Hadiri Baitul Arqom UMRI, Gubri Minta Calon Wisudawan Jangan Hanya Andalkan Gelar
Tujuan Baitul Arqom bagi Purna Studi ini adalah kembali memantapkan paham keagamaan mereka. Apalagi, di awal perkuliahan lalu, mereka sudah mendapat pembekalan terkait keislaman dan kemuhammadiyahan.
RIAUCERDAS.COM - Sebanyak 1.068 orang calon wisudawan Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) mengikuti kegiatan Baitul Arqom dan Pembekalan Purna Studi di Asrama Haji Provinsi Riau. Acara pembukaan dihadiri langsung oleh Gubernur Riau, Syamsuar.
Dalam sambutannya, Rektor UMRI, Dr Saidul Amin, MA menyampaikan bahwa Baitul Arqom ini seperti pemutus kaji agar calon wisudawan diberi petuah sebelum mereka menyandang gelar sarjana.
Selain itu, tujuan Baitul Arqom bagi Purna Studi ini adalah kembali memantapkan paham keagamaan mereka. Apalagi, di awal perkuliahan lalu, mereka sudah mendapat pembekalan terkait keislaman dan kemuhammadiyahan.
"Jangan sampai ada anak UMRI tamat, agamanya justru tak betul. Kemudian, baca Alqurannya tak meningkat," tegas Rektor. Dia menyebut, Baitul Arqom ini juga ditujukan untuk menambah kecintaan calon wisudawan pada Muhammadiyah dan bangga pada UMRI sebagai almamaternya.
Kepada Syamsuar yang hadir langsung saat itu, rektor berharap agar bersedia memberikan nasehat kepada semua mahasiswa yang sudah purna studi. "Kami berharap ini bukan sekadar nasehat dari kepala daerah kepada rakyatnya, tapi nasehat seorang ayah terhadap anak-anaknya,"' tutur rektor.
Rektor juga menjelaskan bahwa saat ini pihaknya berupaya menghemat biaya wisuda. Sebelumnya dana yang dibutuhkan sekitar Rp 3 juta per wisudawan. Sekarang berkurang jadi Rp 2,6 juta. Itupun di antaranya adalah dana untuk wakaf pembangunan gedung Tajdid Center UMRI.
"Ini artinya,sepeninggalan mahasiswa setelah wisuda, mereka punya andil dalam pembangunan gedung Tajdid Center tersebut. Tentu ini akan menambah amal jariyah bagi mereka," kata Saidul.
Di hadapan Gubri, rektor juga sempat memaparkan bahwa tahun ini UMRI menunjukkan perkembangan yang baik. Saat ini banyak perguruan tinggi swasta merintih akibat kekurangan mahasiswa. Ditambah ada kebijakan yang memungkinkan perguruan tinggi negeri menampung sebanyak-banyaknya calon mahasiswa. Hal ini berdampak pada jumlah mahasiswa baru yang masuk kampus swasta.
Namun, di UMRI berbeda. Tahun ini jumlah mahasiswa baru yang diterima UMRI justru meningkat. Dimana, jumlah yang diterima mencapai 2.967 orang. Rektor menilai, semua ini akibat kerja keras dari banyak pihak. Tidak hanya dari jajaran pimpinan, tapi seluruh pihak lainnya. Termasuk pemerintah daerah.
Peran pemerintah lainnya pada perkembangan UMRI, tutur rektor, penyaluran bantuan beasiswa yang jumlahnya luar biasa sekali selama Syamsuar menjabat. Jumlahnya hampir Rp 9 miliar. "Tentu diharapkan di masa mendatang lebih banyak lagi," katanya.
Sementara itu, kepada calon wisudawan, Gubri menyampaikan, masa depan bangsa tergantung pada mahasiswa saat ini. Apalagi Indonesia sebentar lagi diperhadapkan dengan bonus demografi yang ditunjukkan besarnya warga usia produktif dibanding yang tua.
Pada 2045 di usia Kemerdekaan Indonesia sudah 100 tahun, diproyeksi akan menjadi Indonesia emas. Karenanya, menjelang waktu itu terjadi, generasi muda saat ini harus mempersiapkan diri agar mampu bersaing dan menguasai skill pendukungnya. Salah satunya menguasai teknologi informasi.
Syamsuar mencontohkan bagaimana pedagang di Tanah Abang terimbas adanya Tiktok Shop. Bahkan masalah ini menjadi perhatian khusus pemerintah yang akhirnya membuat kebijakan larangan pada platform media sosial melakukan jual beli.
Semua ini, terangnya, tak lepas dari pesatnya teknologi. Khususnya teknologi digital yang merambah sampai ke dunia usaha. Meski demikian, Syamsuar menilai masalah ini tak bisa dihindari. Ke depannya, masalah begini akan dihadapi banyak daerah. Termasuk di Riau.
Karenanya, anak Riau diminta bersiap diri. "Kini tak laku lagi jika hanya mengandalkan gelar. Perusahaan-perusahaan dan instansi pemerintah kini juga mencari tenaga kerja yang punya kualitas dan kekhususan. Misalnya, sarjana ekonomi, maka harus dilihat lagi kemampuan khususnya. Apakah ekonomi syariah maupun ekonomi khusus lainnya," papar Syamsuar.
Karena itu, Gubri meminta para alumni UMRI mempersiapkan diri dengan baik. Termasuk menguasai Artificial Intelligence (AI) yang kini tengah berkembang pesat. Terkait AI ini, Gubri mengaku beruntung karena ada orang Riau bersedia membuat program untuk mendidik anak-anak menguasai teknologi tersebut.
Dengan memiliki berbagai kompetensi dan keahlian, maka anak Riau bisa bersaing dengan anak dari provinsi lainnya. Tidak sekadar dalam mencari kerja, tapi juga menciptakan lapangan kerja. (*)
What's Your Reaction?