Supaya Betah, Rektor Unilak Usul Perpustakaan Dibuat Senyaman Kafe

Perpustakaan masa kini harus seperti kafe. Dibuat senyaman mungkin, sehingga orang betah berlama-lama. Perpustakaan juga harus enak dipandang mata. Dengan cara ini, diharapkan bisa meningkatkan minat orang berkunjung ke perpustakaan.

Jun 13, 2024 - 13:26
 0
Supaya Betah, Rektor Unilak Usul Perpustakaan Dibuat Senyaman Kafe
Rektor Unilak, Prof Junaidi ketika menjadi narasumber yang membahas dalam Bimtek terkait pengelolaan perpustakaan perguruan tinggi. (Sumber : unilak.ac.id)

RIAUCERDAS.COM - Perpustakaan masa kini harus seperti kafe. Dibuat senyaman mungkin, sehingga orang betah berlama-lama. Perpustakaan juga harus enak dipandang mata. Dengan cara ini, diharapkan bisa meningkatkan minat orang berkunjung ke perpustakaan.

Hal ini disampaikan Rektor Universitas Lancang Kuning (Unilak), Prof Junaidi ketika menjadi narasumber dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi se-Provinsi Riau yang digelar mulai tanggal 11 hingga 13 Juni 2024 di Grand Zuri Hotel Pekanbaru. Kegiatan ini diadakan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Menurut Prof Junaidi ada beberapa tantangan yang dihadapi pengelola perpustakaan saat ini. Di antaranya, minat baca generasi Z yang rendah. Alhasil, generasi ini jarang datang ke perpustakaan.

Tantangan lainnya, dukungan dana baik untuk pemenuhan sumber daya manusia (SDM) maupun sarana prasarana tergolong minim. Di samping itu, pengelolaan perpustakaan masih menerapkan pola konvensional. Perpustakaan hanya seperti tumpukan rak-rak buku.

Hal lain yang disorot Prof Junaidi adalah cara pandang pimpinan perguruan tinggi terhadap unit perpustakaan internal. Menurutnya, dukungan penuh pada operasional perpustakaan harus dilakukan jika ingin hasil yang baik. Ia merujuk kondisi di Unilak dimana perpustakaan universitas telah terakreditasi A. 

Pengelolaan Perpustakaan Unilak, tambahnya, telah terintegrasi. Koleksi buku digital juga tersedia. Di samping itu, koleksi jurnal, aplikasi sistem informasi pendukung pun tersedia di perpustakaan tersebut

Dengan pengalaman ini, Unilak siap berkolaborasi dengan perguruan tinggi lainnya di Riau untuk mendorong peningkatan akreditasi perpustakaan menjadi A. Apalagi, perpustakaan perguruan tinggi yang terakreditasi A di Riau hanya beberapa jumlahnya.

Selain perguruan tinggi, pengurus Dewan Pustakawan Nasional ini juga menyorot permasalah yang sama juga dialami perpustakaan di sejumlah sekolah di Riau. Baik jenjang SD hingga SMA sederajat. 

Sebagai solusi, ia menilai perlu peningkatan akreditasi, penggunaan teknologi informasi yang terintegrasi, peningkatan koleksi digital, dan perencanaan program yang baik.

Prof Junaidi juga menganggap penting dilakukan pelatihan staf yang profesional. Baik institusi maupun SDM juga perlu memiliki kemampuan marketing komunikasi yang baik. Semua itu perlu didukung dengan desain interior yang menarik minat baca, serta program kerja berkelanjutan.

"Saat ini masyarakat atau pengunjung ingin kemudahan, maka solusinya perpustakaan digital ini yang dilirik, tanpa mengesampingkan perpustakaan konvensional. Saya dorong pustakawan di perguruan tinggi menjadi leader dalam peningkatan kualitas perpustakaan," kata dia.

Untuk diketahui, Bimtek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi di wilayah kerja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Riau ini diikuti 50 pustakawan/kepala pustaka. Peserta adalah pengelola perpustakaan perguruan tinggi seperti, Universitas Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Muhamadiyah Riau, Universitas Hang Tuah, Universitas Tabrani Rab, Politeknik Kampar, dan lainnya.(*)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow