114 Guru Ikuti Pelatihan Calon Fasilitator Pembelajaran Mendalam di Riau

Untuk melakukan pendampingan di sekolah sasaran, BGTK tidak menganggarkan biaya menginap maupun transportasi jarak jauh. Karena itu, Disdik kabupaten/kota diminta hanya mengirim peserta yang lokasinya dekat dengan titik pelatihan (locus).

Jul 8, 2025 - 17:37
Jul 8, 2025 - 17:39
 0
114 Guru Ikuti Pelatihan Calon Fasilitator Pembelajaran Mendalam di Riau
Foto bersama peserta ToT Calon Pengajar Pembelajaran Mendalam yang diselenggarakan Balai Guru dan Tenaga Kependidikan Provinsi Riau, Selasa (8/7/2025).

RIAUCERDAS.COM, PEKANBARU – Sebanyak 114 guru dari berbagai kabupaten/kota di Riau mengikuti Training of Trainer (ToT) Calon Pengajar Pembelajaran Mendalam Angkatan 2 yang digelar Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (BGTK) Provinsi Riau. 

Kegiatan ini berlangsung sejak 8 hingga 13 Juli 2025 di dua lokasi berbeda: 64 orang di Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP), dan 50 lainnya di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Riau.

Ketua panitia pelaksana, Zufirwan SE, menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan mempersiapkan fasilitator yang akan mendampingi pelaksanaan Pembelajaran Mendalam yang mulai diterapkan bulan Agustus mendatang. 

Nantinya, para fasilitator akan membuka dua kelas di daerah masing-masing dan mendampingi guru di sekolah sasaran selama tiga bulan penuh.

“Peserta merupakan usulan dari Dinas Pendidikan kabupaten/kota. Mereka sudah harus memenuhi syarat. Jika tidak, terpaksa kami pulangkan,” tegas Zufirwan.

Sementara, Kepala BGTK Riau, Reisky Bestary SPd MPd, menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk mencetak fasilitator yang dapat mendampingi guru secara langsung di lapangan terkait Pembelajaran Mendalam. Namun khusus untuk kepala sekolah, pendampingan hanya bisa dilakukan oleh sesama kepala sekolah atau pengawas sekolah, sesuai petunjuk teknis dari pemerintah pusat.

"Jadi untuk kepala sekolah, fasilitator tidak boleh dari kalangan guru. Karena, guru hanya boleh menjadi fasilitator untuk sesama guru. Sementara, khusus kepala sekolah, fasilitator harus berlatar kepala sekolah atau pengawas sekolah," katanya.

Dia juga menjelaskan, dalam pelaksanaan program ToT ini, banyak mendapat pesan dari sejumlah pihak di daerah. Dimana, ada yang mempertanyakan kenapa rekrutmen calon fasilitator tidak dilakukan terbuka. Bahkan ada yang mengirimkan contoh dari UPT provinsi lain yang menerapkan rekrutmen terbuka.

Menurut dia, rekrutmen fasilitator di Riau dilakukan tertutup berdasarkan rekomendasi Disdik kabupaten/kota. Meski mendapat pertanyaan dari berbagai pihak soal keterbukaan rekrutmen, BGTK menegaskan bahwa hal itu sesuai kebijakan karena setiap daerah sudah ditetapkan locus-nya.

Dijelaskan dia, selama pelatihan, peserta akan menjalani In-Service Training (IN-1) selama lima hari, lalu dilanjutkan dengan On Job Training dan In-Service Training ke-2 (IN-2) selama empat hari di sekolah sasaran.

Untuk melakukan pendampingan di sekolah sasaran, BGTK tidak menganggarkan biaya menginap maupun transportasi jarak jauh. Karena itu, Disdik kabupaten/kota diminta hanya mengirim peserta yang lokasinya dekat dengan titik pelatihan (locus). Dimana, BGTK hanya menanggung transportasi lokal dan honorarium peserta.

“Peserta tidak akan menginap di lokasi sekolah sasaran. Kecuali di wilayah terpencil seperti Kuala Kampar yang tidak memungkinkan pulang pergi,” jelas Reisky.

Dijelaskan dia, peserta akan menjalani sejumlah tes. Karena itu, peserta diminta mengikuti kegiatan dengan baik agar mampu menjalani tes. "Namun, kegiatan ini bukan untuk mencari poin, tapi untuk memastikan implementasi Pembelajaran Mendalam bisa diterima dengan baik di sekolah,” ujar Reisky.

Saat ini, baru 52 persen dari total 1.850 sekolah sasaran yang sudah mendaftar untuk ikut program ToT Calon Pengajar Pembelajaran Mendalam. Karena itu, para calon fasilitator juga diimbau aktif mengajak kepala sekolah dan guru lainnya untuk ikut serta ketika sudah kembali ke daerah masing-masing.

Dijelaskannya, pelatihan ini menghadirkan narasumber dari perguruan tinggi dan para widyaiswara. Mereka diharapkan dapat memahami kondisi peserta yang akan menghadapi berbagai tantangan selama proses pelatihan dan pendampingan. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow