Cegah Santri Termakan Hoaks, Jangan Langsung Percaya Informasi di Media Sosial
Berita bohong sejatinya sudah ada sejak jaman nabi-nabi dulu namun hanya pengemasannya yang berbeda dengan jaman di era digital. Seperti sekarang ini berita bohong penyebarannya lebih cepat dan mudah untuk di konsumsi.
WORKSHOP literasi digital yang ditaja oleh jaWAra Internet Sehat dengan tema keamanan digital dan menghindari hoaks, dilaksanakan di pondok pesantren Nurul Huda Al-Islami di jl. Handayani, Marpoyan Damai Pekanbaru, Senin (1/11/2021). Kegiatan ini dilaksanakan secara luring dan daring. Di pondokan pesantren dihadiri 50 santriwati dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Workshop literasi digital ini menghadirkan pemateri di bidangnya yaitu kyai Thohir pimpinan pondok pesantren Nurul Huda Al-Islami, Ary sandi JaWAra internet sehat dan Ketua relawan TIK Riau, dan Eko Faizin jurnalistik.
Kyai Thohir memaparkan materi mengenai hoaks atau berita bohong dari sejarah Islam. "Bahwasanya berita bohong ini sudah ada sejak jaman nabi-nabi dulu namun hanya pengemasannya yang berbeda dengan jaman di era digital. Seperti sekarang ini berita bohong penyebarannya lebih cepat dan mudah untuk di konsumsi," tuturnya.
Untuk itu, diharapkan santri yang pengunaan gadgetnya di pesantren ini dibatasi. Jangan sampai nanti ketika sudah tamat mondok tidak gagap dalam menerima informasi digital tidak langsung sharing, alangkah baiknya disaring dulu dan lebih teliti lagi.
Sementara itu, pemateri dari jaWAra Sehat, Ary Sandi menjelaskan bahwa kamanan digital terutama data pribadi itu penting. Jangan sampai kita asal-asalan posting data diri kita ke media sosial. Jangan sampai data diri kita misalkan KTP, SIM, email, paspor dan lainnya disebar.
Saat ini yang marak data diri diunggah di media sosial adalah sertifikat vaksin. Mungkin tidak disadari si pengunggah bahwasannya di dalam sertifikat vaksin terdapat data dirinya. Bahayanya ketika data diri dimiliki orang yang tidak bertanggung jawab data ini bisa di peruntukan untuk kepentingan yang merugikan pemilik data tersebut.
Sementara itu, dalam dunia jurnalistik, menurut Eko Faizin, untuk menghindari terjebak dalam hoaks, kita harus berhati-hati bila menerima berita. Jangan langsung di terima mentah-mentah apa lagi sampai disebar tanpa mengecek kebenarannya dulu. Karena tidak semua media itu benar resmi yang terdaftar di dewan pers dan jurnalisnya terdaftar di asosiasi jurnalistik yang diakui negara. "Untuk itu kita harus detil dalam menyikapi berita yang kita terima," kata Eko. (mid)
What's Your Reaction?