Kelompok Masyarakat Bengkalis dan Siak Provinsi Riau Belajar Mangrove di Johor, Malaysia.

Kelompok masyarakat pemerhati lingkungan asal Kabupaten Siak dan Bengkalis menanam mangrove di Johor Malaysia.

Nov 15, 2025 - 11:05
Nov 15, 2025 - 11:19
 0
Kelompok Masyarakat Bengkalis dan Siak Provinsi Riau Belajar Mangrove di Johor, Malaysia.
Suasana penanaman pohon mangrove oleh kelompok masyarakat pemerhati lingkungan asal Kabupaten Siak dan Bengkalis dalam kegiatan di Johor, Malaysia.

RIAUCERDAS.COM, JOHOR - Kelompok masyarakat pemerhati lingkungan khususnya Kawasan Mangrove  dari kabupaten Bengkalis, Siak, provinsi Riau mendapat kesempatan mengikuti program Peer learning visit to Johor, Malaysia, dengan dukungan pembiayaan dari Aramco Asia Singapore dan diselenggarakan oleh Global Environment Centre (GEC) dan Yayasan Gambut, di Johor, Malaysia dari 10-14 November 2025.

Sebanyak  25 orang yang terdiri dari Yayasan Bahtera Melayu, kelompok Paghet Segagah, Sepahat Hijau, Sekat Bakau dan Belatram. Para peserta berkesempatan belajar bersama mengenai pembibitan, penanaman, perawatan, pengelolaan ekowisata dan pengembangan produk turunan mangrove bersama dengan kelompok masyarakat pemerhati mangrove dari Malaysia, Sahabat Hutan Bakau Pulau Tanjung Surat (SHBPTS) dan Kelab Komuniti Bakau Parit Jawa (KKBPJ).

Para peserta disambut hangat perwakilan GEC, Mr Nagarajan Rengasamy, Manager of GEC Forest and Coastal Programme. Yang akrab disapa dengan Mr. Raj ini menyampaikan agar kelompok dari Indonesia dan kelompok Malaysia dapat belajar bersama bertukar pengalaman dalam pengelolaan ekosistem mangrove.

"Gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk belajar bersama apa yang dipelajari disini mengenai mangrove dapat diadaptasikan dan disesuaikan dengan permasalahan mangrove teman-teman Indonesia" ungkap Raj.

Mulyadi, Direktur Yayasan Gambut juga berkesempatan menyampaikan, bahwasanya kelompok yang hadir adalah kelompok yang mendapatkan dukungan rehabilitasi dari Aramco Asia Singapore dan GEC di wilayah mangrove.

"Tentunya kami sangat berterimakasih dengan adanya program ini, harapannya kelompok tidak hanya merehabilitasi dan memulihkan ekosistem kawasan mangrove namun juga memberikan dampak ekonomi bagi kelompok dan masyarakat, untuk itu kelompok dapat belajar dalam mengembangkan kawasan mangrove sebagai sumber pendapatan dan sistem pengelolaan keuangannya dengan baik" ucapnya.

Kelompok mengikuti praktik lapangan dengan berpartisipasi melakukan penanaman 300 pohon mangrove dan melakukan penyemaian mangrove 200 bibit.  Selanjutnya peserta mencari kerang lokan dilokasi rehabilitasi mangrove project Aramco Asia Singapore, ini menunjukkan ekosistem mangrove mulai membaik.

Selanjutnya Asep ketua kelompok Sepahat Hijau dari Bengkalis ini memberikan pelatihan teknik pembibitan Mangrove jenis Perepat. Menurut Asep bahwasanya Perepat merupakan jenis mangrove yang tumbuh di kawasan zona 1 atau yang  tumbuh didepan garis pantai dan susah dibudidayakan.

"Pembibitan Perepat susah -susah gampang, setelah biji di semai harus setiap hari disiram seperti habitatnya selalu terkena air" ucap Asep.

Rombongan juga mengikuti tour keliling kampung Tanjung Surat untuk mengunjungi galeri souvenir dari kulit kerang, museum Jung katil, dan museum pulau Tanjung Surat.

Kemudian peserta diajak membuat produk lokal, Sabun dari  Ekstrak jeruju. Kegiatan bersama kelompok SHBPTS di tutup dengan perayaan budaya dengan tema "Malam serumpun" menampilkan kesenian tradisional dari Malaysia dan Indonesia.

Peserta bertolak menuju laman parit Kasim disana sambut kelompok masyarakat Malaysia KKBPJ. Peserta di bawa tour keliling tracking ekowisata mangrove, pengerajin kompang. Kemudian berlanjut kebun cabai dan belajar pembuatan produk minuman kedondong.

Dalam rombongan tersebut, turut hadir Camat Bengkalis yang diwakili Mohd Fadli Kasi pelayanan. Menurut Fadli, ini pengalaman pertamanya mengikuti kegiatan berkaitan dengan mangrove. Fadli mengatakan sepulang dari kegiatan ini akan menyampaikan ke Camat Bengkalis untuk memberikan dukungan kepada kelompok masyarakat pemerhati lingkungan Mangrove ini.

"Kegiatan belajar ini harus diterapkan di daerah kita Bengkalis yang tingkat kerusakan mangrove dan abrasinya cukup parah" tuturnya. (*)

 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow