Pembukaan Jurusan Baru di SMK Negeri Dipertanyakan
Jefry bertanya kenapa pemerintah begitu mudahnya memberikan izin pembukaan jurusan baru padahal tak sejalan dengan roadmap sekolah tersebut. Karena, langkah itu justru dapat mematikan penyelenggara pendidikan swasta yang saat ini semakin sulit mendapatkan siswa baru.
MUSYAWARAH Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Swasta Kota Pekanbaru menyoroti adanya SMK negeri yang dianggap "serampangan" membuka jurusan baru. Bahkan, langkah itu dianggap dapat berpengaruh pada jumlah siswa yang akan mendaftar di SMK swasta.
Kekhawatiran itu disampaikan langsung oleh Ketua MKKS SMK Swasta Kota Pekanbaru, Mohammad Jefry, S.Kom, Kamis (7/7/2022). Dia mempertanyakan dasar pembukaan jurusan baru. Terlebih untuk jurusan yang dinilai tak sejalan dengan roadmap sekolah bersangkutan.
Misalnya, tambah Jefry, ada SMK negeri yang roadmap pembangunannya serta rencana strategis-nya masuk kelompok teknologi. Tapi, justru membuka jurusan tata boga. "Ini bagaimana dasarnya? Apakah jurusan baru itu sesuai dengan rencana strategis sekolah yang sudah disusun," tanya Jefry.
Kondisi ini tentu berdampak pada SMK swasta penyelenggara jurusan serupa. Bahkan, untuk kelompok pariwisata dan tata boga, ada yang sudah berdiri sejak 15-20 tahun lalu. Dengan dibukanya jurusan serupa di SMK negeri, tentu berdampak pada penerimaan peserta didik baru sekolah swasta.
Di Pekanbaru, tambahnya, beberapa SMK negeri memiliki ciri khas tersendiri. Misalnya, SMKN 1 yang identik dengan kelompok bisnis, SMKN 3 Pekanbaru yang kental fashion dan tata boga serta perhotelan, SMKN 2 identik dengan teknologi dan komputer, serta SMKN 4 yang identik dengan kriya.
"Semua jurusan ini dibuka tentu sesuai dengan roadmap sekolah masing-masing. Jadi ketika ada SMK negeri yang membuka jurusan tak sejalan dengan ciri khas sekolahnya, tentu jadi pertanyaan," tutur Jefry.
Dia bertanya kenapa pemerintah begitu mudahnya memberikan izin pembukaan jurusan baru padahal tak sejalan dengan roadmap sekolah tersebut. Karena, langkah itu justru dapat mematikan penyelenggara pendidikan swasta yang saat ini semakin sulit mendapatkan siswa baru.
"Jumlah pendaftar di sekolah swasta jadi jauh berkurang. Apalagi, alokasi siswa yang akan masuk beberapa jurusan di SMK itu sangat terbatas. Akibat kondisi ini, sekolah swasta bahkan ada yang kekurangan siswa dan nyaris tutup," tegas Jefry.
Jefry mengaku miris. Apalagi, sekolah swasta selama ini memiliki peran yang sangat penting dalam memajukan pendidikan di Riau. Dengan jumlah yang lebih banyak dibanding sekolah negeri, tentu penyelenggaraan pendidikan selama ini turut ditopang oleh swasta.
"Karenanya, kami sayangkan kenapa pemerintah terkesan mempermudah pemberian izin pembukaan jurusan baru di sekolah negeri yang sama dengan jurusan di SMK swasta," tutur Jefry. (*)
What's Your Reaction?