Pendirian SMK Negeri di Riau Bakal Disesuaikan dengan Potensi Daerah
Konsep pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Riau ke depan bakal berbeda. Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau bakal mendirikan SMK baru sesuai dengan potensi andalan di daerah sasaran.
RIAUCERDAS.COM - Konsep pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Riau ke depan bakal berbeda. Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau bakal mendirikan SMK baru sesuai dengan potensi andalan di daerah sasaran.
"Seperti di Indragiri Hilir, produk andalannya adalah kelapa. Jadi nanti SMK yang dibangun jurusannya berkaitan dengan industri kelapa," tutur Kepala Bidang SMK Disdik Riau, Dr Arden Simeru, Kamis (29/2/2024).
Sementara di Rokan Hilir (Rohil) yang menjadi daerah operasional PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), Disdik berencana akan berdiskusi tentang pola pendirian SMK. Termasuk penganggarannya.
"Apakah nanti dengan anggaran kita sendiri, atau ada bantuan dari PHR. Bisa saja polanya seperti itu, ini memang belum kita konsultasikan. Tergantung nanti pembicaraan kedua pihak," ujarnya. Bisa saja, tuturnya, di Rohil akan dikembangkan jurusan perminyakan.
Sementara, yang telah dikonsolidasikan dengan Bappenas, adalah rencana pengadaan SMK dengan jurusan terkait pengembangan industri sagu. Arden menyebut, pihak Bappenas bakal menyiapkan anggaran di tahun 2025.
"Tinggal kita finalisasi masalah tanah bekerja sama dengan Pemda Kepulauan Meranti. Kalau sudah ada tanahnya, sudah OK itu," tambahnya.
Terkait jurusan yang akan dibuka, Arden memang tak menyebut secara gamblang. Namun yang jelas jurusan itu berkaitan erat dengan pengolahan sagu yang menjadi komoditas unggulan di Kepulauan Meranti.
"Bisa terkait pengolahan sagu, mesin industri, kelistrikan dan sebagainya yang dapat mendukung pabrik pengolahan sagu dari hulu sampai ke hilir," paparnya.
Karena memakai dana APBN tahun 2025, Disdik hanya menyesuaikan. Namun, Disdik memang punya tugas untuk mempesiapkan lahan yang bakal didirikan SMK. Dengan ketentuan, lahan tidak boleh dibeli. Tapi tugas pemerintah daerah memastikan mana lahan yang dapat dipakai.
Jumlah anggaran sampai sekarang memang belum jelas. Karena tentunya harus ada studi kelayakan terlebih dahulu.
Ditambahkan Arden, ke depan pola pendirian SMK akan mengikuti pemetaan seperti ini. Bisa saja nanti di Pelalawan akan ada SMK terkait kelapa sawit. Saat ini, baru sekolah swasta yang membuka jurusan terkait kelapa sawit.
Jika keuangan daerah memungkinkan, bisa saja Disdik membuka jurusan terkait kelapa sawit di SMK negeri yang sudah ada. "Intinya, sekolah ini akan disokong oleh industri yang ada di sekitarnya," tutur Arden. (*)
What's Your Reaction?