Pemuda Muhammadiyah Berharap Rektor UMRI Terpilih Punya Gagasan Brilian
Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Riau menggelar dialog interaktif untuk mengupas visi dan misi bakal calon rektor Univesitas Muhammadiyah Riau.
EMPAT bakal calon rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) hadir dalam Dialog Interaktif yang ditaja Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Riau, Rabu (27/10/2021). Acara bersama Nasiatul Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini mengupas visi dan misi bakal calon Rektor UMRI periode 2022-2026.
Empat dari tujuh bakal calon yang hadir adalah Dr Aidil Haris SSos MSi, Dr Baidarus MM MAg, Dr Elviandri SHi MHum dan Dr Jupendri SSos MIKom. Dialog berlangsung secara offline dan online dan ditaja di Aula Kampus 1 Umri.
Ketua PW Muhammadiyah Riau, Dr H Saidul Amin MA dan jajaran tampak hadir. Kemudian hadir juga Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Riau, Firdaus SE, pimpinan dan anggota Organisasi Otonom (Ortom).
"Kegiatan ini adalah dalam rangka untuk mengetahui visi dan misi, serta konsep yang ditawarkan tujuh bakal calon untuk pengembangan UMRI jika terpilih nanti," kata Firdaus SE.
Mengetahui visi dan misi serta konsep para bakal calon dianggap perlu dan penting. Karena ada sederet tantangan tugas berat telah menanti untuk pengembangan UMRI ke depan. Untuk itu, dibutuhkan terobosan yang brilian dari rektor terpilih nantinya.
"Hari ini UMRI dalam fase berkembang dan ke depan harus maju. Kita berharap rektor terpilih nantinya memiliki terobosan brilian untuk mewujudkannya," ujar Firdaus.
Sementara itu, Ketua PW Muhammadiyah Riau Dr H Saidul Amin MA mengatakan bahwa keberadaan perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) dalam hal ini UMRI adalah untuk mendukung gerakan dakwah Muhammadiyah.
Selain itu UMRI juga diharapkan mampu melahirkan alumni dalam tiga hal. Ketiga hal itu antara lain sebagai pabrik yang melahirkan kader persyarikatan, kader umat dan kader Islam.
Ia kemudian mengulas keberadaan PTM di Indonesia timur yang justru banyak melahirkan kader yang mengakui keberadaan Muhammadiyah saja, tidak menjadi kader Islam. Padahal menurutnya Islam dan Kemuhammadiyahan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan, bagaikan ruh dan badan.
"Tujuan pendirian PTM oleh Muhammadiyah adalah sebagai upaya untuk mendukung gerakan dakwah persyarikatan. Umri juga harus mampu melahirkan kader persyarikatan, kader umat dan kader Islam. Jadi bukan hanya kader persyarikatan saja melainkan juga jadi kader Islam, sehingga tujuan muhammadiyah mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya akan tercapai.
"Rektor UMRI harus berpikir out of the box. Membangun UMRI dengan tidak berhutang dengan gerakan waqaf misalnya. Harus mampu menciptakan sense of belonging seluruh civitas akademika terhadap UMRI dan orang lain. Ikut serta dalam pengembangan UMRI meskipun secara stuktural bukan dari bagian UMRI," kata dia.
Pada dialog interaktif ini kegiatan dilaksanakan dari pukul 09.00 sampai pukul 12.15 WIB. Keempat bakal calon rektor diberikan kesempatan untuk memaparkan gagasan, visi dan misinya. Selanjutnya ditutup sesi tanya jawab dari peserta. (rls)
What's Your Reaction?