Apresiasi Video Inspiratif Wadahi Wajib Belajar 13 Tahun
Rangkaian lomba video inspiratif telah disosialisasikan sejak Juli dan pendaftaran dibuka hingga Oktober 2025. Antusiasme peserta tercermin dari 717 video yang masuk, terdiri dari 287 video kategori Wajib Belajar 13 Tahun dan 430 video kategori layanan pendidikan kesetaraan dan afirmatif dari berbagai unsur, mulai dinas pendidikan, SMP, hingga SKB/PKBM.
- Penanganan Anak Tidak Sekolah dan Anak Berisiko Putus Sekolah dikemas kreatif
- Hal itu dilakukan Direktorat SMP melalui Apresiasi Video Inspiratif
- Program ini mendorong implementasi Wajib Belajar 13 Tahun
RIAUCERDAS.COM, JAKARTA - Untuk pertama kalinya, upaya penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Berisiko Putus Sekolah (ABPS) dikemas secara kreatif melalui Apresiasi Video Inspiratif (AVI) Wajib Belajar 13 Tahun yang digelar Direktorat SMP. Program ini menjadi strategi baru Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dalam mendorong implementasi Wajib Belajar 13 Tahun sekaligus memperluas layanan pendidikan kesetaraan dan afirmatif jenjang SMP.
Kegiatan AVI Wajib Belajar 13 Tahun, Layanan Pendidikan Kesetaraan dan Afirmatif Jenjang SMP Tahun 2025 mengusung tema Inspirasi Praktik Baik Pelaksanaan Wajib Belajar 13 Tahun. Ajang ini bertujuan menggali serta menyebarluaskan praktik baik penanganan ATS dan ABPS, termasuk layanan pendidikan kesetaraan Paket B, SMP Terbuka, dan SMP Satu Atap yang telah dilaksanakan di berbagai daerah.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan tersebut sebagai bentuk kreativitas dalam merangsang munculnya praktik-praktik baik layanan pendidikan kesetaraan dan afirmatif jenjang SMP. Menurutnya, apresiasi ini diharapkan menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas layanan pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat.
Abdul Mu’ti menegaskan bahwa pendidikan bermutu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan membutuhkan komitmen bersama seluruh ekosistem pendidikan. Setiap warga negara, tanpa memandang latar belakang maupun kondisi fisik, berhak memperoleh layanan pendidikan. Prinsip inilah yang disebutnya sebagai education for all.
Kemendikdasmen, lanjutnya, terus berupaya memperluas dan memperbanyak akses pendidikan agar dapat menjangkau anak-anak Indonesia di mana pun berada. Pembiayaan pendidikan didorong bersumber dari dana pemerintah maupun partisipasi masyarakat sebagai bentuk partisipasi semesta.
Sementara itu, Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto, menyampaikan bahwa Apresiasi Video Inspiratif ini merupakan kegiatan perdana yang menjadi salah satu strategi untuk menyebarluaskan praktik baik dalam penanganan ATS dan ABPS serta perluasan layanan pendidikan kesetaraan dan afirmatif.
Rangkaian lomba video inspiratif telah disosialisasikan sejak Juli dan pendaftaran dibuka hingga Oktober 2025. Antusiasme peserta tercermin dari 717 video yang masuk, terdiri dari 287 video kategori Wajib Belajar 13 Tahun dan 430 video kategori layanan pendidikan kesetaraan dan afirmatif dari berbagai unsur, mulai dinas pendidikan, SMP, hingga SKB/PKBM.
Seluruh video melewati proses kurasi ketat dari aspek substansi, umum, dan teknis dengan melibatkan kurator lintas unit, akademisi, serta praktisi pendidikan. Melalui kegiatan ini, Kemendikdasmen berharap dapat meningkatkan motivasi, memperkuat kolaborasi antarpemangku kepentingan, serta mendorong inovasi berkelanjutan dalam penanganan ATS, ABPS, dan perluasan layanan pendidikan bermutu untuk semua. (rls)