Puncak Milad UMRI Dihadiri Ketum PP Muhammadiyah dan Menteri Perdagangan
Ketum PP Muhammadiyah menyampaikan rasa takjub atas perkembangan UMRI yang begitu pesat. Bahkan, dalam beberapa tahun sudah berhasil membuka Fakultas Kedokteran. Padahal, di tahun-tahun pertamanya, UMRI merupakan kampus yang memakai bangunan sama dengan kantor PW Muhammadiyah Riau.
RIAUCERDAS.COM - Puncak acara milad ke-16 Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) digelar pada Senin (24/6/2024) pagi. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir dan Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia, Zulkifli Hasan.
Seperti dijadwalkan sebelumnya, ada sejumlah agenda yang dilakukan di acara puncak milad ini. Pertama adalah peresmian gerbang UMRI yang berbentuk kapal Lancang Kuning. Gerbang serta fasilitas ekoriparian di kampus itu dibangun dengan bantuan PT Pertamina Hulu Rokan.
Peresmian gerbang ditandai dengan pemotongan pita oleh Haedar Nashir, Zulkifli Hasan, dan Pj Sekdaprov Riau, Indra SE. Kemudian, dilakukan oleh Ketua BPH UMRI, Prof Nazir dan Rektor UMRI, Saidul Amin.
Haedar Nashir juga meresmikan Fakultas Kedokteran UMRI yang izinnya telah dikeluarkan oleh kementerian beberapa waktu lalu. UMRI tahun ajaran ini sudah mulai membuka penerimaan mahasiswa baru untuk Program Studi Kedokteran.
Dari gedung Fakultas Kedokteran, rombongan bergerak ke gedung Tajdid Center di bagian tengah kampus. Gedung yang dibangun dengan dana wakaf sejumlah pihak itu diresmikan oleh Mendag.
Tak lama, rombongan kemudian menuju lahan yang bakal didirikan Mahmud Marzuki Tower. Gedung setinggi sembilan tingkat itu mulai dibangun tahun ini dengan anggaran awal Rp 25 miliar. Anggaran itu berasal dari kas UMRI.
Dalam kesempatan itu, pihak kampus juga melakukan pengumpulkan wakaf untuk membantu pembangunan sarana dan prasarana kampus. Hal itu dilakukan sebagai upaya tak menggunakan utang bank dalam pembangunan sarana dan prasarana di UMRI.
Ketum PP Muhammadiyah menyampaikan rasa takjub atas perkembangan UMRI yang begitu pesat. Bahkan, dalam beberapa tahun sudah berhasil membuka Fakultas Kedokteran. Padahal, di tahun-tahun pertamanya, UMRI merupakan kampus yang memakai bangunan sama dengan kantor PW Muhammadiyah Riau.
"Tapi saat ini sudah ada kampus sendiri dan luas," kata Haedar Nashir. Dia menyebut, perkembangan UMRI ini bukanlah suatu yang alamiah. Namun, didukung nilai yang selama ini menggerakkan seluruh Alam Usaha Muhammadiyah. Yaitu etos dakwah dan tajdid.
"Nilai inilah yang menggerakkan seluruh Amal Usaha Muhammadiyah hingga bertumbuh besar dan memberi kemaslahatan untuk semesta," paparnya. Nilai itu diletakkan Kyai Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah.
Nilai dakwah, tuturnya, datang dari keyakinan Kyai Ahmad Dahlan tentang Islam. Yakni bagaimana menyebarluaskan Islam menjadi nilai kebajikan yang luhur dan dirasakan masyarakat luas. Tanpa membedakan mereka yang berbeda agama, suku, golongan dan sebagainya.
Nilai inilah yang memacu warga Muhammadiyah tak lelah dalam menyebarluaskan Islam. Akhirnya, dalam perjalanannya, lahirlah sikap ikhlas dan penghikmatan. Kemudian, ketulusan membuat warga Muhammadiyah punya etos tajdid atau berkemajuan.
Etos ini membuat warga Muhammadiyah sanggup menghadapi berbagai kesulitan. Karena, mereka berorientasi pada sikap ikhlas dan penghikmatan. Dengan sikap ini, banyak warga Muhammadiyah jadi penggerak di seluruh penjuru tanah air namun tak terpublikasi.
Dalam etos tajdid, , Kyai Ahmad Dahlan juga kerap melakukan terobosan. Di antaranya mendirikan madrasah yang menjadi latar belakang berdirinya sekolah, madrasah hingga pondok pesantren yang modern.
Muhammadiyah juga mengaplikasikan rumah sakit, rumah yatim dan organisasi perempuan lewat Aisyiyah. Nilai ini dulunya ditertawakan orang. Karena di saat itu, berbagai fasilitas tersebut didirikan oleh pemerintah kolonial.
Sementara, Rektor UMRI, Saidul Amin, menerangkan, upaya pengembangan kampus terus dilakukan. Dia menyebut, langkah itu mesti dilakukan secara bersama. Baik pemerintah, persyarikatan dan unsur lainnya.
Dia mencontohkan bagaimana gedung Tajdid Center bisa berdiri di UMRI tanpa harus berutang di bank. Menurut dia, semua itu bisa terjadi karena banyak pihak yang mau menyalurkan wakafnya untuk pembangunan gedung tersebut.
Sementara, Mendag Zulkifli Hasan menganggap UMRI telah berkembang secara pesat. Hal itu bisa ia nilai karena telah beberapa kali berkunjung ke kampus yang terletak di jalan Tuanku Tambusai tersebut. "Setiap ke Pekanbaru, saya selalu usahakan bisa singgah ke sini," kata Zulkifli.
Menurutnya, peran Muhammadiyah sangat besar untuk bangsa ini. Bahkan, Muhammadiyah seperti bapak kandung republik. Kiprah organisasi ini sudah terbentang sejak ratusan tahun.
Keberadaan Muhammadiyah, kata dia, membantu tugas-tugas negara. Khususnya dalam mencerdaskan dan memakmurkan masyarakat. (*)
What's Your Reaction?