Tak Sekadar Kemampuan Membaca, Begini Makna Literasi Menurut Itje Chodidjah

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, mengatakan bahwa di Indonesia, literasi sering kali hanya dimaknai sebagai kemampuan membaca, dan numerasi dianggap sekadar keterampilan berhitung. 

Oct 11, 2024 - 21:49
 0
Tak Sekadar Kemampuan Membaca, Begini Makna Literasi Menurut  Itje Chodidjah
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah bicara terkait literasi dan numerasi dalam dalam kegiatan Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran, Jumat (11/10/2024). (Sumber: Kemendikbud)

RIAUCERDAS.COM - Sesi Gelar Wicara merupakan salah satu agenda spesial yang dihadirkan dalam kegiatan Gelar Aksi Nyata Pemulihan Pembelajaran yang ditaja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).


Acara yang dilakukan di Jakarta itu berlangsung pada 11-12 Oktober 2024. Gelar Wicara dirancang dengan menghadirkan para narasumber inspiratif di bidang pendidikan untuk berbagi praktik baik mengenai bagaimana ekosistem pendidikan bergotong royong bersama dalam mempercepat proses pemulihan pembelajaran di Indonesia. 


Dalam Gelar Wicara Sesi 1, pembahasan tertuju pada upaya untuk menguatkan pondasi literasi dan numerasi sebagai upaya meluruskan kesalahpahaman praktik penerapan strategi literasi dan numerasi. 


Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Itje Chodidjah, mengatakan bahwa di Indonesia, literasi sering kali hanya dimaknai sebagai kemampuan membaca, dan numerasi dianggap sekadar keterampilan berhitung. 


"Padahal literasi mencakup pemahaman teks dan konteks secara kritis. Sedangkan numerasi melibatkan kemampuan untuk berpikir secara logis dalam konteks kehidupan sehari-hari," kata dia.


Sebagai penghubung utama antara Indonesia dan UNESCO, ucap Itje, KNIU memainkan peran penting dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama dalam bidang pendidikan. KNIU mengimplementasikan berbagai program yang mendukung literasi dan numerasi sebagai bagian dari SDGs 4.


“KNIU bekerja dengan intens dengan para pemangku kepentingan di bidang pendidikan di Indonesia dalam penyampaian capaian Indonesia ke UNESCO dalam berbagai survei dan laporan. KNIU juga berperan dalam kegiatan capacity building dalam bidang literasi,” terangnya.


Itje mengatakan, bahwa kolaborasi antar pemangku kepentingan seperti guru, kepala sekolah, dan orang tua sangat penting dalam meningkatkan literasi dan numerasi. Kerja sama ini mencakup pengembangan komunitas belajar dan berbagi praktik yang baik, di mana pengalaman dan pengetahuan dapat saling dibagikan.


“Merdeka Belajar mendorong kolaborasi yang lebih luas dalam dunia pendidikan. Dengan adanya kolaborasi, literasi dan numerasi dapat diperkaya dengan perspektif dari berbagai pemangku kepentingan yang berbeda, sehingga mendorong terciptanya pembelajaran yang lebih menyeluruh dan kontekstual,” tegas Ketua Harian KNIU.


Pemulihan pembelajaran telah menjadi salah satu prioritas utama dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia pasca pandemi. Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran sehingga memperparah krisis pembelajaran. 


Adapun manfaat dari kegiatan ini sebagai landasan terciptanya semangat gotong royong yang berkelanjutan antara seluruh pemangku kepentingan yang bersinergi dengan saling memberdayakan dalam upaya pemulihan pembelajaran. 


Selain itu melalui kegiatan ini akan menjadi wadah untuk saling berbagi praktik baik atas aksi nyata dalam meningkatkan literasi dan numerasi. Seluruh aksi nyata yang tercipta dapat  dimanfaatkan dan direplikasi sebagai program yang berkelanjutan sebagai upaya pemulihan pembelajaran.


Kemendikbudristek melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), telah mengambil langkah strategis dengan membentuk Project Management Office (PMO) PDM 10 Pemulihan Pembelajaran. 


PMO ini bertujuan untuk memberikan intervensi khusus kepada satuan pendidikan yang memiliki capaian literasi dan numerasi di bawah kompetensi minimum berdasarkan hasil Asesmen Nasional. 


Beberapa intervensi khusus yang dilakukan seperti penyediaan dan pendistribusian buku bacaan bermutu, pelatihan pemanfaatan buku bacaan bermutu, dan pendampingan mahasiswa Kampus Mengajar untuk upaya peningkatan literasi dan numerasi di satuan pendidikan. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow