Usai Lantik 15 Pejabat Struktural, Rektor UMRI Sampaikan Harapan Ini
UMRI harus menjadi perguruan tinggi kader. Bukan hanya melahirkan alumni, tapi juga kader persyarikatan. Hal ini penting, karena dari setiap 10 ribu alumni, tak sampai 10 persen yang aktif di persyarikatan.
REKTOR Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), Dr Saidul Amin MA melantik 15 pejabat baru di lingkungan kampus itu. Mereka yang dilantik ada yang menjabat sebagai direktur, ketua dan sekretaris lembaga, kepala unit pelaksana teknis (UPT) dan kepala kantor untuk masa jabaran 2022-2026.
Di antara yang dilantik adalah Dr Baidarus MAg, MM sebagai Direktur Direktorat Administrasi Umum, Keuangan dan Kepegawaian, Dr Aidil Haris SS M.Si sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Dr Santoso SS M.Si sebagai Ketua Lembaga Al-Islam dan Kemuhammadiyahan serta M Anwar Siregar SH sebagai Kepala Kantor Humas Keprotokolan dan Hukum dan Nolly Medya Putra S.Sn, M.Sn sebagai Kepala UPT Promosi dan Penerimaan Mahasiswa Baru.
Dalam sambutannya, Rektor berharap, pejabat struktural yang dilantik bekerja dengan baik. "Saya berharap, bukan jadi pejabat struktural yang baru, melainkan ini baru pejabat struktural," ungkapnya. Para pejabat diharap mampu mencapai tujuan UMRI yang telah dirumuskan. Mulai dari kepemimpinan Profesor M Diah, hingga tahun 2030 mendatang.
Menurut dia, UMRI, harus menjadi perguruan tinggi kader. Bukan hanya melahirkan alumni, tapi juga kader persyarikatan. Hal ini penting, karena dari setiap 10 ribu alumni, tak sampai 10 persen yang aktif di persyarikatan. "Karena itu, wajar kalau PP Muhammadiyah mendeklarasikan pengarusutamaan Muhammadiyah di PTM," ujarnya.
Dengan pola ini, maka Al Islam Kemuhammadiyahan harus menjadi ruh yang menghidupkan PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah). Sehingga tanpa Al Islam Kemuhammadiyahan, maka PTM seperti badan tanpa cinta.
Untuk itu, pejabat yang baru dilantik, diharap bekerja sebaik mungkin. Khusus untuk direktur keuangan, Rektor meminta agar efisiensi diprioritaskan. Karena, dana yang masuk adalah duit umat. "Dan yang paling penting, berkoordinasi dengan Wakil Rektor II. Tiap sen duit itu harus dipertanggungjawabkan sampai ke akhirat nanti," ujarnya.
Ada dua yang tidak boleh dihitung-hitung. Yaitu, peningkatan sumber daya manusia serta kesejahteraan staf dan dosen. Tanpa staf dan dosen, maka UMRI tidak akan menjadi apa-apa. Jika UMRI memberikan yang terbaik, maka staf dan dosen pun bakal memberikan yang terbaik bagi universitas.
Rektor juga menyinggung soal pentingnya perpustakaan sebagai jantung perguruan tinggi. Di bulan Agustus mendatang, UMRI diharapkan bisa melakukan MoU dengan Perpustakaan Negara Malaysia. "Baru UMRI yang pertamakali melakukan MoU dengan Perpustakaan Negara Malaysia. Makanya, kita harus persiapkan sebaik mungkin. Karena yang kita bawa adalah nama Indonesia," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Rektor juga menyampaikan jumlah sementara penerimaan mahasiswa baru tahun 2022. Dimana, jumlahnya di gelombang pertama ini, meningkat sekitar 150 orang dibanding tahun 2021 dalam kurun waktu yang sama. Sementara di gelombang kedua, sudah menerima pendaftaran 1.971 orang. "Lebih kurang 10 hari lagi kita menerima gelombang kedua. Diharapkan, penerimaannya lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya," ujar Rektor.
Namun, dia mengingatkan bahwa penerimaan mahasiswa baru bukan sekadar tanggung jawab UPT Promosi, tapi juga perlu peran dari program studi dan fakultas. Untuk itu, perlu dirembukkan bagaimana strategi yang perlu diambil agar mahasiswa baru yang diterima bisa lebih baik.
"Kita berharap, dekan-dekan harus proaktif. Apa masalah yang dihadapi, laporkan ke Rektor dan jangan dipendam sendiri. Tiap Prodi dan fakultas harus menjadi tiang yang menegakkan UMRI di masa mendatang," kata Saidul Amin.
Dia mengapresiasi dua fakultas yang menjadi penyumbang mahasiswa baru terbanyak, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Ilmu Komunikasi. Dia berharap, fakultas lainnya juga ikut proaktif membantu UPT Promosi dalam proses penerimaan mahasiswa baru.
Ditambahkan Rektor, ada sejumlah fasilitas yang akan dibangun. Di antaranya Rusunawa untuk asrama mahasiswa. Kemudian, ada juga gedung Tajdid Center berbasiskan Wakaf yang sebenarnya sudah bisa dibangun. Namun, perlu penyesuaian dokumen menyesuaikan dengan masterplant pembangunan UMRI serta peta Badan Pertanahan Nasional.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Badan Pembina Harian, seluruh wakil rektor, para dekan, ketua prodi serta civitas akademika UMRI lainnya. (*)
What's Your Reaction?