Tiga Guru SMK Raih Apresiasi GTK 2025 Kategori Transformatif

Apresiasi GTK 2025 merupakan bagian dari peringatan Hari Guru Nasional dengan tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Penghargaan diberikan kepada guru, kepala sekolah, pengawas, dan tenaga kependidikan dalam kategori Transformatif, Dedikatif, dan Pelopor.

Tiga Guru SMK Raih Apresiasi GTK 2025 Kategori Transformatif
Penyerahan penghargaan di ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan 2025. (Sumber : Kemendikdasmen)
  • Tiga guru SMK meraih Apresiasi GTK karena inovasi berbasis kecerdasan buatsn dan kepedulian lingkungan
  • Mendikdasmen bangga dengan kreativitas para guru
  • Inovasi pendidikan dapat dimulai dari persoalan nyata di dalam kelas

RIAUCERDAS.COM, JAKARTA - Inovasi berbasis kecerdasan buatan dan kepedulian lingkungan menjadi sorotan utama dalam ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2025 Kategori Transformatif yang digelar di Jakarta, Kamis (27/11/2025).

Tiga guru SMK terpilih sebagai terbaik berkat karya inovatif yang mampu mengubah proses belajar siswa sekaligus menjawab tantangan nyata dunia kerja dan lingkungan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan kebanggaannya atas dedikasi dan kreativitas para guru dari berbagai daerah. Ia menegaskan bahwa setiap guru pada hakikatnya adalah pemenang bagi generasi bangsa.

“Bapak Ibu adalah pemenang yang mampu mengalahkan berbagai kesulitan dan rintangan namun tetap hadir membersamai generasi bangsa. Meski tidak semua tampil ke depan, Bapak Ibu tetap juara di hati saya,” ujar Menteri Mu’ti, disambut tepuk tangan para peserta.

Juara pertama kategori Transformatif diraih oleh Naufal Faadhilah, guru SMKN 1 Katapang, Bandung. Ia mengembangkan AMIRA (Artificial Mentor for Intelligent Reasoning and Assistance), asisten belajar berbasis AI yang membantu siswa jurusan Pengembangan Perangkat Lunak dan Gim memahami pemrograman secara mandiri.

“Masalah yang ingin saya jawab adalah rendahnya kemandirian belajar dan budaya jawaban instan. AMIRA tidak memberi jawaban langsung, tetapi mengajak siswa berdiskusi dan menjelaskan pemahamannya terlebih dahulu,” jelas Naufal.

Inovasi ini terbukti meningkatkan kepercayaan diri siswa yang sebelumnya merasa tidak mampu dalam pemrograman.

Juara kedua diraih Didi Setiadi dari SMKN 61 Kepulauan Seribu, yang mengintegrasikan pembelajaran berbasis proyek melalui praktik transplantasi terumbu karang.

Melalui Proyek IPAS dengan metode Project Based Learning, siswa tidak hanya mempelajari teknik rehabilitasi lingkungan, tetapi juga menumbuhkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap ekosistem laut.

“Siswa belajar langsung di laut, berlatih berenang dan snorkeling, sekaligus memahami pentingnya menjaga terumbu karang,” ujar Didi. Program ini mendorong motivasi belajar sekaligus membangun karakter peduli lingkungan.

Sementara itu, juara ketiga diraih Gita Wulandari, guru SMKN 2 Lubuklinggau. Ia mengembangkan AI chatbot untuk layanan front office hotel serta pemasaran berbasis virtual reality sebagai respons terhadap kebutuhan industri 5.0.

Mindset siswa berubah. Mereka menyadari bahwa produk kreatif tidak hanya berupa barang fisik, tetapi juga produk digital dengan nilai ekonomi lebih tinggi,” ungkap Gita.

Inovasi ini bahkan telah dimanfaatkan oleh hotel mitra dan didukung Pemerintah Kota Lubuklinggau untuk membantu UMKM naik kelas.

Apresiasi GTK 2025 merupakan bagian dari peringatan Hari Guru Nasional dengan tema “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Penghargaan diberikan kepada guru, kepala sekolah, pengawas, dan tenaga kependidikan dalam kategori Transformatif, Dedikatif, dan Pelopor.

Kisah tiga guru SMK ini menunjukkan bahwa inovasi pendidikan dapat dimulai dari persoalan nyata di kelas dan dikembangkan dengan sumber daya yang ada.

Praktik-praktik baik tersebut akan dihimpun dalam Repositori Nasional Praktik Baik sebagai inspirasi bagi guru di seluruh Indonesia, sekaligus menegaskan peran guru sebagai kunci transformasi pendidikan nasional. (rls)