Percepat Penanganan Kasus Stunting, Dandim Rohil Jadi Bapak Asuh Anak Stunting
Selain Komandan Kodim 0321/Rokan Hilir, Letkol Inf Muhammad Erfani, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang Dandim 0321/Rohil, Yunica Erfani juga ditetapkan sebagai Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
RIAUCERDAS.COM - Komandan Kodim 0321/Rokan Hilir, Letkol Inf Muhammad Erfani dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang Dandim 0321/Rohil, Yunica Erfani resmi menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
Dengan penetapan dirinya dan istri sebagai BAAS, Dandim berharap angka stunting di Rohil dapat ditekan hingga mencapai nol persen. Dia juga ingin, bisa menjangkau seluruh masyarakat yang membutuhkan.
Dikukuhkannya Dandim dan Ketua Persit Rohil menjadi BAAS tentunya akan menambah energi bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk menekan angka stunting seperti yang ditargetkan secara nasional.
"Kolaborasi jajaran Dandim, Danramil dan Persit Candra Kirana akan sangat untuk terus bersama-sama mendorong, memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam rankga mencegah dan mengurangi stunting," ungkap Letkol Erfani dalam siaran pers, Kamis (3/11/2022).
Dijelaskan Dandim, program ini akan fokus pada dua hal. Yaitu, asuhan prioritas yang dilakukan untuk memenuhi makanan tambahan dan sanitasi serta pemenuhan air bersih.
Berdasarkan data SSGI 2021, tambahnya, daerah lainnya yang memiliki prevalensi di atas rata-rata Riau adalah Kabupaten Indragiri Hilir 28,4 persen. Kemudian, Kabupaten Rokan Hulu 25,8 persen, dan Kabupaten Kampar 25,7 persen.
Selanjutnya, Kabupaten Indragiri Hulu 23,6 persen, dan Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar 23,3 persen.
"Stunting merupakan penanganan bersama dan tidak instan. Melalui proses panjang yang harus dilalui dalam rangka menekan angka stunting, maka membutuhkan kebersamaan gotong royong dari seluruh lini," ungkap Dandim.
Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Mardalena Wati Yulia berharap semakin gencarnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan terhadap penurunan stunting.
BKKBN bersama pihak terkait, seperti Dandim 0321/Rohil berupaya mempercepat penurunan prevalensi stunting yang kini tercatat di angka 29,7 persen. Salah satunya dengan Program BAAS.
"Gerakan BAAS perlu terus digaungkan. Karena kegiatan ini merupakan tindak lanjut telah dikukuhkannya Kasad, Danrem 031/Wirabima dan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 031 PD I/BB sebagai bapak dan bunda asuh anak stunting," tuturnya.
Menurut dia, program BAAS berguna untuk menyediakan platform kontribusi pemangku kepentingan agar turut ambil bagian dalam percepatan penurunan stunting yang menyasar keluarga berisiko stunting. Kelompok sasarannya adalah ibu hamil, calon pengantin dan bayi berusia 0-23 bulan.
Untuk keberlanjutannya, program ini bisa dipilih oleh pemangku kepentingan melalui tujuh paket manfaat. Antara lain KIE kelompok sasaran, pembuatan akta kelahiran, Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi calon pengantin, ibu hamil dan baduta, pembayaran iuran kesehatan dan fasilitasi rujukan, pemberdayaan ekonomi keluarga.
Paket pilihan lainnya bisa berupa bantuan jamban sehat dan air bersih. Para pemangku kepentingan dapat memilih metode penyaluran bantuan, baik secara langsung ataupun melalui pihak ketiga.
"Selain itu, pemangku kepentingan juga dapat memantau dampak pemberian paket asuhan melalui mekanisme pencatatan dan pelaporan yang disepakati antara pemangku kepentingan dan pihak ketiga, sistem surveilans rutin yang ada kunjungan langsung ke kelompok sasaran, dan mekanisme lainnya," kata Mardalena. (rls)
What's Your Reaction?