Lagi, Dua Guru Besar Dikukuhkan di Universitas Riau
Jumlah guru besar di Universitas Riau (UNRI) resmi bertambah. Pada Selasa (7/3/2023), UNRI melaksanakan Sidang Terbuka Senat dalam rangka pengukuhan jabatan guru besar kepada Prof Dr Reni Suryanita ST MT PhD dari Fakultas Teknik (FT) dan Prof Dr Ir Suparmi MSi dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK).
RIAUCERDAS.COM - Jumlah guru besar di Universitas Riau (UNRI) resmi bertambah. Pada Selasa (7/3/2023), UNRI melaksanakan Sidang Terbuka Senat dalam rangka pengukuhan jabatan guru besar kepada Prof Dr Reni Suryanita ST MT PhD dari Fakultas Teknik (FT) dan Prof Dr Ir Suparmi MSi dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK).
“Ini merupakan anugerah bagi sivitas akademika UNRI atas penambahan jumlah guru besar di lingkungan UNRI. Pengukuhan ini menambah jumlah guru besar UNRI sebanyak 88 orang," kata Rektor Prof Dr Sri Indarti SE.
Dijelaskan rektor, dua guru besar yang dikukuhkan ini berasal dari bidang ilmu yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa khazanah ilmu pengetahuan itu sangat luas.
Semua bidang keilmuan ini, tambahnya, memiliki manfaat yang sama besar nilainya bagi penunjang kehidupan manusia.
"Merujuk pada orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof Dr Reni Suryanita ST MT PhD tentang Sistem Pemantauan Kesehatan Struktur Jembatan Menggunakan Kecerdasan Buatan Neuro Genetic Hybrid, memberikan manfaat penting dalam bidang struktur jembatan,” urai Sri.
Dari kajian yang disampaikan, menjelaskan tentang prosedur pemantauan kesehatan struktur jembatan. Pemantauan struktur jembatan digunakan untuk melacak aspek kinerja atau kondisi jembatan dengan cara proaktif.
"Konsep pemantauan kesehatan struktur itu, dapat dijelaskan dalam hal manajemen kesehatan preventif dalam ilmu kedokteran. Diagnosis dan tindakan pencegahan dini terhadap penyakit berdampak lebih baik karena peluang untuk sembuh secara signifikan lebih tinggi,” ujar Sri.
Konsep diagnosis seperti inilah dalam bidang struktur jembatan dapat menggantikan pemeliharaan berbasis waktu dengan gejala kerusakan yang dapat dideteksi secara dini dengan kata lain penerapan pemeliharaan struktur jembatan berbasis kesehatan struktur.
"Melalui hal ini, para praktisi jembatan secara rasional dapat membuat keputusan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan kesehatan jembatan yang lebih akurat,” ucapnya.
Selanjutnya, Sri Indarti, menyampaikan merujuk pada orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof Dr Ir Suparmi MSi melalui judul Prospek Pengembangan Teknologi Pengolahan Udang Rebon sebagai Bahan Baku untuk Produk Pangan dan Flavor Fungsional di Masa Depan, menggambarkan bahwa banyak pengembangan produk pangan yang dapat dilakukan untuk pengembangan khusus pada udang rebon.
Hal ini menggambarkan bahwa potensi-potensi udang rebon dalam kehidupan masyarakat. Ini juga berangkat dari adanya kondisi krisis pangan saat ini menjadi isu utama dunia.
Situasi dan perubahan iklim menyebabkan produktivitas bidang pangan menjadi terganggu. Hal ini juga dihadapkan dengan posisi Indonesia yang juga dalam upaya menurunkan angka stunting dan gizi buruk.
“Melihat kondisi itulah, dari banyaknya potensi anekaragam sumberdaya hayati yang ada, satu di antaranya dari sektor perikanan, maka udang rebon dapat menjadi bahan baku yang dapat dikembangkan menjadi produk pangan, dengan ditunjang melalui kajian-kajian keilmuan yang bisa membuat solusi terhadap sesuatu hal yang tengah terjadi di masyarakat,” ujar rektor.
Lebih lanjut, terang Sri, pada sektor peningkatan mutu dan kualitas tenaga pendidik, untuk mewujudkan peningkatan jumlah Guru Besar di UNRI. Saat ini ada 19 dosen yang tengah diusulkan untuk menjadi guru besar.
Ini juga bagian dari sasaran strategis UNRI dalam menjaga mutu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Begitu pula upaya peningkatan mutu melalui kompetensi dosen UNRI dalam kurun waktu dua tahun terakhir.
UNRI telah mengirimkan sebanyak 21 orang tenaga pendidik untuk melanjutkan jenjang pendidikan Strata Tiga Doktoral (S3) pada tahun 2021, dan sebanyak 58 orang tenaga pendidik pada tahun 2022.
Untuk diketahui 88 guru besar saat ini tersebar di sejumlah fakultas. Dengan rincian;
1. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 20 orang
2. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 5 orang
3. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 11 orang
4. Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) 20 orang
5. Fakultas Pertanian (FP) 5 orang
6. Fakultas Teknik (FT) 10 orang
7. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 16 orang
8. Fakultas Kedokteran (FK) 1 orang
What's Your Reaction?