Ujian Terkendala Bencana, Mendikdasmen Usul Guru Beri Penilaian Khusus bagi Siswa
Mengingat situasi di Kabupaten Aceh Tamiang belum memungkinkan melakukan ujian, Mendikdasmem Abdul Mu'ti mendorong para guru memberikan penilaian berdasarkan nilai-nilai harian
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti datang langsung ke Aceh Tamiang yang jadi salah satu lokasi banjir dan longsor terparah
- Mendikdasmen meminta guru memberi penilaian khusus bagi siswa yang tinggal di wilayah terdampak
- Akibat bencana, siswa di daerah terdampak tidak bisa ikut Ujian Akhir Semester atau UAS
RIAUCERDAS.COM, ACEH TAMIANG - Dua pekan pascabencana banjir besar yang melanda Provinsi Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) terus bergerak cepat membantu pemulihan satuan pendidikan terdampak.
Pada Selasa (9/12/2025), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, turun langsung ke Kabupaten Aceh Tamiang untuk menyapa para korban serta memastikan layanan pendidikan tetap berjalan.
Rombongan Kemendikdasmen tiba di Aceh Tamiang setelah menempuh perjalanan darat selama kurang lebih tiga jam dari Kabupaten Langkat. Sepanjang perjalanan tampak rumah-rumah rusak dan deretan kendaraan berbagai ukuran yang terbawa arus banjir.
Meski akses jalan utama sudah dapat dilewati, kondisi jalan masih licin dan berlumpur, membuat perjalanan harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Di lokasi, Menteri Mu’ti berdialog dengan sejumlah kepala sekolah dari jenjang TK hingga SMA/SMK. Suasana haru terlihat ketika Mendikdasmen memberikan motivasi dan penguatan kepada para kepala sekolah agar tetap tegar menjalani masa pemulihan. Sebagai bentuk dukungan nyata, Kemendikdasmen menyalurkan bantuan mutu pendidikan untuk semua jenjang.
“Hari ini Kemendikdasmen hadir di Kabupaten Aceh Tamiang memberikan bantuan moril dan mutu pendidikan untuk semua jenjang sekolah. Untuk TK kami berikan 10 juta, SD 15 juta, SMP 20 juta, dan SMA/SMK 25 juta,” ujar Menteri Mu’ti.
Dalam dialog tersebut, Mu’ti juga menegaskan keberpihakan kementerian terhadap para penyintas bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara. Terkait pelaksanaan Ujian Akhir Semester (UAS) yang sedang berlangsung di berbagai wilayah, Kemendikdasmen memberikan solusi keringanan penilaian khusus bagi daerah terdampak.
“Mengingat situasi di Kabupaten Aceh Tamiang yang belum memungkinkan melakukan ujian, kami mendorong para guru memberikan penilaian berdasarkan nilai-nilai harian. Yang terpenting anak-anak tetap semangat dan memiliki motivasi tinggi untuk belajar,” jelasnya.
Kedatangan Menteri Mu’ti disambut penuh haru oleh para kepala sekolah yang terdampak langsung. Abdul Jalil, Kepala SMP Negeri 1 Kualasimpang, bercerita bahwa ruang kelas dan laboratorium sekolahnya hanyut terbawa arus banjir. Dengan suara tercekat, ia mengungkapkan rasa syukurnya.
“Akhirnya Kemendikdasmen hadir membersamai kami di Aceh Tamiang. Terima kasih untuk semua bantuan, ini sangat berguna bagi kami untuk menata ulang sekolah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ahmad, Kepala SD Negeri Babo, yang menjelaskan bahwa sekolahnya mengalami kerusakan total dan berharap dapat direlokasi. Saat ini ia bersama para guru sangat membutuhkan tenda darurat untuk melanjutkan proses pembelajaran.
“Kami sangat berterima kasih Pak Menteri mau hadir di Aceh Tamiang walau berada di pelosok negeri. Bantuan ini sangat berarti bagi kami untuk kembali menata pembelajaran dan mendapatkan peralatan penunjang,” katanya.
Wardiana, Kepala SMK Negeri 3 Kuala Simpang, juga menyampaikan apresiasi atas perhatian pemerintah pusat. Ia menyebut bantuan ini memberikan harapan baru bagi pengelolaan pendidikan di sekolahnya.
“Kami sangat senang pemerintah pusat menaruh perhatian melalui bantuan mutu pendidikan ini. Semoga bantuan ini menjadi penyemangat dan membangun motivasi di sekolah kami untuk segera bangkit,” tutupnya.
Kunjungan Mendikdasmen Abdul Mu’ti ini menjadi bentuk nyata kehadiran negara dalam mendampingi pemulihan pendidikan di wilayah terdampak bencana, sekaligus memastikan bahwa hak belajar anak-anak tetap terpenuhi meski dalam situasi darurat. (rls)