UMRI Hadirkan Ulama Internasional, Dalam Bicang Tauhid Negara Serumpun

Jun 28, 2025 - 16:24
Jun 28, 2025 - 16:29
 0
UMRI Hadirkan Ulama Internasional, Dalam Bicang Tauhid Negara Serumpun
Suasana Bincang Tauhid Negera Serumpun yang diselenggarakan Umri pada Jumat malam.

RIAUCERDAS.COM, PEKANBARU - Dalam rangka Milad Ke-17 Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) menggelar acara Bincang Tauhid Negara Serumpun dengan mengusung tema “The Concept of Tauhid in the Digital Era: Relevance and Integrative Studies”. Kegiatan yang sarat nilai spiritual dan intelektual ini berlangsung di Balai Serindit, Gedung Daerah Provinsi Riau, pada Jumat (27/6/2025) malam.

Acara ini dihadiri oleh Rektor Umri Dr H Saidul Amin, MA., beserta jajaran Wakil Rektor, Badan Pembina Harian (BPH) Umri, Gubernur Riau H Abdul Wahid, MSi., civitas akademika serta ratusan mahasiswa Umri. Diskusi ilmiah ini turut menghadirkan tokoh-tokoh besar dari berbagai negara, di antaranya, Prof Dato’ Dr Mohd Asri bin Zainul Abidin dari Malaysia, Dr Abdullah Yasin dari Malaysia, Prof Dr Langputeh dari Thailand, Man Thanh Thanh Hoang dari Vietnam, Prof Dr H Nazir MA dari Indonesia, dan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Syamsul Anwar MA. 

Dalam sambutannya, Rektor Umri menyampaikan bahwa tema ini sengaja diangkat karena semakin banyak generasi muda yang belum memahami konsep dasar tauhid secara mendalam. “Tuhan mesti satu, sebab Dia mengadakan, tapi tidak diadakan,” ujar Dr Saidul Amin menegaskan makna tauhid.

Lebih lanjut, Rektor menjelaskan bahwa kata Tauhid berasal dari akar kata Arab “wahhada – yuwahhidu – tauhīdan” yang berarti mengesakan. Orang yang meyakini bahwa Tuhan itu satu disebut sebagai muwahhid (ahli tauhid). Diskusi ini diharapkan menjadi ruang pembelajaran lintas negara dalam memperkuat pemahaman umat terhadap keesaan Tuhan di tengah perkembangan zaman.

Gubernur Riau dalam sambutannya menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menilai bahwa diskusi seperti ini penting dilakukan di tengah tantangan zaman yang penuh dengan arus informasi dan disrupsi moral. “Berawal dari pemikiran, lahirlah tingkah laku. Jika pemahaman agama belum sempurna, maka akan ada kesalahan dalam menerjemahkannya,” ungkap H Abdul Wahid, MSi.

Ia juga mengapresiasi Umri yang telah memprakarsai adanya kegiatan ini dan menegaskan bahwa diskusi tentang tauhid sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. “Riau dikenal sebagai tanah Melayu yang majemuk dan berbudaya. Melayu identik dengan Islam. Maka kegiatan ini sejalan dengan visi kami: Riau yang bedelau, dinamis, ekologis, agamis, dan maju,” jelas Gubernur Riau lagi.

Pada sesi materi, para narasumber dalam diskusi tersebut mengangkat berbagai persoalan kontemporer terkait pemahaman tauhid, seperti maraknya penyimpangan aqidah, dominasi sains dan kecerdasan buatan (AI) yang bisa menggeser keyakinan spiritual, hingga fenomena masyarakat yang memisahkan antara keimanan dan teknologi.

Disampaikan pula bahwa salah satu tantangan utama dalam tauhid adalah syirik—menyekutukan Tuhan—yang kini muncul dalam bentuk baru, seperti fanatisme terhadap teknologi dan menjadikan AI sebagai “tuhan” baru dalam kehidupan. Di negara-negara yang sekuler, konsep ketuhanan hanya dimaknai sebatas kalimat “Laa ilaha illallah”. Oleh karena itu perbincangan Tauhid ini menjadi penting untuk memahami makna dari kalimat setelahnya bahwa tiada tuhan selain Allah. 

Melalui hadirnya tokoh-tokoh lintas negara, diskusi ini tidak hanya memperkaya pemahaman keislaman dari perspektif internasional, tetapi juga memperkuat solidaritas keilmuan antar negara serumpun di Asia Tenggara. Acara ditutup dengan harapan agar generasi muda semakin memahami nilai-nilai ketauhidan sebagai dasar kehidupan yang kokoh dan tak tergoyahkan oleh zaman. (rls)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow