Mahasiswa UMRI Jalani Uji Kompetensi Alquran, Kalau Tak Lulus Ini Akibatnya
Ratusan mahasiswa semester 1 Universitas Muhammadiyah Riau mengikui uji kompetensi
DUA ratusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) menjalani uji kompetensi Alquran, Sabtu (8/1/2022). Uji kompetensi ini merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa UMRI yang muslim. Karena menjadi salah satu syarat untuk mengikuti wisuda ketika lulus kelak.
Uji kompetensi itu dibuka oleh Rektor UMRI, DR H Saidul Amin MA. Hadir pula, anggota Komisi XIII DPR RI, Achmad sebagai narasumber. Sementara, peserta uji kompetensi merupakan seluruh mahasiswa muslim UMRI semester 1.
"Total ada 2.093 mahasiswa muslim UMRI semester 1 saat ini," kata Ketua Lembaga Al Islam dan Kemuhamadiyahan (LAIK) UMRI, DR Santoso M.Si. Mereka inilah yang menjalani uji kompetensi. Namun, prosesnya bertahap sampai awal semester 3 mendatang. Untuk tahap awal, ada 200-an mahasiswa yang diuji.
Menurut Santoso, dalam program pembinaan Al Islam dan Kemuhammadiyahan ini, materi yang peserta jalani adalah uji baca Alquran mahasiswa. Mulai dari cara membaca Alquran dengan baik dan benar. Lalu, yang lulus akan mendapat sertifikat bebas buta aksara Alquran sebagai prasyarat kelulusan mahasiswa.
Sementara yang tidak lulus akan dilakukan uji kompetensi hingga awal semester 3. Uji kompetensi dilakukan oleh Tim Mentoring Alquran Mahasiswa yang dibina oleh LAIK. Jumlahnya ada 56 mahasiswa Tahfiz Quran mulai dari 5-30 juz. Sebelumnya, tim penguji ini juga telah menjalani training of trainee (ToT) mentor.
"Kalau tidak juga lulus dalam uji kompetensi ini, maka akan berpengaruh pada keberlangsungan studi mereka. Karena, mereka tak bisa ikut wisuda. Karena syarat wisuda harus memiliki sertifikat bebas buta aksara Alquran tersebut," tambah Santoso.
Selain uji kompetensi ada juga kegiatan kajian yang diisi oleh mahasiswa PGMI Semester 3. Para mahasiswa ini memang banyak dilibatkan karena menjadi panitia dalam kegiatan tersebut. Ketuanya adalah Yoanda yang merupakan mahasiswa Program Studi PGMI UMRI Semester 3.
Selanjutnya ada diskusi tentang bagaimana pembinaan budaya kampus Islami di UMRI. Ada juga kegiatan proyek tugas mahasiswa pada mata kuliah Al Islam dan Kemuhammadiyahan di semester 3 dalam bentuk pembinaan budaya Islami warga kampus. "Artinya, ini gerakan pembinaan masyarakat kampus dalam menciptakan suasana hidup Islami di kampus UMRI," tutur Santoso.
Sementara itu, Rektor UMRI, DR H Saidul Amin berpesan agar mahasiswa UMRI harus memiliki keunggulan dibanding mahasiswa perguruan tinggi lain. Karena mahasiswa UMRI mempelajari materi al Islam dan Kemuhammadiyahan. Kemudian, rektor juga berpesan agar mahasiswa harus bisa mengembangkan 3H. Yaitu, heart, head dan hand.
Rektor juga berkeinginan membangun laboratorium Islamic Centre yang dilengkapi kelas di dalamnya. Kemudian ada juga wacana pembentukan Badan Wakaf UMRI. Itu yang menurutnya harus dikembangkan dalam rangka pelaksanaan al Islam dan Kemuhammadiyahan.
Sementara anggota Komisi XIII DPR RI, Ahmad M.Si sebagai narasumber dari pusat berpesan agar mahasiswa mampu mengikuti perkembangan zaman di era revolusi industri saat ini. Meski menguasai teknologi, mahasiswa dituntut tetap berpijak pada dasar agama sebagai nilai moral kehidupan. (*)
What's Your Reaction?