Hadapi Bonus Demografi, Kemdikbud Ajak Anak-anak Masuk Pendidikan Vokasi

Pendidikan vokasi dianggap sangat penting. Karena, selain menyiapkan lulusan yang kompeten sesuai kebutuhan dunia kerja, pendidikan vokasi juga membekali alumninya dengan keterampilan dan berbagai insentif untuk mampu berwirausaha secara mandiri.

Aug 13, 2023 - 17:42
 0
Hadapi Bonus Demografi, Kemdikbud Ajak Anak-anak Masuk Pendidikan Vokasi
Kegiatan gelar wicara di Pameran UMKM Nasional 2023, di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (12/8/2023) kemarin. (Sumber: Kemdikbud.go.id)

RIAUCERDAS.COM - Pada tahun 2030, Indonesia akan memiliki bonus demografi yang tidak akan terjadi di negara lain. Momen ini sangat menguntungkan bagi Indonesia untuk mencetak wirausaha muda. 


Untuk menghadapi kondisi ini, pendidikan vokasi dianggap sangat penting. Karena, selain menyiapkan lulusan yang kompeten sesuai kebutuhan dunia kerja, pendidikan vokasi juga membekali alumninya dengan keterampilan dan berbagai insentif untuk mampu berwirausaha secara mandiri.


"Untuk itu, mari masuk ke pendidikan vokasi. Kami akan menyiapkan anak-anak Anda menjadi enterpreneur muda, baik di jenjang pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi,” ujar Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Wardani Sugijanto.


Hal itu disampaikan Wardani dalam gelar wicara di Pameran UMKM Nasional 2023, di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (12/8/2023) kemarin.


Melalui implementasi Kurikulum Merdeka di jenjang pendidikan menengah (SMK) dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka di jenjang pendidikan tinggi, kata Wardani, Kemendikbudristek memberikan peluang dan kesempatan, serta jam pembelajaran yang cukup bagi peserta didik dan mahasiswa untuk mengembangkan potensi dirinya sebagai calon wirausaha. 


“Mereka bisa belajar mandiri, keluar dari sekolah atau kampus, melihat langsung ke lapangan, misalnya ke industri atau ke UMKM, ataupun berwirausaha selama tiga semester,” ujarnya seperti dilansir dari kemdikbud.go.id.


Kebijakan Kurikulum Merdeka di SMK memberikan keleluasaan pada sekolah untuk membuat program pengembangan mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing sekolah dan potensi lokal di wilayahnya.


Dijelaskannya, jam Projek Kreatif dan Kewirausahaan di SMK bukan berupa mata pelajaran teori. Tapi siswa melakukan praktik membuat project based learning sesuai potensinya. 


Ketika membuat projek kreatif, siswa didampingi guru dengan melihat potensi wilayah atau kearifan lokal. Termasuk mendukung UMKM lokal, dan membuat produk yang diminati masyarakat melalui project based learning


"Lalu ada juga Teaching Factory sebagai inkubator untuk kewirausahaan bagi peserta didik SMK,” kata Wardani.


Mendukung upaya ini, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024. 


Satuan pendidikan vokasi perlu menangkap peluang yang ditawarkan Perpres tersebut dengan menggenjot inovasi dari teaching factory


Menurut dia, model pembelajaran teaching factory akan mendorong siswa SMK untuk terjun langsung memproduksi produk dan jasa sesuai standar industri.


Di mana saat ini terdapat kebutuhan belanja barang dan jasa bagi instansi pemerintah dengan tingkat kandungan produk dalam negeri (TKDN) tertentu dalam rangka menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. (*) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Hendra Moderator, penulis