Kuliah Kebangsaan di UMRI, Gus Imin: Mahasiswa Harus Siap Jadi Pemimpin

Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar atau Cak Imin memberi kuliah kebangsaan di Kampus UMRI. Dia sempat menyorot kondisi bangsa di masa Orde Baru dan hal apa yang mesti dilakukan generasi muda di masa reformasi sekarang.

Dec 2, 2023 - 13:57
Dec 2, 2023 - 14:00
 0
Kuliah Kebangsaan di UMRI, Gus Imin: Mahasiswa Harus Siap Jadi Pemimpin
Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar menyampaikan kuliah kebangsaan di hadapan ribuan mahasiswa UMRI, Sabtu (2/12/2023).

RIAUCERDAS.COM - Ribuan civitas akademika Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) hadiri Kuliah Kebangsaan yang dihadiri Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin Iskandar, Sabtu (2/12/2023). Kegiatan yang digelar di halaman gedung rektorat tersebut juga dihadiri Wakil Rektor II UMRI, Wakil Rektor III UMRI dan sejumlah pimpinan universitas lainnya.

Wakil Rektor III UMRI, Dr Jufrizal Syahri mengucapkan selamat datang kepada Muhaimin. Ia juga memaparkan secara singkat kondisi kampus UMRI. Salah satunya yaitu, aktivitas UMRI membangun gedung Tajwid Center dengan berbasis wakaf. "Kami mengajak Gus Imin juga ikut berwakaf di gedung tajwid center itu," kata dia.

Jufrizal menambahnya, Indonesia akan menghadapi bonus demografi yang harus disikapi. Karena itu, diharapkan Muhaimin bisa menyampaikan strategi menghadapi bonus demografi itu. "Kita diberi keberkahan bahwa anak muda jumlahnya lebih 65 persen dari total penduduk Indonesia," katanya. Tentu perlu ada strategi yang harus disiapkan untuk menyambut masa itu.

Sementara itu, Muhaimin Iskandar menyebut harus bersyukur Indonesia sudah bisa memasuki era demokrasi. Ketika di Orde Baru, tambahnya, berkumpul seperti sekarang dibatasi. Rezim otoriter mengatur banyak hal, termasuk orang-orang yang duduk jadi wakil rakyat. Di masa demokrasi ini, semua orang berhak menjadi wakil rakyat. 

Politisi yang akrab disapa Gus Imin menambahkan, di jaman reformasi, perhatian pada dunia pendidikan begitu besar. Bahkan, anggaran untuk dunia pendidikan diamanatkan undang-undang tak boleh kurang dari 20 persen. Sebaliknya, dari kampus, menghasilkan banyak sarjana yang berperan bagi masyarakat.

Tantangan memang tidak ringan. Indonesia, kata dia, adalah negara yang kaya raya. "Di bumi kita ada gas, batubara, minyak, besi, nikel dan sebagainya," tuturnya. Tapi pertanyaannya, kenapa kekayaan sebesar itu tidak banyak manfaatnya bagi negeri. 

Karena itu, Muhaimin menyebut perlu ada perubahan dalam pengelolaan kekayaaan negara. Yaitu, harus berkiblat pada kemajuan masyarakat. Caranya yaitu perubahan. Harus punya kepemimpinan yang sungguh-sungguh, sistem yang dibenahi dan perubahan cara kerja yang lebih baik.

Hari ini, angkatan muda total di atas 50 persen. Sekarang Indonesia mayoritas diisi kalangan muda. Energi dan kekuatan ini tidak bisa didiamkan. Karena kekuatan ini puncaknya ada di 2030. Maka, potensi besar anak muda ini harus dijadikan ujung tombak segala perubahan.

"Contohnya kita ingin ke depan banyak anak muda jadi pengusaha yang tangguh," ungkap Muhaimin. Energi ini harus difasilitasi. Jika usahanya skala kecil menengah, maka harus diberi akses permodalan cepat dan mudah. "Kalau di bawah Rp 10 juta, jangan dibebankan dengan bunga," tuturnya.

Muhaimin juga menyorot pentingnya memberi pelayanan yang baik pada pelaku usaha muda. Dengan semangat itu, manajemen yang baik perlu diwujudkan. "Kita wajib memberi jalan keluar yang cepat. Pemerintah dan negara harus turun tangan membuka jalan yang cepat dan mudah diakses kaum muda sesuai kapasitasnya," kata Ketua Umum PKB ini.

Lapangan kerja juga harus dibuka seluas-luasnya, terutama pada generasi muda. Kemudian, mempermudah akses permodalan dan perlu mempermudah akses pasar. Sehingga, tidak ada anak muda yang takut jadi petani. Karena saat ini jadi petani rugi karena tidak mendapat akses pasar yang baik 

Pemerintah, tuturnya, harus jadi penyangga. Negara perlu turun tangan agar petani mudah mendapat akses pasar, modal dan sebagainya. Sehingga kemandirian pangan bisa tercipta. Dengan begitu, kebutuhan pangan Indonesia tidak lagi tergantung pada impor

Kepada mahasiswa, Muhaimin mendorong mempunyai nilai akademik yang tinggi. Kemudian, harus mempersiapkan diri menjadi pemimpin. Kalau generasi muda siap, kebijakan pemerintah lurus dan adil serta membela masyarakat kecil, maka kemajuan bisa dicapai.

Negara ini, kata Muhaimin harus berbenah. Tidak boleh ada lagi korupsi. Warga negara Indonesia harus mempunyai warga yang makmur. Dengan begitu, maka Indonesia bisa dengan aktif membantu negara lain yang membutuhkan. Contohnya pada Palestina.

Muhaimin menyorot bagaimana Muhammadiyah telah memberikan contoh memberi perhatiannya pada Palestina. Bahkan, termasuk jadi organisasi yang pertama menyalurkan bantuan miliaran rupiah untuk membantu masyarakat Palestina. "Melihat semua ini, pemerintah harus melapangkan jalan Muhammadiyah di negeri ini," kata dia. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow