Agar Penanganan Stunting Tepat Sasaran, BKKBN Riau Launching SI PETI KERIS
Inovasi itu bernama SI PETI KERIS. Itu merupakan akronim dari "Strategi Pemantauan Intervensi Keluarga Berisiko Stunting Yang Terintegrasi". Inovasi ini diluncurkan BKKBN pada Selasa (7/11/2023) di Hotel Grand Central Pekanbaru.
RIAUCERDAS.COM - Satu lagi inovasi diluncurkan Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Riau sebagai upaya penanganan masalah stunting.
Inovasi itu bernama SI PETI KERIS. Itu merupakan akronim dari "Strategi Pemantauan Intervensi Keluarga Berisiko Stunting Yang Terintegrasi". Inovasi ini diluncurkan BKKBN pada Selasa (7/11/2023) di Hotel Grand Central Pekanbaru.
Launching tersebut dihadiri Plt. Gubernur Riau yang diwakili Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Setda P Riau, M. Job Kurniawan. Kemudian, turut hadir Bupati dan Walikota se-Provinsi Riau, Forkopimda Provinsi Riau, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Kepala DP3AP2KB Provinsi Riau serta beberapa ketua organisasi dan akademisi di lingkungan Provinsi Riau.
Kepala Perwakilan BKKBN Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia, M,Si sebagai inisiator SI PETI KERIS berharap inovasi ini dapat mendukung pemerintah dalam menentukan kebijakan pencegahan dan penurunan stunting di Riau.
Untuk diketahui, sesuai amanat Peraturan Presiden No. 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Pasal 8 ayat 3 dan Peraturan Kepala BKKBN No. 12 tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional PASTI, Bab 2 pasal 4 menyebutkan bahwa kegiatan prioritas rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting. Salah satunya adalah penyediaan data keluarga berisiko stunting.
Si PETI KERIS hadir dalam menjawab permasalahan tersebut dengan menyediakan database keluarga berisiko stunting. Apalagi, saat ini belum tersedia data by name by address keluarga berisiko stunting yang akan dan sudah mendapatkan intervensi. Sehingga kadangkala intervensi yang diberikan tidak tepat sasaran bahkan tidak terpantau dengan baik.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Provinsi Riau berada pada angka 17 persen, lebih baik dibanding tahun 2021 sebesar 22,3 persen. Masih tersisa waktu beberapa bulan ke depan agar prevalensi stunting di Riau turun menjadi 14 persen di 2024 sesuai target yang ditetapkan Presiden RI.
Dijelaskan Mardalena, inovasi yang dikemas dalam bentuk dashboard ini akan memantau keluarga berisiko stunting untuk mendapatkan intervensi secara tepat sasaran.
SI PETI KERIS, tambahnya, menyajikan data yang akurat, valid, relevan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Data di-input melalui proses pengumpulan, pengolahan, penyajian, penyimpanan, serta pemanfaatan data dan informasi kependudukan dan keluarga yang didapatkan dari hasil pelaksanaan Pemutakhiran Pendataan Keluarga dan Verifikasi dan Validasi Keluarga Berisiko Stunting setiap tahun yang diintegrasikan ke dalam aplikasi siga.bkkbn.go.id.
Mardalena menambahkan, bahwa pencegahan dan pengentasan stunting haruslah tepat sasaran dengan tersedianya data by name by address. Sehingga siapa dan dimana sasaran berada menjadi jelas.
"Dengan begitu saya yakin stunting di Riau bisa turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Bahkan mungkin bisa lebih rendah dari angka tersebut," ujar Mardalena optimis.
Ditambahkan dia, manfaat SI PETI KERIS yaitu memberikan kemudahan dalam pemanfaatan data dan informasi keluarga; membantu dalam penyusunan strategi dalam intervensi keluarga berisiko stunting sesuai permasalahan yang dihadapi keluarga; serta dapat digunakan dalam melaksanakan kegiatan pendampingan keluarga berisiko stunting secara efektif dan efisien.
"Setelah kegiatan launching SI PETI KERIS ini, kami akan melaksanakan sosialisasi di 12 Kabupaten/Kota sehingga SI PETI KERIS dapat dimanfaatkan oleh seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau," ujar Mardalena. (rls)
What's Your Reaction?