Swakelola DAK Fisik Bisa Libatkan Ormas, Disdik Riau Cari Cara yang Mudah dan Aman

Pola pengerjaan pengadaan fisik itu dibagi menjadi empat tipe yang semuanya pakai sistem swakelola. Tipe pertama, Disdik dapat menunjuk tenaga yang mengerjakan, tipe kedua oleh sekolah, tipe ketiga oleh organisasi masyarakat (Ormas) dan tipe terakhir oleh kelompok masyarakat.

Apr 12, 2022 - 18:57
 0
Swakelola DAK Fisik Bisa Libatkan Ormas, Disdik Riau Cari Cara yang Mudah dan Aman
Kepala Dinas Pendidikan Riau, Kamsol.

KEPALA Dinas Pendidikan Provinsi Riau, DR Kamsol mengakui program Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun ini mengalami keterlambatan. Pasalnya, Disdik baru menerima petunjuk teknis (Juknis) di akhir Maret 2022.


"Setelah terima Juknis di akhir Maret, anggaran sudah pasti, baru kita lakukan penyesuaian anggaran. Jadi penyesuaikan anggaran baru dilakukan di awal April," tuturnya, Selasa (12/4/2022). Namun, tahun ini ada perubahan regulasi terkait pelaksanaan DAK tersebut.


Komponen DAK memang masih sama seperti tahun sebelumnya. Selain pengadaan fisik, juga ada pengadaan peralatan dan pengadaan peralatan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK). Namun, tahun 2022, prioritas lebih kepada fisik. Jumlahnya sekitar 60-70 persen.


Pola pengerjaan pengadaan fisik itu dibagi menjadi empat tipe yang semuanya pakai sistem swakelola. Tipe pertama, Disdik dapat menunjuk tenaga yang mengerjakan, tipe kedua oleh sekolah, tipe ketiga oleh organisasi masyarakat (Ormas) dan tipe terakhir oleh kelompok masyarakat.


Kamsol menerangkan, Disdik bebas memilih tipe yang akan dipakai. Tentunya disesuaikan dengan kondisi yang ada. Mana yang lebih mudah dan aman.


"Memang sampai saat ini semuanya masih abu-abu Juknis yang cepat untuk pelaksanaannya. Kemudian, jumlah anggarannya juga belum mix dengan kondisi di SMA dan SMK. Di SMK alokasinya sedikit, anggarannya lebih. Di SMA, alokasinya banyak tapi anggarannya kurang," tutur Kamsol.


Hal lain yang perlu dipikirkan adalah, program DAK tidak jadi "bancakan" Ormas tertentu. Apalagi dalam Juknis tidak terperinci menjelaskan terkait tipe swakelola oleh Ormas tersebut seperti apa. 


"Dia hanya menyebutkan secara umum saja. Ada empat tipe, tapi petunjuknya belum jelas. Jadi kita yang mendesainnya sendiri lebih detail," tutur Kamsol. Makanya, Disdik perlu menentukan tipe mana yang harus dipilih. 


Ditambahkannya, kementerian masih melakukan sosialisasi terkait hal itu. Disdik juga belum melakukan sosialisasi karena bidang teknis terkait masih mencari pola yang tepat dan pasti. "Saya berharap mereka juga berkoordinasi dengan provinsi lainnya. Dirembug bersama supaya ada solusi bersama," kata dia.


Menurut dia, harus jelas bagaimana jika tipe satu dijalankan. Bagaimana fungsi fasilitator dan sebagainya. Hal itu mesti diperjelas. Apalagi, waktu berjalan terus. Kamsol mengaku khawatir, meski tidak ada anggaran yang terlalu besar, pekerjaan tak selesai tepat waktu.


"Kita berharap bidang-bidang melakukan koordinasi yang intens supaya DAK dilakukan secara tuntas. Anggaran yang disalurkan bisa terserap dengan baik hingga akhir tahun," tuturnya. Semua provinsi menurutnya masih melakukan koordinasi terkait hal itu. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Hendra Moderator, penulis