Kecuali Inhu, 11 Kabupaten/Kota di Riau Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
Sebanyak 11 kabupaten/kota di Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana hidrometeorologi menyusul masuknya musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari 2026. BPBD Damkar Riau mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir, longsor, dan angin puting beliung.
- 11 daerah di Riau resmi siaga darurat menghadapi ancaman banjir, longsor, dan angin puting beliung.
- Kabupaten Indragiri Hulu belum menetapkan status siaga, BPBD Riau mendorong segera dilakukan demi kemudahan koordinasi.
- Masyarakat diminta waspada dan aktif melapor jika terjadi kondisi darurat agar penanganan cepat dilakukan.
RIAUCERDAS.COM, PEKANBARU - Sebanyak 11 kabupaten/kota di Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana hidrometeorologi, yang meliputi banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.
Penetapan ini dilakukan seiring Provinsi Riau yang kini memasuki musim hujan, dengan intensitas curah hujan diprediksi berlangsung hingga akhir Januari 2026.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Damkar Riau, M Edy Afrizal, mengatakan status siaga darurat tersebut telah ditetapkan oleh sebagian besar daerah sebagai langkah antisipasi terhadap potensi bencana.
“Sudah 11 kabupaten/kota di Riau yang menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana hidrometeorologi,” ujar Edy Afrizal, Selasa (16/12/2025).
Ia merinci, daerah yang telah menetapkan status siaga tersebut meliputi Kabupaten Rokan Hulu, Indragiri Hilir, Rokan Hilir, Siak, Kuantan Singingi, Kampar, Kepulauan Meranti, Bengkalis, Pelalawan, serta Kota Pekanbaru dan Kota Dumai.
Sementara itu, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) menjadi satu-satunya daerah yang belum menetapkan status siaga darurat. BPBD Damkar Riau pun telah mendorong pemerintah setempat agar segera mengambil langkah serupa.
“Kita mendorong agar pemerintah daerah yang belum menetapkan status siaga segera melakukannya, sehingga ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, koordinasi dan penanganan bisa lebih cepat dan mudah,” jelasnya.
Selain kepada pemerintah daerah, BPBD Damkar Riau juga mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di wilayah rawan banjir, untuk tetap waspada, memantau perkembangan cuaca dan ketinggian air, serta segera melaporkan kondisi darurat kepada aparat setempat jika situasi memburuk.
“Kami terus memantau perkembangan di lapangan, terutama di wilayah-wilayah rawan banjir. Kami juga meminta daerah agar segera melapor jika terjadi bencana, dan apabila membutuhkan bantuan, agar langsung disampaikan supaya kami bisa segera turun ke lokasi,” tutup Edy Afrizal. (rls)