Saat Ramadhan, UMRI Bakal Berbagi Bantuan untuk 1.000 Dhuafa
Selain penyerahan bantuan kepada dhuafa, beberapa kegiatan juga akan digelar sepanjang bulan ramadhan. Seperti lomba bagi siswa dan mahasiswa, baitul arqam, dan lainnya.
RIAUCERDAS.COM - Ramadhan 1444H sudah di depan mata. Sejumlah pihak mulai mempersiapkan berbagai kegiatan yang bakal digelar sepanjang bulan suci bagi umat Islam tersebut. Termasuk pihak Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI).
Di ramadhan tahun ini, UMRI bakal menggelar sejumlah kegiatan yang kental dengan aktivitas keislaman dan kemuhammadiyahan. Semuanya itu bakal dikemas dalam satu agenda Ramadhan Fair 1444H yang digelar mulai jelang bulan puasa hingga sehari sebelum Idul Fitri.
"Di bulan ramadhan kali ini harus berbeda. Nuansa keislaman dan kemuhammadiyahan harus terlihat di kampus kita. Kegiatan-kegiatan yang digelar pun lebih banyak dari tahun sebelumnya," ucap Rektor UMRI, Dr Saidul Amin, MA, Sabtu (18/3/2023).
Ia menjelaskan, ada sejumlah kegiatan yang bakal digelar pada program Ramadhan Fair 1444H ini. Jelang memasuki bulan ramadhan, yaitu 21 Maret, bakal ada tabligh akbar yang menghadirkan narasumber Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Dr H. Anwar Abbas, M.Ag MM. Tabligh akbar ini diikuti Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau, BPH UMRI, pimpinan, civitas akademika dan keluarga besar UMRI.
Kemudian, ada juga kegiatan bazar serta acara berbuka puasa bersama civitas akademika UMRI dengan sejumlah tokoh politik. "Nanti ada legislator daerah pemilihan Riau yang turut serta dalam kegiatan ini. Sudah ada empat orang yang mengkonfirmasi hadir dalam acara itu," kata Rektor.
Dia menyebut, tujuan melibatkan para legislator Senayan dalam kegiatan ini adalah membuat hubungan yang baik antara perguruan tinggi dengan wakil rakyat di pusat. Dari situ, para legislator bisa menampung aspirasi peserta kegiatan yang hadir.
Kemudian acara puncaknya adalah buka puasa bersama 1.000 dhuafa. Nantinya, bakal ada penyerahan bantuan kepada para dhuafa ini. Bantuan itu disalurkan kepada dhuafa yang terdata oleh lembaga Lazismu serta penghuni panti asuhan yang ada di bawah persyarikatan Muhammadiyah.
Rektor menekankan, kentalnya nuansa keislaman dan kemuhammadiyahan ini menjadi penanda bahwa antara Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan persyarikatan seperti ruh dan badan. Jadi dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Apalagi, UMRI itu di bawah persyarikatan.
"UMRI sebagai AUM pemiliknya adalah PWM Riau. Kami ini pengelola saja. Karena itu, kami harus banyak bicara pada PP Muhammadiyah yang untuk kegiatan untuk urusan perguruan tinggi kebijakannya terbuka dilaksanakan oleh PWM," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Ramadhan Fair 1444H yang juga Ketua Lembaga Al Islam dan Kemuhammadiyahan (LAIK) UMRI, Afdhal S.Ud MPI menjelaskan tujuan kegiatan Ramadhan Fair tahun ini adalah meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Lalu, mempererat silaturahim dan menumbuhkan solidaritas pada sesama.
Ramadhan Fair ini juga bertujuan memperteguh serta upaya penguatan nilai-nilai Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) dalam kehidupan kampus, menciptakan sarjana UMRI sebagai miniatur AIK, meningkatkan rasa kepedulian sosial serta memotivasi mahasiswa untuk beribadah.
Senada dengan pernyataan rektor, Afhdal menyebut dalam Ramadhan Fair ini, akan ada penyerahan bantuan bagi dhuafa. Nantinya, setiap malam akan diserahkan 50 paket. Waktu acara penyerahan bantuan itulah akan diundang senator asal Riau untuk menyerahkan santunan bagi dhuafa. Di samping itu, ada terbuka peluang untuk mendengarkan aspirasi masyarakat.
Afhdal menegaskan, senator yang diundang terbuka untuk siapa saja yang berasal dari Dapil Riau. "Kami terbuka bagi senator asal Riau mana saja. Tidak ditentukan partainya dan tak harus kader Muhammadiyah," paparnya. Dengan demikian, jika ada masukan-masukan dari mahasiswa terkait kondisi terkini di masyarakat, bisa langsung disampaikan kepada senator yang hadir.
Kegiatan lainnya yang dilakukan yaitu, sholat tarawih berjamaahdi Masjid Baitul Hikmah UMRI. Sholat tarawih berjamaah itu mengundang terbuka untuk masyarakat umum. Nantinya, pihak kampus akan menghadirkan hafidz 30 juz untuk mengimami sholat selama ramadhan.
Ada juga kegiatan Pasar Ramadhan yang dimulai dari tanggal 27 Maret sampai 15 April. Masyarakat yang ingin membuka stand boleh menghubungi panitia. Selanjutnya ada perlombaan untuk siswa SLTA sederajat. Seperti tilawah, tahfidz Quran dan fahmil Quran pada 27-30 Maret.
Baitul Arqam Refreshing Pimpinan, Dosen dan Tenaga Kependidikan pada 31 Maret sampai 9 April yang jumlahnya diperkirakan 250 orang. Seluruh peserta akan diinapkan di kampus. Salah satunya untuk melatih kesederhanaan.
Ada juga Baitul Arqam untuk Purna Studi Calon Wisudawan pada tanggal 3 April sampai 13 April yang diperkirakan bakal diikuti 420 orang. Kegiatan yang mengharuskan pesertanya menginap di kampus ini akan dibagi dalam empat angkatan.
Ada juga lomba antarmahasiswa yang bakal digelar pada 11-13 April di Masjid Baitul Hikmah dan halaman kampus. Bentuk lombanya seperti pidato, MTQ, cerdas cermat, MHQ dan MSQ. Lalu ada buka puasa bersama pimpinan dan seluruh civitas akademika UMRI di masjid.
Di malam puncak ada pembagian 1.000 paket hadiah ramadhan bagi kaum dhuafa. Rencananya, kegiatan yang berlangsung pada 1 April ini bakal dihadiri Gubernur Riau, sesepuh Muhammadiyah, PWM, BPH UMRI, pimpinan dan civitas akademika UMRI.
Sementara itu, Ketua Terpilih PWM Riau, Dr Hendri Sayuti menjelaskan tentang ketetapan awal ramadhan 1444H. Menurut dia, Muhammadiyah sudah meletakkan maklumat bahwa 1 Ramadhan 1444H yang ditetapkan lewat metode hisab hakiki wujudul hilal.
Diterangkan dia, berdasarkan penghitungan secara empiris benda-benda langit, ijtimak jelang Ramadhan pada tanggal 21 Maret belum terjadi. Ijtimak baru terjadi keesokan harinya, yaitu 22 Maret pukul 00:25:41 WIB. Tinggi bulan pada saat terbenam di Yogyakarta diyakini sudah 7 derajat. Artinya hilal sudah wujud. Sementara di seluruh Indonesia, pada saat matahari terbenam itu, bulan berada di atas ufuk.
"Maka, Muhammadiyah menetapkan 23 Maret adalah 1 Ramadhan 1444H," ungkap Hendri Sayuti. Sementara, 1 Syawal, ditetapkan 21 April 2023. Kemudian, Muhammadiyah menetapkan Idul Adha pada 28 Juni 2023 berdasarkan terjadinya perubahan bulan pada 1 Zulhijjah.
Sayuti menyebut, tahun ini waktu ramadhan tersebut mungkin saja ada kesamaan dengan ketetapan pemerintah. Tapi, sama tidaknya akan ditentukan dalam sidang isbath oleh pemerintah. "Meskipun terjadi perbedaan, hal itu bukan menjadi permasalahan. Karena begitulah cara kita beragama," kata dia.
Sementara, Wakil Rektor III UMRI, Dr Jufrizal menyebut Ramadhan Fair baru kali ini dilakukan. Tujuannya agar UMRI juga ingin berkontribusi bagi masyarakat sekitar. Sementara, santunan dhuafa dilakukan karena ada masyarakat di sekitar UMRI yang masih membutuhkan bantuan. (*)
What's Your Reaction?