85 Persen Sekolah Terdampak Bencana di Aceh, Sumbar, dan Sumut Siap Memulai Semester Genap 5 Januari 2026

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memastikan 85 persen sekolah terdampak bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara siap melaksanakan pembelajaran semester genap pada 5 Januari 2026. Proses belajar dilakukan secara adaptif dengan mengutamakan keselamatan serta pemulihan layanan pendidikan.

85 Persen Sekolah Terdampak Bencana di Aceh, Sumbar, dan Sumut Siap Memulai Semester Genap 5 Januari 2026
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti saat menyampaikan taklimat media, Selasa (30/12/2025) di kantor BNPB, Jakarta. (Sumber: Kemendikdasmen)

RINGKASAN BERITA : 

  • 85 persen sekolah terdampak bencana di Aceh, Sumbar, dan Sumut siap memulai semester genap pada 5 Januari 2026.
  • 4.149 sekolah terdampak, dengan 3.508 sudah beroperasi, 587 dalam pembersihan, dan 54 belajar di tenda darurat.
  • Kemendikdasmen salurkan bantuan besar-besaran, mulai dari sarana belajar, kurikulum darurat, hingga tunjangan khusus guru dan tenaga kependidikan.

RIAUCERDAS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memastikan sebagian besar sekolah terdampak bencana di Provinsi Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara siap melaksanakan pembelajaran semester genap mulai 5 Januari 2026.

Kesiapan tersebut mencakup sekitar 85 persen dari total satuan pendidikan yang terdampak bencana di tiga provinsi tersebut.

Pembelajaran akan berlangsung secara aman, adaptif, dan berorientasi pada pemulihan layanan pendidikan dengan tetap mengutamakan keselamatan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam taklimat media di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa (30/12/2025), menegaskan bahwa Kemendikdasmen memberikan fleksibilitas kepada daerah dalam menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran sesuai kondisi pasca bencana.

“Dalam situasi pemulihan pasca bencana, anak-anak tetap harus menjalani proses pembelajaran dan hak belajarnya harus terpenuhi,” ujar Abdul Mu’ti.

Berdasarkan data Kemendikdasmen per 30 Desember 2025, tercatat sebanyak 4.149 satuan pendidikan terdampak bencana.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.508 sekolah sudah dapat beroperasi, 587 sekolah masih dalam proses pembersihan, dan 54 sekolah melaksanakan pembelajaran di tenda darurat.

Untuk mendukung kelangsungan pembelajaran, Kemendikdasmen telah menyalurkan berbagai bentuk bantuan, antara lain pembersihan sekolah, pendirian tenda darurat, peralatan sekolah, ruang kelas darurat, dana operasional, dukungan psikososial, serta buku bacaan.

Secara keseluruhan, bantuan yang telah disalurkan meliputi 27.000 paket peralatan sekolah, 147 unit tenda, 160 ruang kelas darurat, 212.000 eksemplar buku bacaan, dukungan psikososial senilai Rp700 juta, serta dana operasional lebih dari Rp25 miliar.

Selain dukungan sarana, Kemendikdasmen juga menerapkan Kurikulum Penanggulangan Dampak Bencana yang disesuaikan dengan fase pemulihan.

Pada fase tanggap darurat, kurikulum difokuskan pada literasi dasar, numerasi dasar, dukungan psikososial, dan edukasi mitigasi bencana. 

Pada fase pemulihan dini hingga lanjutan, kurikulum disesuaikan secara bertahap hingga integrasi pendidikan kebencanaan dan penguatan kualitas pembelajaran.

Kemendikdasmen juga telah menyalurkan Tunjangan Khusus bagi guru dan tenaga kependidikan di daerah terdampak.

Di Aceh, total bantuan mencapai Rp15,7 miliar untuk 7.861 penerima. 

Sumatra Barat menerima Rp5,5 miliar untuk 2.795 penerima, sedangkan Sumatra Utara menerima Rp11,5 miliar untuk 5.783 penerima.

Kemendikdasmen mengimbau seluruh satuan pendidikan untuk terus memantau kondisi lingkungan sekolah, berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan pihak terkait, serta mengutamakan keselamatan dalam setiap aktivitas pembelajaran.

Pemerintah optimistis langkah-langkah tersebut mampu memastikan keberlanjutan layanan pendidikan yang tangguh dan berkelanjutan di wilayah terdampak bencana. (*)