Gubernur Riau Syamsuar Lepas Ribuan Mahasiswa KKN UMRI

Di tahun 2023 total mahasiswa KKN adalah 1.307 orang. Mereka disebar di 6 kabupaten kota di Riau. Ada juga yang disebar di Sumatera Barat dan 20 orang lainnya KKN di Selangor Malaysia.

Jul 21, 2023 - 11:20
 0
Gubernur Riau Syamsuar Lepas Ribuan Mahasiswa KKN UMRI
Gubernur Riau, Syamsuar memasangkan jaket kepada seorang mahasiswa peserta KKN UMRI, Jumat (21/7/2023)

RIAUCERDAS.COM - Sebanyak 1.307 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) SMART Angkatan XIII Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) resmi dilepas, Jumat (21/7/2023). Prosesi pemberangkatan mahasiswa ini ditandai dengan pelepasan balon ke udara oleh Gubernur Riau, Syamsuar. 

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UMRI, Dr Aidil Haris menerangkan, di tahun 2023 total mahasiswa KKN adalah 1.307 orang. Mereka disebar di 6 kabupaten kota di Riau. Ada juga yang disebar di Sumatera Barat dan 20 orang lainnya KKN di Selangor Malaysia.

Tahun ini, model KKN UMRI memang berbeda. Di tahun ini, ada beberapa model. Yaitu KKN reguler 83 kelompok (1.166 orang), KKN internasional ada 1 kelompok (20 mahasiswa) dan KKN di kawasan suku terasing Talang Mamak ada 52 orang serta KKN di Suliki provinsi Sumbar sebanyak 4 kelompok (52 orang). Untuk KKN internasional sudah diberangkatkan sejak 3 Juli lalu. Mereka KKN selama 26 hari. 

KKN tahun ini terprogram sesuai dengan kondisi desa yang disentuh. Dimana sebelum turun, mahasiswa melakukan survei lapangan untuk mengetahui kondisi dan masalah yang ada di desa itu. Kemudian, mahasiswa menyusun program sesuai masalah yang ada di desa dalam bentuk proposal.

Kemudian proposal direview. Jika tak cocok, maka proposal bisa direvisi kembali. "Jadi mahasiswa yang turun ke lapangan jelas sasaran programnya. Bukan sekadar membuat nama jalan, nomor rumah dan sebagainya," tutur Aidil.

Karena itu, KKN UMRI tahun ini dinilai sangat strategis untuk berkolaborasi dengan program pemerintah daerah. Bahkan, LPPM juga tengah menggodok program KKN yang tematik sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi daerah yang didatangi. 

Rektor UMRI, Dr Saidul Amin, MA dalam sambutannya mengapresiasi hadirnya Gubernur Riau untuk pertamakali melepas mahasiswa KKN. Dalam sejarah UMRI 15 tahun berdiri, baru kali gubernur melepas mahasiswa KKN. "Andalah bagian dari sejarah itu," tutur rektor kepada mahasiswa.

Karena itu, dalam acara pelepasan ini, gubernur tidak hanya memberikan kata sambutan. Tapi sebagai Dewan Penyantun UMRI, gubernur juga akan memberikan nasehat kepada mahasiswa yang berangkat KKN. 

Diterangkan dia, tahun ini memang ada KKN yang diperuntukkan bagi daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Dimana perjalanan sangat menantang. Tapi bagi UMRI, daerah-daerah itulah yang sangat membutuhkan sentuhan UMRI.

Selama di lapangan, mahasiswa diminta pahami etika Melayu. Meskipun mahasiswa berasal dari berbagai macam suku, namun adat Melayu harus dijunjung. Karena itu, mahasiswa KKN harus menjaga adab dan sopan santun yang berlaku di masyarakat Melayu. Mahasiswa juga diminta menjaga kebersihan persyarikatan Muhammadiyah di tengah masyarakat.

Sementara, Gubernur Riau, Syamsuar menyampaikan mahasiswa akan melihat bedanya teori dengan praktik. Bisa jadi apa yang dipelajari di kampus tak sesuai dengan kondisi di lapangan. Karena itu, mahasiswa harus bisa menyesuaikan diri. "Apa yang didapat di kampus bisa dibekali kepada petani. Tapi jangan langsung dibantah apa yang telah dilakukan petani di sana," ungkapnya. 

Mahasiswa, tambahnya, harus menghargai adat istiadat setempat. Kalau tak boleh berpakaian sembarangan, maka mahasiswa harus menyesuaikan. 

Saat ini, tambahnya, desa di Riau berbeda-beda kondisinya. Pemerintah Provinsi, tuturnya, telah berupaya membangun desa. Di antaranya dengan Dana Bantuan Keuangan Desa. Ada juga dana untuk Bumdes yang bertujuan menggerakkan ekonomi desa.

Dana bantuan keuangan desa bisa dipakai untuk membantu fakir miskin, mengatasi stunting, membantu pemuda, Posyandu serta kegiatan berkenaan dengan guru tahfiz. "Program terakhir tujuannya agar banyak penghafal Quran di Riau. Sehingga Riau ini selalu diberkahi," katanya.

"Semua program ini bisa dicek di kantor desa. Karena, di era keterbukaan informasi saat ini, segala program pemerintah bisa dilihat langsung oleh masyarakat," kata Syamsuar.

Dengan berbagai program ini, maka di Riau kini sudah ada ratusan desa mandiri. Sementara, desa tertinggal dan desa sangat tertinggal yang sebelumnya jumlahnya ada puluhan ini sudah tak ada lagi. "Data ini bisa dicek langsung di Kementerian Desa," kata dia.

Syamsuar juga berpesan agar mahasiswa turut berpartisipasi mengatasi Karhutla. Apalagi saat ini musim kemarau kering. "Tolong kepada mahasiswa turut menjaga agar tidak ada yang membakar lahan. Karena musim kering ini diperkirakan berlangsung sampai bulan Oktober mendatang," ujarnya.

Syamsuar juga berpesan agar mahasiswa mengedukasi masyarakat desa agar mempertahankan pertanian pangan. Apalagi terkait pangan, saat ini Riau masih tergantung pada suplai dari Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Padahal, tanaman pangan berpotensi jadi pendapatan yang lebih besar dibandingkan kelapa sawit. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow

Hendra Moderator, penulis