Pemerintah Klaim Program Prioritas Guru Sukses 100 Persen
Realisasi program Pendidikan Profesi Guru (PPG) melampaui target nasional. Dari sasaran 808 ribu peserta, seleksi administrasi mencatat 822 ribu peserta.
RIAUCERDAS.COM, JAKARTA – Sejumlah program prioritas untuk guru di Indonesia dinyatakan tuntas dan bahkan melampaui target pada tahun 2025. Pencapaian tersebut menjadi bukti komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memastikan guru semakin profesional, kompeten, dan sejahtera.
Direktur Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG), Nunuk Suryani, mengatakan bahwa seluruh langkah terkait sertifikasi, tunjangan, serta peningkatan kompetensi telah dijalankan secara intensif sepanjang satu tahun terakhir.
“Tujuan kita dalam semua program ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan guru melalui sertifikasi dan meningkatkan kompetensi guru, sehingga guru profesional bisa terwujud,” ujar Nunuk di Jakarta, Senin (24/11/2025).
Program prioritas tersebut mencakup tunjangan guru ASN daerah dan non-ASN, Pendidikan Profesi Guru (PPG), peningkatan kualifikasi akademik S-1/D-4, pelatihan kompetensi seperti pembelajaran mendalam, coding dan kecerdasan buatan, STEM, hingga pelatihan bakal calon kepala sekolah.
Dalam aspek kesejahteraan, penyaluran tunjangan berjalan masif. Tunjangan Profesi Guru (TPG) untuk guru ASN mencapai Rp62,9 triliun bagi 1.472.687 guru, dengan tingkat penyerapan 94 persen. Sementara tunjangan khusus guru di wilayah 3T mencapai 89,10 persen.
Untuk guru non-ASN, pencapaian bahkan lebih tinggi. TKG di wilayah 3T telah tersalurkan 100,1 persen kepada 26.676 guru, dan TPG non-ASN juga mencatat penyaluran 100,1 persen dengan total Rp8,12 triliun bagi 396.342 guru.
Bantuan insentif mencapai 94,7 persen atau Rp733,99 miliar untuk 346.238 guru, sementara Bantuan Subsidi Upah telah tersalurkan 92,3 persen kepada 233.770 penerima.
“Harapan kita di Hari Guru Nasional ini, semua guru yang berhak bisa menerima tunjangannya,” tambah Nunuk.
Realisasi program Pendidikan Profesi Guru (PPG) juga melampaui target nasional. Dari sasaran 808 ribu peserta, seleksi administrasi mencatat 822 ribu peserta.
“Kami turun langsung ke yayasan-yayasan dan daerah 3T, bahkan menyelenggarakan PPG secara luring agar guru dapat mengikuti. Alhamdulillah, target lebih dari 100 persen,” katanya.
Untuk peningkatan kualifikasi pendidikan, pemerintah menyediakan beasiswa bagi 12.500 guru melalui mekanisme rekognisi pembelajaran lampau. Tahun depan, jumlah beasiswa diperluas untuk 150 ribu guru.
Program peningkatan kompetensi juga berjalan luas. Pelatihan pembelajaran mendalam diikuti lebih dari 48 ribu kepala sekolah dan 139 ribu guru.
Kemendikdasmen bekerja sama dengan 87 lembaga untuk mempercepat pelatihan coding dan kecerdasan buatan yang menyasar lebih dari 60 ribu sekolah.
Kemudian, Gerakan Numerasi Nasional dan program Matematika Gembira menjangkau 140 sekolah dan 13 desa, melibatkan ribuan fasilitator sebagai agen pengimbasan ke ratusan ribu guru.
Untuk kebijakan Bahasa Inggris wajib di SD mulai 2027, pelatihan calon fasilitator telah dimulai bagi 1.087 peserta dan dilanjutkan untuk 60 ribu guru pada 2026.
Untuk Pelatihan Bakal Calon Kepala Sekolah (BCKS), program ini berhasil menekan angka kekosongan kepala sekolah nasional hingga 51 persen, dari 117 ribu menjadi 57 ribu. Tahun ini, 8.000 calon kepala sekolah telah mengikuti pelatihan.
Dengan pencapaian ini, Ditjen GTKPG menegaskan bahwa penguatan kualitas pendidikan nasional hanya dapat berjalan apabila guru diberdayakan melalui program yang berkelanjutan, baik dari sisi kompetensi maupun kesejahteraan. (rls)