Roestam Effendi, Penyair, Politisi Komunis dan Guru yang Pernah Mengajar di Siak
Keberadaan Roestam di Belanda bukan tanpa sebab. Ia berangkat ke negeri kincir angin itu saat terjadi huru hara perlawanan komunis di Silungkang pada tahun 1926.
Hari ini, 118 tahun yang lalu, Roestam Effendi lahir di Padang, Sumatera Barat. Sejarah Indonesia mencatatnya sebagai seorang penyair yang menulis kumpulan puisi berjudul Percikan Permenungan.
Dilansir dari ensiklopedia.kemdikbud.go.id Selain berkesenian, Roestam juga merupakan salah satu politisi terkemuka di jamannya. Bahkan, saat berada di negeri Belanda, ia menjadi orang Indonesia pertama yang pernah duduk sebagai anggota dewan termuda pada Tweede Kamer der Staten General atau Majelis Rendah Belanda (1933-1946).
Di Belanda, ia melanjutkan pendidikan dengan meraih ijazah pendidikan dasar di Den Haag. Selanjutnya ia menempuh pendidikan di Middelbaar Onderwijs Economie (pendidikan menengah ekonomi).
Roestam juga pernah kuliah di Hoge Schule fur Journalistik di Berlin dan Lenin's Universitet di Moskow. Ia dikenal kritis dan menjadi salah satu tokoh politik Indonesia yang berhaluan ke Partai Komunis Belanda.
Keberadaan Roestam di Belanda bukan tanpa sebab. Ia berangkat ke negeri kincir angin itu saat terjadi huru hara perlawanan komunis di Silungkang pada tahun 1926.
Anak dari pasangan Soeleiman Effendi (seorang juru foto) dan Sawiah ini selama di tanah air juga memiliki latar berpendidikan. Dia pernah menempuh pendidikan sekolah rendah (HIS) di Padang.
Selanjutnya, ia bersekolah di ke Kweekschool (Sekolah Raja) di Bukittinggi. Selesai dari Sekolah Raja, ia melanjutkan pendidikan ke HKS di Bandung pada tahun 1924. Itu merupakan sekolah tinggi guru untuk Bumiputera. Lulus dari sana ia, Historia.id mencatatkan bahwa Roestam pernah mengajar di Siak Sri Indrapura, Riau.
Anak sulung dari sembilan bersaudara itu pernah menceburkan diri ke dalam berbagai pergerakan kebudayaan dan politik. Tahun 1924-1927 Rustam Effendi aktif dalam organisasi Jong Sumatranenbond, khususnya pergerakan di Minangkabau.
Dia menjadi guru/kepala sekolah di Perguruan Tinggi Islam Adabiah II dan dipilih sebagai anggota termuda untuk dewan kotapraja, Padang. Di dunia politik, Roestam menjalin hubungan dengan para anggota pentinggi Partai Komunis Indonesia.
Roestam menikah dengan Johanna Berta Roodveldt, pada 17 Juni 1937. Ia meninggal di Jakarta, pada tanggal 24 Mei 1979. (wil)
What's Your Reaction?