OSN 2025 Jadi Gerakan Ilmuwan Muda: Dari Malang untuk Indonesia Berdaya Saing Global
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menutup rangkaian Olimpiade Sains Nasional (OSN) Jenjang Pendidikan Menengah Tahun 2025 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, Sabtu malam (11/10/2025). Ajang bergengsi ini tak hanya menjadi ajang adu kecerdasan, tetapi juga gerakan nasional untuk melahirkan ilmuwan muda Indonesia yang berintegritas dan berdaya saing global.

RIAUCERDAS.COM, MALANG - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menutup rangkaian Olimpiade Sains Nasional (OSN) Jenjang Pendidikan Menengah Tahun 2025 di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur, Sabtu malam (11/10/2025). Ajang bergengsi ini tak hanya menjadi ajang adu kecerdasan, tetapi juga gerakan nasional untuk melahirkan ilmuwan muda Indonesia yang berintegritas dan berdaya saing global.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh peserta OSN. Ia menegaskan, setiap peserta adalah juara sejati yang telah melalui proses panjang penuh ketekunan dan kejujuran.
“Apapun hasilnya, adik-adik tetap sang juara. Dari ruangan ini akan lahir ilmuwan-ilmuwan berintegritas dan calon peraih Nobel dunia,” ujarnya disambut tepuk tangan peserta.
Menurut Wamen Fajar, OSN bukan hanya lomba kecerdasan, tetapi juga wadah pembentukan karakter. “Kegagalan bukan akhir dari segalanya, dan kesuksesan bukan puncak dari sebuah capaian,” pesannya.
Pemerintah, lanjutnya, terus memperluas akses beasiswa dan dukungan pendidikan tinggi, terutama di bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics). Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional menyiapkan generasi unggul di era kecerdasan buatan.
Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Maria Veronica Irene Herdjiono, menyampaikan bahwa OSN Dikmen 2025 menjadi bagian penting dari program Manajemen Talenta Nasional. Program ini berfungsi untuk mengidentifikasi dan membina potensi ilmiah murid di seluruh Indonesia.
Tahun ini, jumlah peserta meningkat tajam: 806.285 peserta dari berbagai daerah, naik dari 653.576 peserta pada 2024. Dari jumlah itu, 540 siswa terbaik dari 30 provinsi dan 1 Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) berhasil melaju ke tingkat nasional di Malang. Mereka berkompetisi di sembilan bidang: Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Astronomi, Informatika, Kebumian, Ekonomi, dan Geografi.
OSN 2025 melahirkan 267 peraih medali: 44 emas, 89 perak, dan 134 perunggu. Provinsi DKI Jakarta tampil sebagai juara umum dengan 79 medali (17 emas, 31 perak, 31 perunggu). Disusul Jawa Timur dengan 61 medali dan Banten di posisi ketiga dengan 38 medali.
Capaian ini menunjukkan semakin meratanya potensi sains di berbagai daerah, sekaligus menandakan meningkatnya minat generasi muda terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tahun ini, OSN juga menghadirkan Ekshibisi Kompetisi Kecerdasan Artifisial (EKKA) — wadah baru untuk menumbuhkan talenta di bidang AI. Sebanyak 30 peserta dari 14 provinsi ikut serta, dan panitia menganugerahkan 2 medali emas, 4 perak, serta 6 perunggu.
“Hasil OSN Dikmen 2025 menjadi dasar pembinaan lanjutan untuk ajang internasional dan penguatan basis data talenta nasional,” kata Irene.
Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Nazaruddin Malik, mengaku bangga menjadi tuan rumah OSN 2025. Ia menegaskan komitmen UMM sebagai mitra strategis pemerintah dalam pengembangan talenta dan sains terapan.
“UMM mengembangkan Center of Excellence dan Center for Future sebagai pusat kolaborasi bidang STEM dan ilmu sosial,” jelasnya. “Kami ingin melahirkan insan paripurna yang menjadi pionir kehidupan berbangsa dan bernegara.”
Menutup acara, Wamen Fajar berpesan agar para peserta terus mencintai ilmu pengetahuan tanpa kehilangan jati diri bangsa. “Adik-adik harus berwawasan global tanpa kehilangan jati diri sebagai orang Indonesia,” tutupnya. (rls)
What's Your Reaction?






