Mendikdasmen Komit Tiap Anak Terima Pendidikan Bermutu
Hasil Asesmen Nasional menunjukkan bahwa hanya 22 persen satuan pendidikan di NTT yang mencapai kompetensi minimal literasi, sedangkan tingkat kompetensi numerasi juga menunjukkan angka yang serupa.
RIAUCERDAS.COM, KUPANG – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti mengungkapkan komitmennya untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia menerima pendidikan bermutu.
"Visi besar kami adalah pendidikan bermutu untuk semua. Kami berusaha untuk memenuhi hak sipil setiap warga negara, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia," ujar Menteri Mu'ti.
Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan yang bertajuk “Mendikdasmen Mendengar Cerita Pendidikan NTT” yang diselenggarakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis (5/12/2024). Mu'ti hadir didampingi Wamendikdasmen, Fajar Riza Ul Haq.
Kunjungan kerja itu dilakukan dalam rangka mendengarkan langsung tantangan dan potensi pendidikan di daerah tersebut. Kunjungan ini menjadi momentum penting untuk menggali berbagai cerita, inovasi, dan tantangan yang ada di NTT, serta memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam mewujudkan pendidikan berkualitas bagi seluruh anak bangsa.
Menteri Mu’ti menambahkan, bahwa dalam mengimplementasikan visi tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) fokus pada pemenuhan standar nasional pendidikan yang mencakup sarana-prasarana pendidikan, kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, serta kompetensi lulusan yang relevan dengan dunia kerja.
Mendikdasmen juga menyoroti pentingnya partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan pendidikan yang bermutu. Ia menjelaskan bahwa dengan prinsip gotong-royong, seluruh pihak di NTT harus bergerak bersama untuk memajukan pendidikan, terutama mengatasi masalah akses dan kualitas pendidikan yang masih menjadi tantangan.
Pada kesempatan yang sama, Penjabat (Pj.) Gubernur Nusa Tenggara Timur, Andriko Noto Susanto, dalam sambutannya mengungkapkan rasa terima kasih atas kunjungan Mendikdasmen dan Wamendikdasmen, dan menyampaikan tantangan-tantangan besar yang dihadapi pendidikan di NTT.
Dengan lebih dari 1 juta peserta didik yang tersebar di 14.000 satuan pendidikan di seluruh wilayah NTT, ucap Andriko, tantangan terbesar adalah tingginya angka Anak Tidak Sekolah yang mencapai lebih dari 130 ribu anak. Selain itu, masih terdapat kesenjangan besar dalam hal literasi dan numerasi.
Hasil Asesmen Nasional menunjukkan bahwa hanya 22 persen satuan pendidikan di NTT yang mencapai kompetensi minimal literasi, sedangkan tingkat kompetensi numerasi juga menunjukkan angka yang serupa.
Gubernur Andriko juga menyoroti kondisi geografis NTT yang terdiri dari lebih dari 500 pulau dengan banyaknya daerah yang terisolasi. Aksesibilitas menjadi hambatan serius bagi pelaksanaan pendidikan, di mana beberapa siswa bahkan harus menaiki mobil bak terbuka atau mencari sinyal di tempat tinggi untuk mengikuti pembelajaran daring. Hal ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih inklusif dan relevan dengan kondisi lokal.
Sebagai respons terhadap tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi NTT telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan literasi dan numerasi di kalangan pelajar. Salah satunya adalah Gerakan NTT Membaca, NTT Menulis (GENTA BELIS), yang diluncurkan pada November 2024.
Gerakan ini bertujuan untuk menumbuhkan budaya literasi yang kuat di tingkat SMA/SMK, dengan harapan dapat merambah ke tingkat SD dan SMP. Gubernur Andriko menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan dalam mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, pemerintah daerah juga aktif mengembangkan kurikulum lokal yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan daerah, seperti Kurikulum Muatan Lokal Pangan Lokal yang diterapkan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang berfokus pada ketahanan pangan dan gizi yang seimbang untuk generasi muda.
Di sisi lain, ucap Andriko, isu kompetensi guru juga menjadi perhatian utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan di NTT. Terdapat lebih dari 122 ribu guru di NTT, namun sekitar 18 ribu di antaranya belum memenuhi standar pendidikan formal yang ditetapkan, khususnya di jenjang PAUD.
“Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTT bekerja sama dengan berbagai lembaga mitra untuk memberikan pelatihan dan meningkatkan kompetensi guru agar mereka dapat lebih efektif dalam menyampaikan materi dan mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Mu'ti juga menyampaikan apresiasi kepada Pj. Gubernur NTT dan seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah ini. Ia menekankan bahwa meskipun tantangan besar masih ada, semangat gotong royong dan kolaborasi lintas sektor dapat mengubah keterbatasan menjadi peluang yang signifikan.
"Di balik tantangan, selalu ada potensi yang bisa kita kembangkan. Dengan kerja sama, saya yakin pendidikan di NTT dapat lebih maju, dan generasi muda di sini dapat memiliki kesempatan yang sama untuk sukses seperti anak-anak di daerah lainnya," kata Menteri Mu'ti.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, turut memberikan informasi terbaru terkait perkembangan signifikan dalam peningkatan literasi dan numerasi di NTT. Diharapkan dengan upaya bersama, provinsi ini dapat terus berkembang dan mencetak generasi yang siap menghadapi tantangan global.
Kegiatan ini diakhiri dengan sesi diskusi, di mana para pemimpin daerah, Kepala Dinas Pendidikan, dan berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan di NTT berbagi ide dan praktik baik yang telah dilakukan di lapangan. Diskusi ini menjadi langkah awal untuk merumuskan kebijakan yang lebih tepat guna untuk mengatasi tantangan pendidikan di NTT.
Kemendikdasmen bersama Pemerintah Provinsi NTT berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan semangat gotong royong, tantangan besar dalam dunia pendidikan dapat diatasi bersama, dan masa depan cerah bagi generasi muda NTT pun dapat terwujud.
Pada kesempatan sebelumnya, Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, dan Wamendikdasmen, Fajar Riza Ul Haq, turut mengunjungi 3 sekolah yang ada di Kupang, NTT, antara lain Yayasan Harapan Bangsa, SDN Bertingkat Naikoten, dan SDN Naikoten 1. Dalam kunjungan tersebut, Mendikdasmen melakukan peninjauan pembelajaran serta mensosialisasikan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat kepada para peserta didik di sekolah tersebut. (rls)
What's Your Reaction?