Kesulitan Biaya Saat Kuliah? Begini Solusinya Kata Pejabat Kemendikbud Ini
Saat ini, kebijakan KIP-K telah menyesuaikan dengan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan biaya hidup mahasiswa. Di sinilah wujud kehadiran negara dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan khususnya bagi jenjang perguruan tinggi.
SAMPAI saat ini, masih ada lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia yang tidak dapat melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi karena terhalang masalah biaya. Sejak dulu, biaya pendidikan memang jadi salah satu beban banyak orang yang ingin melanjutkan kuliah.
“Masih ada siswa-siswi lulusan SMA yang punya talenta akademik tapi ragu memilih perguruan tinggi yang terbaik. Apalagi kalau perguruan tinggi itu berada di ibukota yang berbiaya mahal," ujar Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Dr Abdul Kahar MPd.
Hal itu disampaikan Abdul Kahar saat mengunjungi ke Universitas Riau (UNRI) dalam rangka mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul melalui Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K), Kamis (20/1/2022).
Menurut dia, kondisi tersebut membuat mereka cenderung mengurungkan niat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi walaupun punya potensi.
Namun, Abdul Kahar menyebut, harapan tetap ada. Karena, dengan banyaknya tersedia beasiswa kuliah untuk program Strata Satu (S1), sudah menjadi harapan untuk melanjutkan pendidikan secara formal.
“Saat ini, kebijakan KIP-K telah menyesuaikan dengan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan biaya hidup mahasiswa. Di sinilah wujud kehadiran negara dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan khususnya bagi jenjang perguruan tinggi," kata dia.
Pemerintah, tambahnya, mendukung semua lini. Termasuk mendukung siswa yang bertalenta terbaik bisa memilih perguruan tinggi terbaik di mana dia ingin berkuliah.
Oleh karena itu, Kemendikbudristek mengajak agar siswa siswi yang memiliki talenta akademik bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tanpa terkendala biaya melalui pemanfaatan KIP-K.
"Pemerintah tidak pernah tidur. Ada banyak peluang yang bisa diraih yang telah diberikan pemerintah dengan di dukung oleh 'Merdeka Belajar' paling tepat digunakan sebagai filosofi perubahan dari metode pembelajaran yang terjadi selama ini,” jelasnya.
Lebih lanjut, jelas Abdul Kahar, dalam Merdeka Belajar terdapat kemandirian dan kemerdekaan bagi lingkungan pendidikan menentukan sendiri cara terbaik dalam proses pembelajaran.
“Kepada mahasiswa penerima KIP-K UNRI yang saat ini, jadilah jembatan informasi bagi calon siswa-siswi lulusan SMA untuk penerima KIP-K berikutnya,” tuturnya.
Sementara, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNRI Prof Dr Iwantono Mphil, pada kesempatan itu menuturkan tidak ada kata tidak bisa berkuliah untuk melanjuti pendidikan lebih tinggi karena pemerintah siap untuk mendukung siswa siswi yang ingin melanjuti pendidikan lebih tinggi.
“Banyak mahasiswa penerima KIP-K yang berkualitas dibidang akademik maupun non akademik saat ini menempuh pendidikan di UNRI. Semakin banyaknya juga masyarakat sadar dan berminat untuk mengikuti program ini. Dengan hal itu UNRI selaku perguruan tinggi juga telah menyiapkan kuota yang ingin melanjuti pedidkan tinggi di UNRI nantinya,” katanya.
Lebih lanjut, Iwantono menyampaikan pogram pemerintah ini mengajak masyarakat agar meningkatkan pendidikan di dalam salah satu keluarganya menjadi lentera di keluarganya. Tidak ada boleh yang tidak berkuliah karena negara sudah siap membantu. Tidak ada kata permasalahan ekonomi.
“Ini sebagai pemicu bagi mahasiswa untuk lebih semangat dan motivasi untuk lebih mau meningkatkan pendidikan. Tingkatkan soft skill di kampus, karena itu sangat diperlukan ketika lulus dari perguruan tinggi nanti, “ ujarnya.
Universitas, tambahnya, siap menyediakan apa yang diperlukan mahasiswa. Mereka dapat memanfaatkan fasilitas yang telah diberikan universitas maupun negara untuk memacu kegiatan akademik dan non akademik. (rls)
What's Your Reaction?