Pembelajaran Berbasis AI Bukan untuk Gantikan Guru
Sosialisasi pembelajaran berbasis Artificial Intelligence atau AI di SMKN 1 Pekanbaru diikuti guru umum dan produktif serta semua tenaga kependidikan. Diharapkan setelah mengikuti sosialisasi guru punya tambahan ilmu agar tidak tertinggal dari siswa.
RIAUCERDAS.COM - Guru-guru tak perlu khawatir dengan sistem pembelajaran berbasis Artificial Intelligence (AI) yang kini tengah dikembangkan Pemerintah Provinsi Riau di sekolah-sekolah menengah. Karena AI bukan untuk menggantikan tugas guru.
"Sebaliknya, penerapan AI di sekolah justru mempermudah tugas seorang guru," ungkap Prof Dr Jaswar Koto. Praktisi AI ini dipercaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau membantu pengembangan sistem pembelajaran di SMA dan SMK.
Jumat (6/10/2023) ini, Prof Jaswar mensosialisasikan sistem pembelajaran berbasis AI kepada guru dan tenaga kependidikan di SMKN 1 Pekanbaru. Ini merupakan SMK pertama di Riau yang mulai merespon program dari Gubernur Riau, Syamsuar tersebut.
Menurut Prof Jaswar, dengan AI guru-guru Riau justru terbantu. Tugas rutin guru, seperti memberi nilai, mengabsen, membuat laporan bisa diganti dengan AI. Sementara, guru bisa fokus memantau tingkah laku siswa. "Sehingga di samping pendidikannya meningkat, sikap anak juga menjadi lebih baik," kata Jaswar.
Dijelaskannya, sistem yang dibuat untuk SMA sudah bisa diberlakukan ke semua guru dan siswa. Sementara, untuk SMK perlakuannya berbeda karena jurusannya yang beragam. Namun, karena aplikasi ini customize, maka sistemnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan tiap guru.
"Di satu SMK saja, guru di jurusan mesin dengan akuntansi tentu beda kebutuhannya. Begitu juga dengan jurusan lain seperti informatika. Makanya sistemnya customize agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan," kata dia. Kalau dengan membeli sistem per kebutuhan, tentu akan banyak anggaran yang dikeluarkan.
Sementara bagi siswa, aplikasi yang dikembangkan adalah untuk pembelajaran. Lalu, untuk Dinas Pendidikan, bisa dibuatkan sistem performa setiap sekolah dan sebagainya.
Sistem ini, tambahnya, bisa dihubungkan dengan aplikasi lain sesuai kebutuhan dan permintaan guru. Karenanya, guru-guru dituntut kreatif. Apalagi saat ini AI berkembang pesat. Contoh yang paling umum saat ini adalah aplikasi ChatGPT, OpenAI dan sebagainya.
Di satu sisi guru dan dosen seperti ketakutan. Ada yang melarang siswanya menggunakan aplikasi-aplikasi berbasis AI itu karena takut jawabannya sama semua. Padahal, konsep AI yang dikembangkan untuk pembelajaran, siswa tetap diminta membaca, pelajari memahami kemudian menuliskan jawabannya di aplikasi.
"Tulisan itulah yang tercatat di aplikasi AI kita. Jadi makin banyak jawaban anak, akan semakin banyak pula yang tersedia dalam AI," kata Jaswar.
Jaswar mengaku bangga, karena untuk SMA, Riau jadi provinsi pertama yang menerapkan sistem pembelajaran berbasis AI. Dia berharap, untuk SMK juga bisa jadi yang pertama di Indonesia.
Dalam waktu dekat, katanya, akan ada workshop bagi guru. Tujuannya untuk menyusun materi ajar berbasis AI. Setelah selesai, barulah melibatkan siswa untuk melihat. Di sinilah siswa dapat mengkritisi materi ajar yang ada. Sehingga polanya interaktif.
Kemudian, dalam pembuatan materi ada juga uji plagiat. Jangan sampai ketika menyiapkan materi ajar dan dilihat di ChatGPT, ternyata soalnya hampir sama. Kualitasnya berarti nol. Karena itu seorang guru dituntut memiliki kemampuan C4 atau critical thinking.
Harapannya, dengan materi ajar yang disiapkan guru ini, para siswa nantinya siap bersaing dimana pun berada. "Setidaknya ketika tamat mereka bisa berkompetisi. Diterima di luar dan tidak direndahkan orang," tegas Jaswar.
Sementara Kepala SMAN 1 Pekanbaru, Dra Citra Aries menjelaskan, sosialisasi kali ini diikuti guru umum dan produktif serta semua tenaga kependidikan. Diharapkan setelah mengikuti sosialisasi guru punya tambahan ilmu agar tidak tertinggal dari siswa.
Citra menjelaskan, tanggal 16 Oktober mendatang, pihaknya akan mengadakan workshop aplikasi pembelajaran berbasis AI untuk SMK. Sebelumnya mereka akan mempelajari aplikasi yang sudah diluncurkan untuk SMA. Dengan harapan guru punya gambaran sebelum ikut workshop.
Di tahap awal, rencananya aplikasi ini akan diterapkan untuk dua jurusan. Yaitu jurusan Akuntasi serta Bisnis dan Pemasaran. Citra berharap, dengan AI, pembelajaran siswa di dua jurusan itu semakin mudah dan memungkinkan siswa mengeksplorasi kemampuan diri. (*)
What's Your Reaction?