Gelar Apresiasi Duta Genre, BKKBN Ajak Remaja Ikut Turunkan Stunting
Remaja yang tergabung dalam Genre Indonesia harus terbebas dari tiga hal. Yaitu tidak menikah di bawah umur minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki, tidak melakukan penyimpangan seksual dan tidak mencoba-coba narkoba.
RIAUCERDAS.COM - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Provinsi Riau dan Genre Indonesia Riau (GIR) menggelar Workshop Lifeskill bagi Fasilitator Kabupaten/Kota. Selain itu, digelar juga Apresiasi Duta dan Jambore Ajang Kreativitas GenRe Tingkat Provinsi Riau Tahun 2023 yang berlangsung pada 28 Mei sampai dengan 1 Juni 2023.
Kegiatan itu digelar dalam rangka pelaksanaan Proyek Prioritas Nasional Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) Tahun 2023. Pesertanya adalah masing-masing satu orang putra dan putri peraih Juara 1 Duta Genre Kabupaten/Kota tahun 2022/2023.
Peserta lainnya yaitu Pengelola Program Remaja OPD kabupaten/kota Pengurus Forum Genre kabupaten/kota, pengurus dan anggota Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja serta Pembina PIK Remaja.
Dalam kesempatan ini juga dilaksanakan Parade Budaye semua Peserta GRA 2023 oleh dua belas Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Mardalena Wati Yulia dalam sambutannya saar acara pembukaan, Selasa (30/5/2023) menjelaskan, Generasi Berencana atau Genre ini diharapkan menjadi generasi yang sehat, cerdas, berintegritas, berkarakter yang merupakan modal utama dalam pembangunan.
"Kita pernah mendengar pesan bapak Presiden pertama yaitu, berikan aku 1000 orangtua akan aku cabut Semeru dari akarnya. Tapi berikan aku 10 pemuda, niscaya akan aku goncang dunia. Kalimat ini membuktikan betapa pentingnya para pemuda dalam mengisi, melaksanakan dan menikmati pembangunan. Para remaja yang hadir saat ini akan merebut Indonesia Emas pada tahun 2045", ucap Mardalena.
Mardalena menyampaikan, remaja yang tergabung dalam Genre Indonesia harus terbebas dari tiga hal. Yaitu tidak menikah di bawah umur minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki, tidak melakukan penyimpangan seksual dan tidak mencoba-coba narkoba.
Dia juga mengingatkan bahwa isu yang menjadi program prioritas saat ini adalah bagaimana percepatan penurunan srunting. "Kita ketahui bersama ketika anak kita mengalami stunting, tidak saja pertumbuhan fisiknya terganggu tetapi juga perkembangan kognitifnya, perkembangan otaknya akan terganggu," ujarnya.
Kondisi tersebut menghambat upaya mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. "Karena itulah kita perlu bersama-sama para remaja melakukan Program Percepatan Penurunan Stunting dari hulu. Karena hasil penelitian 42 persen anak stunting dilahirkan oleh ibu yang usianya muda," tuturnya.
Semua itu menjadi tugas bersama. Menurut Mardalena, salah satu tujuan Program Genre yaitu Pendewasaan Usia Perkawinan melalui lima transisi kehidupan. Yaitu, kapan sekolah, kapan bekerja, kapan membantu orangtua, kapan menikah dan kapan kembali ke tengah-tengah masyarakat. "Wahai anak-anakku para remaja, mari belajar dan berkarya", tutup Mardalena.
Untuk diketahui, Pembinaan Ketahanan Remaja merupakan bagian dari kebijakan Pembangunan Keluarga dalam upaya menyiapakan remaja sebagai calon orangtua agar mampu membangun keluarga berkualitas. Sehingga melahirkan generasi yang juga berkualitas. Remaja sebagai calon penduduk usia produktif juga diharap mampu menjadi aktor/pelaku pembangunan.
Sesuai pasal 48 UU No. 52 Tahun 2009, pembinaan ketahanan remaja dilakukan dengan memberikan akses informasi, pendidikan, konseling dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga. Outcome dari Pembinaan Ketahanan Remaja adalah terbentuknya Genre. Yaitu orang yang memiliki perencanaan dalam mempersiapkan dan melewati transisi kehidupan remaja dengan mempraktikkan hidup bersih dan sehat, melanjutkan pendidikan, memulai berkarir, menjadi anggota masyarakat yang baik, serta membangun keluarga yang berkualitas.
Remaja akan dapat menjadi aset yang luar biasa bagi bangsa dan negara Indonesia apabila dikelola dengan baik, sebab di tangan remaja-lah masa depan Indonesia berada. Remaja saat ini akan menjadi bagian dari Generasi Emas Indonesia, generasi yang pada tahun 2045, saat Indonesia memasuki usia 100 tahun merdeka, akan berusia antara 35-54 tahun.
Generasi ini akan berada pada usia produktif sehingga secara pasti akan mewarnai dan menjadi nahkoda bangsa ini. Generasi emas nantinya diharapkan menjadi generasi yang cerdas dan komprehensif. Yaitu sosok produktif, inovatif, damai dalam interaksi sosialnya, sehat dan menyehatkan dalam interaksi alamnya, serta berperadaban unggul.
Generasi emas disemai melalui pembangunan karakter dalam siklus kehidupan. Karena itu, membina remaja adalah investasi yang luar biasa penting. (rls)
What's Your Reaction?