Kepala BKKBN Riau Anggap Kader PKK Berperan Penting Percepat Penurunan Stunting
Kegiatan yang digelar Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau itu bersamaan dengan wisuda 12 orang peserta Kelas Orangtua Hebat (Kerabat) tingkat Provinsi Riau.
RIAUCERDAS.COM - Kader PKK yang ada hingga ke tingkat desa dianggap punya peran penting dalam program-program percepatan penurunan stunting di Riau. Bahkan, tak sedikit anggota PKK yang terlibat menjadi kader Bina Keluarga Balita (BKB).
Hal itu disampaikan Pj Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Riau, Zuliana Rahman Hadi ketika membuka acara peningkatan kapasitas pelaksana program percepatan penurunan stunting bagi kader di BKB pada Senin (4/11/2024).
Kegiatan yang digelar Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Riau itu bersamaan dengan wisuda 12 orang peserta Kelas Orangtua Hebat (Kerabat) tingkat Provinsi Riau.
Menurutnya, kegiatan ini bukan seremonial belaka. Tapi harus berlanjut agar kader-kader yang membimbing ibu-ibu hingga di tingkat desa dapat melakukan kegiatan yang mengurangi anak stunting.
PKK, tuturnya, sangat erat hubungannya dengan BKKBN. Karena, masalah kesehatan keluarga ini masuk dalam 10 program pokok PKK.
Hal senada dipaparkan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia. Mardalena bahkan menganggap peran PKK sangat besar dalam mensukseskan program Bangga Kencana di tengah masyarakat. Apalagi, kader PKK banyak yang menjadi kader BKB.
Kepada BKB, terang Mardalena, pihaknya memberikan pengetahuan bagaimana pola pengasuhan dan tumbuh kembang anak. Hasilnya tentu akan berpengaruh pada angka stunting. Karena apa yang dilakukan oleh kader BKB tidak hanya memastikan anak tumbuh, tapi juga berkembang.
"Kalau sekadar tumbuh tapi tidak berkembang optimal, tentu sumber daya manusia yang berkualitas tak akan bisa kita wujudkan," ujarnya. Agar hal itu dapat terwujud, salah satunya dengan mengaktifkan BKB.
Supaya BKB eksis, maka harus dilakukan pembekalan bagi mereka. Salah satunya melalui program Kerabat yang sudah lima kali dilakukan BKKBN. Program itu melibatkan 473 peserta yang merupakan kader BKB, Penyuluh Keluarga Berencana dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PKB/PLKB) dan masyarakat.
Mereka mendapat bimbingan narasumber-narsumber dari BKKBN, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Himpunan Psikolog Indonesia (Himpsi) dan lain-lain. Dari pembinaan yang dilakukan, terpilih 12 kader untuk diwisuda. Mereka dipilih berdasarkan kehadiran dan nilai post test.
Nantinya, 12 wisudawan Kerabat ini bakal menjadi mentor yang membagikan ilmunya kepada rekan-rekannya. Dengan demikian, peran mereka terhadap percepatan penurunan stunting penting sekali.
Memang, tutur Mardalena, secara persentase Riau mampu melampaui target nasional prevalensi stunting. Dimana, saat ini angkanya berkisar 13 persen. Sementara, target nasional adalah 14 persen. "Namun kita tidak bisa lengah, karena masih ada keluarga yang berisiko," ujarnya.
Sementara, terkait dengan acara peningkatan kapasitas pelaksana program percepatan penurunan stunting bagi kader di BKB, Mardalena menuturkan bahwa hal itu sejalan dengan UU 52 tahun 2009 yang didalamnya menekankan tugas BKKBN melakukan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. Dimana, stunting menjadi salah satu fokusnya.
Dalam kegiatan ini, ada sejumlah materi yang dipaparkan. Di antaranya terkait building learning commitment, komunikasi efektif bagi kader BKB, pencatatan dan pelaporan BKB pada aplikasi SIGA serta pengelolaan Poktan BKB dan BKB Emas Pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan untuk mencegah stunting.
Tujuan berbagai materi ini dipaparkan adalah untuk meningkatkan komitmen lintas sektor dan mitra kerja terkait program pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Di samping itu, kata Mardalena, pihaknya ingin meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pengelola program percepatan penurunan stunting mengenai pengelolaan kelompok BKB dan 1000 hari pertama kehidupan.
Wisuda
Sementara itu, dalam wisuda Kerabat, pihak BKKBN menentukan berdasarkan durasi mereka mengikuti pelatihan yang ada. Dalam lima kali pembinaan, mereka harus hadir. Karena jika sekali tak hadir, tentu ada materi yang tertinggal.
Di samping itu, wisudawan juga meraih nilai tertinggi dalam post test. Mereka ini, tutur Mardalena, bakal menjadi role model BKB di Provinsi Riau.
Terkait wisuda Kerabat, Pj Ketua TP PKK Riau juga menganggap sebagai capaian luar biasa. Karena, merekalah yang menjadi tulang punggung pelaksanaan program di lapangan. "Kalau tidak ada mereka, mungkin saja program-program BKKBN tak terlaksana. Karena ketiadakaan perpanjangan tangan di lapangan," ujar Zuliana Rahman Hadi.
Selain wisuda, pada acara ini juga diserahkan hadiah kepada BKB Terbaik di Provinsi Riau. Dimana, Terbaik 1 diraih oleh Sarana Sehat Desa Hulu Teso, Kecamatan Tanah Barat Kuantan Singingi.
Kemudian, Terbaik 2 diraih oleh BKB Flamboyan Desa Bencah Kesuma Kecamatan Kabun, Rokan Hulu dan Terbaik 3 diraih BKB Srikandi Desa Barancah Kabupaten Bengkalis. Ada juga penyerahan hadiah bagi Juara 1 Indeks Pembangunan Keluarga atau Ibangga. (*)
What's Your Reaction?