Begini Kiat Desa Desa Tapung Makmur Berhasil Jadi Desa Bebas Stunting
Desa Tapung Makmur dinyatakan sebagai Desa Bebas Stunting. Dimana sebelumnya pada tahun 2021, Desa Tapung Makmur menjadi salah satu lokus stunting dengan angka prevalensi stunting 18,89 persen.
RIAUCERDAS.COM - Direktorat Bina Keluarga Balita dan Anak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar webinar Praktik Baik Desa/Kelurahan Bebas Stunting (De'Best), Selasa (28/2/2023).
Dalam webinar itu, dibahas sejumlah upaya penguatan program 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Termasuk penurunan angka stunting. Terkait hal ini, Kepala Desa Tapung Makmur, Amas Ramadhan Sitompul menyebut perlu dilakukan advokasi pimpinan daerah.
Amas Ramadhan memaparkan, Desa Tapung Makmur Kecamatan Tapung Hilir, Kampar menjadi salah satu desa terpilih dalam Praktik Baik De'Best di 1.000 HPK. Semua itu, tambahnya, tidak luput dari dukungan semua pihak.
“Kita bersyukur karena pada tahun 2022, Desa Tapung Makmur dinyatakan sebagai Desa Bebas Stunting. Dimana sebelumnya pada tahun 2021, Desa Tapung Makmur menjadi salah satu lokus stunting dengan angka prevalensi stunting 18,89 persen,” ujarnya.
BACA JUGA: Angka Stunting di Kampar Terus Turun, BKKBN Riau Beri Apresiasi
Keberhasilan itu, ujar Amas, merupakan salah satu program unggulan/inovasi Desa Tapung Makmur yakni Ayah Hebat dan Ayah Sehat yang diberi nama Kelompok Ayah Hebat 'Sakinah' yang dibentuk sejak tahun 2019.
Adapun tujuan program tersebut adalah untuk meningkatkan peran serta ayah dalam pola pengasuhan balita. Sehingga dapat meningkatkan kualitas balita melalui pengasuhan yang tepat dan optimal.
"Kelompok Ayah Hebat ini merupakan kelompok BKB yang terdiri dari kader-kader laki-laki atau ayah yang peduli terhadap pertumbuhan dan perkembangan Balita, kegiatan Kelompok Ayah Sehat 'SETIA' juga memotivasi ayah/suami untuk tidak merokok di dalam rumah sebagai salah satu indikator dalam pelaksanaan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga," paparnya.
Amas juga menambahkan bahwa kelompok ini dibentuk karena masyarakat mulai menyadari bahwa paparan asap rokok dapat merusak kesehatan.
“Oleh sebab itu, diharapkan semua ayah atau suami yang merokok dapat mengurangi konsumsi rokok atau menghindari merokok di dalam rumah. Sehingga disana disediakan pojok tempat merokok di luar rumah (ruang terbuka), dengan harapan anggota keluarga dapat terhindar dari asap rokok,” tulisnya.
Kepengurusan Ayah Hebat dan Ayah Sehat melibatkan Bhabinkantibmas, Babinsa, Petugas Kesehatan, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat setempat. (rls)
What's Your Reaction?