Ingin Bursa Kerja Khusus Hadir di Seluruh SMK, Disdik Riau Gelar Diklat

Di Riau belum semua sekolah memiliki Bursa Kerja Khusus atau BKK. Sementara, beberapa SMK yang sudah memiliki BKK dinilai belum terkelola dengan baik. Karena kondisi itu, Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Provinsi Riau menggelar Diklat Pengelola BKK Angkatan I Tingkat SMK Swasta dan Negeri se-Provinsi Riau yang dibuka pada Kamis (2/5/2024) malam.

May 3, 2024 - 12:10
 0
Ingin Bursa Kerja Khusus Hadir di Seluruh SMK, Disdik Riau Gelar Diklat
Kepala Bidang GTK Disdik Riau mengalungkan tanda peserta Diklat Pengelola Bursa Kerja Khusus atau BKK di SMK swasta dan Negeri Provinsi Riau, Kamis (2/5/2024) malam.

RIAUCERDAS.COM - Keberadaan Bursa Kerja Khusus (BKK) dianggap sangat penting di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Karena BKK bisa menjadi jembatan antara siswa dengan dunia usaha dan industri. 

Namun, di Riau belum semua sekolah memiliki BKK ini. Sementara, beberapa SMK yang sudah memiliki BKK dinilai belum terkelola dengan baik. Karena kondisi itu, Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Provinsi Riau menggelar Diklat Pengelola BKK Angkatan I Tingkat SMK Swasta dan Negeri se-Provinsi Riau yang dibuka pada Kamis (2/5/2024) malam. 

Diterangkan Ketua Panitia, Andri Karmidi, MPd, Diklat ini diikuti 50 orang peserta dari 12 kabupaten/kota di Riau. Di angkatan pertama, komposisi peserta terbagi menjadi pengelola BKK yang sudah pernah mengikuti pelatihan tahun 2023 dan 35 persen lagi belum pernah ikut.

"Tujuannya, perwakilan SMK yang telah memiliki BKK membagi ilmu pengetahuannya kepada peserta lain dari SMK yang baru merintis," ujar Andri. Agar maksimal, peserta akan dibagi dalam kelompok yang di dalamnya terdiri dari pengelola BKK yang telah eksis serta yang baru merintis.

Dengan pembagian kelompok ini, Andri berharap terjadi sharing pengetahuan dan pengalaman tentang pengelolaan BKK di SMK. "Sehingga mereka bisa kerjasama. Misalnya berbagi tips bagaimana mengurus izin pembentukan BKK," ungkap Andri.

Dalam Diklat ini, ada sejumlah narasumber yang dihadirkan. Di antaranya yaitu CEO website toploker.com dari Jakarta. Mereka akan memaparkan tentang kunci kemitraan dunia kerja dan dunia usaha. "Mereka juga memiliki aplikasi lowongan kerja yang dapat dimanfaatkan siswa dan alumni," tambahnya.

Lalu, ada juga narasumber dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Kemendikbud RI. Selanjutnya dari

Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Pekanbaru. Kehadiran pihak Disnaker ini adalah untuk memaparkan tentang pentingnya BKK di SMK. Di samping itu, Disnaker juga merupakan institusi berwenang dalam mengeluarkan izin BKK di SMK. 

Narasumber lainnya yaitu dari PT Indah Kiat. Perusahaan yang sudah malang melintang di Riau. Diharapkan dari pihak perusahaan, peserta mendapat pencerahan terkait lulusan SMK bagaimana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha.

Terakhir, ada juga narasumber dari Forum BKK Provinsi Riau. Forum ini, tambah Andri, sudah banyak membantu SMK-SMK dalam menyalurkan siswanya masuk ke dunia kerja.

Sementara, Kepala Bidang GTK Disdik Provinsi Riau, Faizal Ahmadin menekankan pentingnya setiap SMK baik swasta maupun negeri memiliki BKK. Nyatanya, di lapangan masih ada SMK yang tidak memilikinya. "Kalaupun ada mereka justru tak bergerak. Karenanya dilakukan Diklat ini agar mendorong SMK segera membentuk BKK dan mengaktifkannya," kata dia.

Dengan adanya BKK di SMK, siswa maupun alumni bisa lebih mudah disalurkan ke dunia kerja. Dengan demikian, angka pencari kerja di Riau bisa ditekan dan hal ini diharap memberi dampak positif bagi kemajuan daerah.

Diklat ini, terang Faizal, dilakukan agar pengelola BKK mendapat ilmu dari narasumber yang kompeten. Kemudian, ilmu itu diharap disalurkan kembali kepada peserta didik.

Faizal juga mengingatkan pesan dari Kepala Disdik Riau, Tengku Fauzan Tambusai yang meminta agar segala kekurangan yang ada di SMK diinventarisir. Dengan cara ini, maka dapat diketahui cara yang paling tepat bagaimana siswa ke depan memiliki keterampilan yang bagus.

"Ini angkatan pertama. Diharapkan peserta mengikuti kegiatan dan menyerap ilmunya. Kemudian, ilmu itu harus diturunkan ke anak didik. Karena Indonesia sedang menuju ke Indonesia Emas 2045. Kalau ilmu yang diberikan kepada anak didik biasa-biasa saja, susah mereka mau bersaing," kata dia. (*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow