Bukan Sekadar Bantuan Sosial, Program Makan Bergizi Gratis Ditegaskan sebagai Investasi SDM
RIAUCERDAS.COM, JAKARTA- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ditegaskan sebagai salah satu program strategis yang memiliki dampak ganda, yakni meningkatkan kualitas layanan pendidikan sekaligus memperkuat fondasi kesehatan fisik dan kognitif jutaan anak Indonesia.
Program ini bukan hanya menyediakan makanan, tetapi diposisikan sebagai investasi peradaban untuk menyiapkan Generasi Emas 2045 yang cerdas, sehat, dan berdaya saing global.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Gogot Suharwoto, dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Program Prioritas 06 (TP-06) Implementasi Makan Bergizi Gratis di Satuan Pendidikan di Jakarta, Senin (8/12/2025).
Gogot menegaskan perlunya meluruskan pemahaman bahwa Program MBG tidak boleh dipandang sebagai program logistik atau program sosial semata. “Ini adalah program strategis investasi sumber daya manusia,” ujarnya.
Menurutnya, mutu pendidikan tidak dapat tercapai apabila prasyarat dasar seperti kesehatan dan fokus kognitif siswa belum terpenuhi. Ketersediaan asupan gizi yang seimbang menjadi prasyarat mutlak bagi tumbuhnya otak yang cerdas, yang kemudian menjadi landasan filosofis mengapa program ini ditetapkan sebagai program mandatory dan prioritas utama Ditjen PAUD Dikdasmen.
Saat ini, tercatat 12.211.238 peserta didik dari 96.358 satuan pendidikan telah menjadi penerima manfaat MBG. Gogot menyampaikan apresiasinya kepada seluruh advokator UPT di seluruh Indonesia, karena hingga hari ini sebanyak 14.821 sekolah telah terimbas pendampingan dan edukasi terkait implementasi program prioritas tersebut.
Ia menekankan bahwa peran Ditjen PAUD Dikdasmen bersama seluruh UPT adalah memastikan integrasi penuh MBG ke dalam ekosistem pendidikan melalui Penguatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), sehingga program ini tidak berhenti pada pemberian makanan, tetapi menjadi pembelajaran terapan tentang gizi dan gaya hidup sehat.
Dalam laporannya, Direktur SMP, Maulani Mega Hapsari, menyampaikan bahwa kegiatan rakor ini merupakan langkah kritis untuk merefleksikan capaian, mengevaluasi proses, dan memetakan strategi pendampingan ke depan agar implementasi MBG berjalan optimal di berbagai daerah.
Mega menjelaskan bahwa pelaksanaan rakor ini didasari tiga alasan utama. Pertama, urgensi nasional, karena MBG merupakan bagian integral dari penguatan UKS dan penanggulangan masalah gizi peserta didik.
Unit Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh Indonesia bertanggung jawab langsung memastikan program ini terintegrasi dengan baik dalam ekosistem sekolah. Kedua, mandat kelembagaan, sebab UPT BBPMP/BPMP memiliki peran strategis sehingga koordinasi wajib dilakukan sebagai ukuran efektivitas advokasi mereka terhadap pemerintah daerah dan sekolah.
Ketiga, kebutuhan refleksi data, karena menurut Mega, program prioritas tidak dapat dijalankan tanpa pijakan data yang akurat. Rakor ini secara khusus bertujuan melakukan refleksi dan evaluasi berbasis data implementasi lapangan, termasuk mengidentifikasi hambatan serta praktik baik di satuan pendidikan, khususnya pada jenjang SMP.
Rakor yang mengangkat tema “Refleksi dan Evaluasi Program Prioritas Makan Bergizi Gratis di Satuan Pendidikan Tahun 2025” ini diikuti oleh 88 peserta, terdiri dari 34 Kepala UPT BBPMP/BPMP, 34 PIC Tim Percepatan Program Prioritas dari masing-masing UPT, serta 20 tim percepatan dari Ditjen PAUD Dikdasmen.
Gogot menilai kehadiran kombinasi antara Kepala UPT sebagai pengambil keputusan dan ketua tim kerja sebagai koordinator implementasi lapangan menjadi faktor penting yang memastikan setiap strategi yang disepakati memiliki dukungan manajerial dan kepastian eksekusi.
Kegiatan rakor terdiri dari dua sesi utama, yakni sesi refleksi dan evaluasi mencakup capaian program prioritas peserta didik jenjang SMP serta pembahasan capaian anggaran, kemudian dilanjutkan dengan sesi perumusan strategi dan rekomendasi yang meliputi penyusunan evaluasi dan rekomendasi MBG, pemetaan strategi pendampingan dan advokasi, serta sesi khusus bersama Badan Gizi Nasional (BGN) untuk membahas hasil evaluasi TP-06.
Adapun luaran yang ditargetkan meliputi dokumen evaluasi kinerja dan rekomendasi operasional MBG yang disepakati seluruh UPT serta divalidasi BGN, peta strategi pendampingan dan advokasi UPT untuk tahun 2026, dan kesepakatan penyelarasan data serta pelaporan MBG secara terintegrasi.
Sebelum menutup laporannya, Direktur Mega menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta rakor. Ia berharap momentum evaluasi ini dapat memperkuat implementasi MBG pada tahun berikutnya. “Melalui kegiatan ini, kita bisa buat strategi implementasi Makan Bergizi Gratis menjadi lebih baik, lebih merata, dan lebih berdampak di tahun 2026,” ujarnya. (rls)