Agar Makin Solid, BKKBN Riau Ajak Pegawai dan Mitra Ikut Outbond
Dengan acara ini, diharapkan banyak wawasan, pengalaman dan ilmu yang diperoleh. Kemudian semua menjadi solid. Jika tim sudah solid, diharapkan berbagai program Bangga Kencana yang sudah disiapkan dalam tercapai.
RIAUCERDAS.COM - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau menggelar acara peningkatan kompetensi pengelola program stunting provinsi dan mitra kerja, Kamis (16/11/2023). Kegiatan yang digelar di Alam Mayang Pekanbaru itu diikuti ratusan orang.
Acara ditaja secara santai diwarnai berbagai kegiatan luar ruang. Diawali senam lansia, kemudian peserta mengikuti outbond untuk mempererat kekompakan antarpeserta yang berasal dari berbagai latar belakang. Karena selain pegawai BKKBN, acara itu juga diikuti sejumlah mitra.
"Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pegawai dan mitra. Seperti dari GenRe, Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB), kelompok lansia dan sebagainya. Dengan harapan, ke depan ada tim yang solid di internal BKKBN maupun mitra," tuturnya.
Tim solid itu, tambahnya, ditunjukkan dengan adanya rasa kebersamaan, rasa memiliki, program dan sebagainya. Dengan acara ini, diharapkan banyak wawasan, pengalaman dan ilmu yang diperoleh. Kemudian semua menjadi solid. Jika tim sudah solid, diharapkan berbagai program Bangga Kencana yang sudah disiapkan dalam tercapai.
Mardalena menyebut, dalam penilaian kinerja di semester 1, BKKBN menjadi terbaik kedua dari 61 Satuan Kerja (Satker) di Indonesia. "Tentu kita berupaya terus mengejar ketertinggalan di semester 2 ini. Dari beberapa indikator kinerja, progress setiap bulan selalu meningkat," kata dia.
Salah satunya yang meningkat adalah pelayanan KB. Karena pelayanan KB ini tak terhenti, selalu ada yang melahirkan. Kemudian, ibu yang baru melahirkan ini diupayakan mengikuti program KB pascasalin. Karena KB pas casalin ini salah satu upaya mempercepat penurunan stunting.
Dijelaskan dia, pada 21 November sampai 3 Desember akan dilaksanakan lagi pelayanan serentak di Indonesia. termasuk di Riau. Ditargetkan di momen tersebut 35 ribu akseptor bisa terlayani. "Ini diharapkan dapat mencapai target yang telah ditetapkan," kata dia.
Sementara itu, terkait stunting, secara prevalensi baru bisa dilihat berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang tengah berproses. Mardalena berharap, angka prevalensi stunting di Riau tahun ini bisa turun. Karena stakeholder, masyarakat maupun tokoh semuanya bersinergi mengintervensi semua lini. Bergerak bersama agar prevalensi stunting di Riau bisa turun.
Ditanya terkait perkiraan angka prevalensi stunting, Mardalena enggan menjawab. Menurut dia, BKKBN tetap menunggu hasil SKI keluar. Namun, dia berharap, hasilnya bisa sesuai dengan target nasional yaitu di angka 14 persen pada tahun 2024.
"Kuncinya adalah kolaborasi dan kerjasama lintas sektor untuk mengintervensi," paparnya. Untuk memperkuat kerjasama itu, BKKBN baru saja mengeluarkan Dashboard Strategi Pemantauan Keluarga Berisiko Stunting yang Terintegrasi. Strategi ini diharapkan bisa memantau bagaimana intervensi yang dilakukan masing-masing stakeholder pada keluarga berisiko stunting.
Sejauh ini, Riau termasuk dalam lima provinsi dengan angka prevalensi stunting yang terendah di Indonesia, yaitu 17 persen. Meski demikian, Mardalena meminta agar tak terlena dengan capaian itu. Semua harus tetap bergerak bersama untuk mencapai target.
Selain menurunkan prevalensi stunting, BKKBN juga menekankan pentingnya kualitas kinerja agar stunting dapat tertangani dan keluarga berisiko stunting mendapat intervensi.
Sementara, terkait program Bapak Asuh Anak Stunting, Mardalena menyebut saat ini sudah mulai dilaksanakan langsung oleh kabupaten/kota. "Kalau dulu difasilitasi oleh provinsi," kata dia. Misalnya, di Dumai ada program pembagian dua butir telur. Lalu di Indragiri Hulu melibatkan perusahaan-perusahaan. (*)
What's Your Reaction?