Forpimawa Riau-Kepri Resmi Dilantik, Jadi Garda Depan Kolaborasi Kampus Hadapi Masalah Bangsa

Pelantikan pengurus Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan (Forpimawa) Riau-Kepri 2025–2027 menjadi momen awal penguatan kolaborasi antar kampus untuk menjawab tantangan kemahasiswaan dan sosial. Forum ini diharapkan dapat mendorong inovasi, prestasi, dan daya saing mahasiswa, sekaligus menjadi mitra strategis pemerintah dalam menyelesaikan persoalan daerah dan nasional.

Aug 2, 2025 - 11:36
 0
Forpimawa Riau-Kepri Resmi Dilantik, Jadi Garda Depan Kolaborasi Kampus Hadapi Masalah Bangsa
Pelantikan Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan atau Forpimawa Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, Sabtu (2/8/2025).

RIAUCERDAS.COM, PEKANBARU – Pengurus Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan (Forpimawa) Riau dan Kepulauan Riau masa bakti 2025–2027 resmi dilantik, Sabtu (2/8/2025), sebagai langkah awal membangun kolaborasi antar kampus dalam menghadapi persoalan bangsa. Pelantikan ini dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Diktisaintek), Prof Dr Fauzan, M.Pd dan Gubernur Riau, Abdul Wahid.

Dr Jufrizal Syahri, M.Si dari Universitas Muhammadiyah Riau didapuk sebagai Ketua Forpimawa Wilayah XVII, sementara Dr Risti Novianti SKM MKM dari Institut Kesehatan dan Teknologi Insyirah menjabat sebagai sekretaris umum. Pelantikan dilakukan oleh Kepala LLDikti Wilayah XVII, Dr H Nopriadi SKM, M.Kes.

Dalam sambutannya, Jufrizal menekankan pentingnya forum ini sebagai ruang strategis untuk membina prestasi mahasiswa, membangun solusi bersama atas persoalan kepemudaan, serta meningkatkan daya saing kampus-kampus di Riau dan Kepri, terlebih karena wilayah ini berbatasan langsung dengan luar negeri.

“Gerakan mahasiswa yang tidak terkontrol bisa berisiko, tapi terlalu dikontrol juga tidak sehat. Kita butuh ruang diskusi terbuka dan konstruktif,” ujarnya.

Forpimawa juga akan berperan sebagai pemberi masukan terhadap kebijakan pemerintah terkait kemahasiswaan di tingkat regional maupun nasional. Menurut Koordinator Bidang Minat Bakat dan Talenta Forpimawa Nasional, Asep Suryana, pengurus diharap mampu meningkatkan pengembangan minat dan bakat mahasiswa secara signifikan.

Sementara Wamendiktisaintek Prof Fauzan dalam arahannya mengingatkan pentingnya kolaborasi kampus dengan pemerintah daerah dan dunia usaha. Ia menyoroti masih belum adaptifnya sistem pendidikan tinggi di Indonesia yang belum sepenuhnya menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia industri.

“Kampus jangan hanya kejar akreditasi, tapi harus berani menjemput kolaborasi. Kalau sistem pendidikan tak berubah, kita akan tertinggal, meski tampak sibuk,” tegasnya.

Ia juga mengkritisi lambannya perguruan tinggi dalam menyesuaikan program studi dengan kebutuhan spesifik masyarakat seperti pertanian dan peternakan. Saat ini, perguruan tinggi dipastikan tidak bisa membuka program studi yang tidak ada dalam nomenklatur. Padahal bisa jadi program studi itu bisa menjawab realitas sosial saat ini.

Sementara itu, Gubernur Riau, Abdul Wahid, dalam sambutannya mengangkat program “Satu Rumah Satu Sarjana” sebagai bagian dari upaya meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Riau. Ia berharap program ini didukung oleh perguruan tinggi, terutama dalam bidang pendidikan vokasi yang aplikatif di tengah masyarakat.

“Saat ini banyak yang tamat kuliah tapi belum bisa langsung kerja. Maka kami dorong pembukaan jurusan yang berorientasi pada penguatan ekonomi masyarakat,” kata Wahid.

Pemprov Riau juga ingin menggandeng kampus untuk mendukung UMKM dan menjadi mitra strategis pemerintah daerah.

Ketua LLDikti Wilayah XVII, Nopriadi, menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremoni. “Ini adalah tanda amanat baru, bahwa kampus harus hadir nyata di tengah masyarakat,” tegasnya.

Dengan semangat Kampus Berdampak, Forpimawa Riau-Kepri diharapkan menjadi motor penggerak peran mahasiswa dalam pembangunan daerah dan nasional, sekaligus mencetak pemimpin masa depan yang mampu membawa perubahan. 

Rangkaian pelantikan juga disertai seminar nasional bertema lingkungan berkelanjutan, menjawab persoalan krusial yang tengah dihadapi Riau: kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Forum ini sekaligus menguatkan posisi perguruan tinggi sebagai agen perubahan dan solusi atas persoalan nyata di lapangan.(*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow