Panen Karya dan Pagelaran Tari Siswa Meriahkan Peringatan Hari Guru di SMAN 8 Pekanbaru
Pagelaran tari tradisional adalah bentuk rasa cinta terhadap budaya yang ada di Indonesia. Diharapkan siswa menyadari betul tentang budaya yang ada di negeri ini
RIAUCERDAS.COM - Sejumlah kegiatan digelar SMAN 8 Pekanbaru untuk memeriahkan peringatan Hari Guru Nasional Ke-78. Puncak peringatan dilakukan pada Senin (27/11/2023) yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Riau, Dr Kamsol.
Di hari ini, ada beberapa kegiatan yang dilakukan dan melibatkan seluruh siswa. Siswa kelas X dan XI melakukan Panen Karya. Seluruh karya siswa dipamerkan dalam sebuah stand-stand yang didirikan di lingkungan sekolah.
Sementara, siswa kelas XII melakukan Pagelaran Tari Tradisional. Pagelaran ini dilakukan oleh siswa IPA dan IPS. Tari yang dipertunjukkan berasal dari berbagai daerah di Nusantara.
"Pagelaran tari tradisional adalah bentuk rasa cinta terhadap budaya yang ada di Indonesia. Diharapkan siswa menyadari betul tentang budaya yang ada di negeri ini," ujar Kepala SMAN 8 Pekanbaru, Tavip Tria Candra S.Pd MM.
Kegiatan lainnya yaitu Panen Karya dari siswa kelas X dan XI yang melaksanakan Kurikulum Merdeka. Tamu undangan, katanya, bisa melihat aktivitas P5 serta berbagai karya siswa yang dipamerkan dalam kegiatan ini.
Sebelumnya, pihak sekolah juga menggelar sunatan massal pada Jumat (24/11/2023) lalu. Dimana, ada 15 orang yang ikut serta yang merupakan anak yang tinggal di sekitar sekolah dan sejumlah anak pendidik di SMAN 8.
Sementara, Kepala Disdik Riau, Dr Kamsol menyampaikan, ada yang menarik dalam peringatan Hari Guru tahun ini. Dimana ada perubahan yang sangat mendasar pada pendidikan. Dimana transformasi teknologi harus dilakukan dalam dunia pendidikan saat ini.
Hal ini tak lepas dari banyaknya jumlah generasi milenial dan generasi Z di Indonesia. Dimana ada 39 persen dari jumlah penduduk adalah generasi milenial. Sementara 26 persen adalah generasi Z. Mereka inilah kelompok yang sangat lekat dengan dunia digital.
"Artinya, kalau dilihat saat ini, 60 persen penduduk dekat dengan teknologi. Bahkan, anak-anak sekarang sudah hidup tak lepas dari teknologi seperti ponsel. Sejak Covid-19 terjadi, penggunaan teknologi semakin naik," kata dia.
Belajar, katanya, tidak lagi ditentukan oleh sekolah. Bahkan, belajar pun tidak musti dilakukan di sekolah. Dengan perkembangan teknologi yang ada, siswa bisa belajar darimana saja. Bisa di kebun sawit dan tempat lainnya sesuai kondisi masing-masing.
Artinya, pola belajar di kelas seperti yang dilakukan berpuluh-puluhan tahun lalu tidak lagi relevan. Di sinilah tugas guru sangat berat. Dimana, guru harus mampu menyampaikan ilmu yang tepat bagi kebutuhan anak.
"Semua ini sebenarnya sudah lama dikenalkan oleh Ki Hajar Dewantara. Ing Ngarso Sung Tulodo artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang di tengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang," katanya.
Pemprov, terangnya, terus berupaya meningkatkan pendidikan. Meski hasilnya belum maksimal, pihaknya terus berupaya agar program Merdeka Belajar terus diterapkan agar siswa memiliki wawasan yang baik dan siap menghadapi masa depan. (*)
What's Your Reaction?