


 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Hendra Moderator, penulis