PPDB SMA SMK Dipastikan secara Online, Pagi Ini Dilaunching Gubri
Syamsuar juga meminta sekolah tidak menambah Rombel selain yang telah ditetapkan. Dia juga mengingatkan kepala sekolah jangan main-main memasukkan siswa di luar jalur.
PENERIMAAN Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA dan SMK di Riau tahun ini dipastikan menggunakan sistem online. Proses pendaftaran akan dilakukan mulai tanggal 27 Juni sampai 1 Juli mendatang.
"Metode penerimaan dilakukan secara online. Melalui PPDB online, masyarakat bisa lebih cepat mendapat informasi. Masyarakat juga bisa menentukan pilihan sesuai dengan potensi calon peserta didik," ujar PJ Kepala Dinas Pendidikan Riau, M Job Kurniawan saat Launching PPDB SMA dan SMK Provinsi Riau tahun 2022, Senin (20/6/2022).
Dalam laporannya, M Job menyampaikan bahwa PPDB SMA dan SMK di Riau merupakan kerja sama Disdik dengan Dinas Komunikasi dan Informatika serta Tim Supporting Data Pusat dan Tim IT Security Assessment Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Ada empat jalur yang bisa ditempuh para pendaftar. Jalur pertama adalah Zonasi dengan kuota 50 persen. Kemudian, jalur Afirmasi 15 persen, Jalur Perpindahan Orang Tua 5 persen serta Jalur Prestasi 30 persen.
"Kami berterima kasih kepada semua jajaran. Terutama Diskominfo yang telah berperan dan memberi masukan berdasarkan PPDB tahun sebelumnya," tutur M Job.
Sementara, Gubernur Riau, Syamsuar berharap PPDB kali ini lebih baik dibanding tahun lalu. "Tahun lalu seperti tidak ada PPDB. Karena waktu itu Disdik tidak menyiapkan konsep PPDB yang baik. Lupa. Padahal itu kegiatan setiap tahun," katanya. Syukurnya ada solusi sehingga apa yang dikhawatirkan tak terjadi.
PPDB ini diharap lebih baik karena diikuti oleh BSSN. Menurutnya, jarang sekali BSSN dilibatkan dalam kegiatan PPDB seperti ini. Diharapkan, tidak ada gangguan dalam pelaksanaan PPDB online tahun ini.
Syamsuar juga sempat menyinggung soal sistem zonasi. Menurut pembicaraannya dengan Menteri Pendidikan, sistem zonasi dilakukan agar tidak ada pembedaan sekolah. Untuk menghindari adanya sekolah favorit yang tiap tahun jadi rebutan. Seperti SMAN 8 dan SMAN 1 Pekanbaru. Semua berebut masuk ke sekolah itu. Sementara daya tampung terbatas.
Untuk itu, Gubri menilai harus diubah mindset bahwa sekolah lain tidak kalah dengan sekolah yang dianggap favorit. Caranya, dengan meningkatkan kualitas pembelajaran dan para pendidiknya.
Syamsuar juga meminta sekolah tidak menambah Rombel selain yang telah ditetapkan. Dia juga mengingatkan kepala sekolah jangan main-main memasukkan siswa di luar jalur. Apalagi jika motivasinya untuk mencari fulus. Jika ada yang melakukannya, Gubri akan meminta pihak Polda ikut menindaknya.
"Kalau tak tertampung, jangan dipaksakan masuk negeri. Masukkan juga ke sekolah swasta. Karena sekolah swasta juga memiliki peran besar mencerdaskan anak bangsa ini," ungkap Syamsuar. (*)
What's Your Reaction?