Ganti Fungsi Semen Pakai Abu Sekam Padi dan Cangkang Telur
Tim memilih sekam padi dan cangkang telur karena ada memiliki kandungan yang sama dengan semen. Pada abu sekam padi terdapat silikon dioksida. Sementara, pada serbuk cangkang telur ada magnesium oksida.
ABU sekam padi dan serbuk cangkang telur ternyata bisa dipakai untuk mengganti fungsi semen. Bahkan, inovasi beton dari dua bahan itu secara ekonomi mampu menekan biaya sebesar 8,94 persen dibanding dengan harga beton normal.
Inovasi yang dibuat oleh Tim SS-02 MINION dari Program Studi (Prodi) D-3 Teknik Sipil Sekolah Vokasi (SV) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini sudah dilombakan dalam Lomba Beton tingkat Nasional. Hasilnya, inovasi itu mengantarkan tim menduduki juara 2.
Lomba “Optimalisasi Penggunaan Bahan Pengganti Semen dalam Beton Normal Ramah Lingkungan” ini merupakan rangkaian kegiatan dalam gelaran Civil Engineering Festival 2021. Lomba diselenggarakan Prodi Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
Tim SS-02 MINION ini terdiri atas tiga mahasiswa D-3 Teknik Sipil angkatan 2020. Yaitu Muhammad Abid, Yelsa Hanifah Ardin, dan Haidar Putra Firdaus. Mereka dibimbing oleh Widi Hartono S.T., M.T.
Seperti dilansir dari uns.ac.id, Muhammad Abid menjelaskan bahwa pemanfaatan sekam padi dan cangkang telur masih kurang. Padahal, bahan-bahan tersebut sangat mudah ditemukan.
Tim, tambahnya, memilih sekam padi dan cangkang telur karena ada memiliki kandungan yang sama dengan semen. Pada abu sekam padi terdapat silikon dioksida. Sementara, pada serbuk cangkang telur ada magnesium oksida.
Inovasi ini juga diklaim dapat membantu mengurangi produksi semen yang memiliki dampak buruk dari karbon dioksida yang dihasilkan.
“Sebelum limbah tersebut kami gunakan sebagai bahan pengganti semen, kami mengolahnya terlebih dahulu guna menghilangkan zat-zat organik pada limbah tersebut,” terang Muhammad Abid.
Diterangkan dia, dalam pengaplikasiannya, beton yang mereka hasilkan dapat digunakan dalam pembuatan jalan dan beton pracetak. Tim SS-02 MINION mendapatkan kuat tekan beton sebesar 30 megapascal (Mpa) yang diuji dalam waktu 7 hari.
Pada kompetisi ini, ketiganya harus melalui sejumlah tahapan hingga akhirnya diumumkan sebagai pemenang. Setelah terpilih melalui seleksi di internal komunitas Semar Solid (SS) D3 Teknik Sipil UNS, mereka pun segera melakukan pendaftaran tim. Kemudian alur perlombaan dimulai dengan pembuatan sampel beton, makalah, dan video.
Salah satu video yaitu terkait pengujian kuat tekan beton umur 7 hari dipublikasikan melalui kanal Youtube Civil Engineering Festival 2021. Publikasi ini merupakan bentuk penilaian oleh publik dengan menghitung jumlah tontonan dan like terbanyak.
Muhammad Abid menyampaikan bahwa mereka ingin meneliti lebih lanjut inovasi beton ini dengan harapan dapat diterapkan dalam pembangunan berkelanjutan di masa mendatang. (*)
What's Your Reaction?